Penyiapan Simplisia Pembuatan larutan induk dan deret standar Validasi Metode Analisa

UIN Syarif Hidayatullah Jakarta pemroses data dan interfase; seperangkat instrumen GCMS Agilent Technologies 6890 N; labu Erlenmeyer; corong; botol vial; pipet tetes; beaker gelas; dan alat- alat gelas lainnya.

3.3 PROSEDUR KERJA

Prosedur kerja yang akan dilakukan dalam penelitian ini meliputi : 3.3.1 Penyiapan simplisia 3.3.2 Proses perolehan minyak 3.3.3 Pembuatan larutan induk dan deret standar α-tokoferol 3.3.4 Validasi Metode Analisa α-Tokoferol 3.3.5 Analisis α-tokoferol pada minyak biji kelor dengan KCKT 3.3.6 Analisis kandungan minyak biji kelor dengan GCMS

3.3.1 Penyiapan Simplisia

Penyiapan simplisia biji kelor dilakukan dengan : 1. Buah yang sudah masak dikupas dan dikeluarkan biji-bijinya 2. Kemudian biji dikeringkan dengan udara kering angin 3. Kemudian kulit biji dikupasdibuang kulit arinya 3.3.2 Proses perolehan Minyak 3.3.2.1 Ekstraksi dengan pelarut 1. Ditimbang sebanyak 500 gram biji kelor yang telah dikupas kemudian di giling menggunakan alat grinder 2. Sampel yang sudah halus dibagi menjadi 3 untuk pengerjaan secara triplo, masing-masing 130 g sampel halus dimaserasi dengan pelarut n-heksan sebanyak 170 mL untuk menarik kandungan minyak dari dalam sampel, maserasi dilakukan berulang kontinyu sampai n-heksan rendaman yang dipisahkan dari sampel jernihtidak berwarna kandungan minyak dalam sampel sudah habishampir habis. 3. Selanjutnya ditambahkan Na 2 SO 4 anhidrat untuk menghilangkan sisa air yang ikut tersari dari dalam sampel. UIN Syarif Hidayatullah Jakarta 4. Ekstrak n-heksan hasil maserasi kemudian di uapkan dengan Rotary vacum Evaporator suhu 40 C hingga di dapatkan minyak kental dan sudah tidak ada aroma n-heksan. 5. Minyak yang diperoleh kemudian dihitung rendemen minyaknya, rendemen minyak didapat berdasarkan berat minyak lemak yang diperoleh perberat sampel x 100. 6. Minyak kental yang dihasilkan siap untuk di identifikasi kandungan α-tokoferolnya menggunakan alat KCKT.

3.3.2.2 Pengepresan Mekanis

1. Sampel biji kelor ditimbang sebanyak 130 g untuk di keringkan di oven dengan variasi suhu 40 o C, 80 o C dan 120 o C. Pengeringan dilakukan selama 2 jam dan masing-masing suhu dilakukan secara triplo. Tujuan pemanasan ini adalah untuk menghilangkan sisa air dalam sampel biji kelor dan juga untuk memecahkan sel-sel sehingga memudahkan pengeluaran minyak pada saat dilakukan pengempaan. Ketaren, S, 1986 2. Masing-masing sampel yang sudah dioven ditimbang kembali dan dibandingkan dengan berat awal untuk mengetahui kadar air yang hilang berdasarkan pengaruh masing-masing suhu. 3. Masing-masing sampel di kempa menggunakan alat kempa hidrolis manual dan minyaknya ditampung lalu ditimbang dan dihitung rendemen minyak yang dihasilkan dari masing-masing suhu. Rendemen ekstrak x 100 4. Minyak yang diperoleh dari pengempaan kemudian diuji kadar α-tokoferolnya menggunakan alat KCKT.

3.3.3 Pembuatan larutan induk dan deret standar

α-tokoferol α-Tokoferol ditimbang seksama 25 mg lalu dimasukkan ke dalam labu ukur 50 mL dan dilarutkan dengan etanol sampai tanda batas, dikocok hingga homogen. Diperoleh konsentrasi larutan induk standar α-tokoferol larutan A sebesar 0,5 mgmL 500 µgmL = 500 ppm. Kemudian dilakukan pengenceran larutan induk menjadi 10 µgmL larutan B dengan mengambil 0,5 mL larutan UIN Syarif Hidayatullah Jakarta standar 500 µgmL lalu dimasukkan kedalam labu ukur 25 mL dan dilarutkan dengan etanol:THF 1:1 sampai tanda batas. Dari larutan standar 10 ppm larutan B dilakukan pengenceran pembuatan deret standar dengan konsentrasi 0,5; 1; 2; 5 dan 10 µgmL.

3.3.4 Validasi Metode Analisa

α-Tokoferol dalam ekstrak Harmita, 2006 a. Uji linieritas dan pembuatan kurva kalibrasi Seri larutan standar α-tokoferol dengan konsentrasi 0,5-10 µgmL masing- masing disuntikkan sebanyak 20 µL ke dalam instrumen KCKT pada kondisi fase gerak dan kecepatan alir terpilih. Dari data pengukuran dibuat kurva kalibrasi dengan menggunakan persamaan garis regresi linear y=a+bx. Linieritas dari kurva kalibrasi dilihat dengan menghitung koefisien korelasi r dari persamaan garis linier. b. Uji batas deteksi LOD dan batas kuantifikasi LOQ LOQ dihitung melalui persamaan garis regresi linier dari kurva kalibrasi, dengan rumus : Sedangkan nilai batas deteksi LOD diperoleh dengan rumus : Dimana Syx adalah simpangan baku residual, b adalah slope dari persamaan regresi. c. Uji perolehan kembali Sampel berupa minyak dari biji buah kelor ditimbang seksama sebanyak 0,25 g dan dilarutkan dengan etanol 10 mL, ditambahkan larutan induk dari standar spike sebanyak 0,5 mL lalu dicukupkan volumenya hingga 25 mL menggunakan etanol:THF 1:1. Masukkan ke dalam vial kemudian injeksikan sebanyak 20,0 µL ke alat KCKT dan dicatat luas puncaknya. Dan dihitung persen perolehan kembali recovery dengan rumus : UIN Syarif Hidayatullah Jakarta recovery = x 100 a = kadar terukur sampel yang ditambahkan spike b = kadar rata-rata sampel yang tidak ditambahkan spike c = penambahan spike

3.3.5 Analisis