UIN Syarif Hidayatullah Jakarta
2.1.4 Morfologi
Kelor M.oleifera tumbuh dalam bentuk pohon dengan tinggi 7-12 m. Batang berkayu lignosus dengan diameter 10-45 cm, tegak, berwarna putih
kotor, kulit tipis, permukaan kasar. Percabangan simpodial, arah cabang tegak atau miring, cenderung tumbuh lurus dan memanjang. Daun majemuk, bertangkai
panjang, tersusun berseling alternate, beranak daun gasal, helai daun saat muda berwarna hijau muda
– setelah dewasa hijau tua, bentuk helai daun bulat telur, panjang 1-2 cm, lebar 1-2 cm, tipis lemas, ujung dan pangkal tumpul optusus,
tepi rata, susunan pertulangan menyirip pinnate, permukaan atas dan bawah halus. Bunga muncul di ketiak daun axillaris, bertangkai panjang, kelopak
berwarna putih agak krem, menebar aroma khas. Buah kelor berbentuk panjang bersegi tiga, panjang 20-60 cm, buah muda berwarna hijau
– setelah tua menjadi cokelat, bentuk biji bulat
– berwarna cokelat kehitaman, berbuah setelah berumur 12-18 bulan. Akar tunggang, berwarna putih, membesar seperti lobak.
Perbanyakan bisa secara generatif biji maupun vegetatif stek batang.
a b
c d
Gambar 1. a pohon, b buah, c bijipolong sebelum dikupas, d bijipolong setelah dikupas.
Sumber : Navie dan steve, 2010
2.1.5 Tempat Tumbuh dan Distribusi Tanaman
Tanaman ini tumbuh di dataran rendah maupun dataran tinggi sampai di ketinggian + 1000 m dpl, banyak ditanam sebagai tapal batas atau pagar di
halaman rumah atau ladang. Spesies ini di budidayakan secara luas sejak dahulu di Roma, Yunani kuno dan Mesir dan saat ini meluas di seluruh daerah tropis dan
subtropis di dunia karena mempunyai toleransi rentang iklim yang luas. Tanaman ini juga sangat banyak ditemukan di seluruh bagian dari negeri india dan
pegunungan Himalaya. Qaiser 1973; Navie dan steve, 2010
UIN Syarif Hidayatullah Jakarta
2.1.6 Kandungan Kimia
Daun kelor kaya asam askorbat, asam amino, sterol, glukosida isoquarsetin, karoten, ramentin, kaemperol dan kaemferitin. Hasil analisis lain juga melaporkan
adanya kandungan senyawa-senyawa berikut: 75,0 mgpelembab moisture, 6,7 mg protein, 1,7 mg lemak ekstrak eter., 13,4 mg karbohidrat, 0,9 mg serat dan
2,3 bahan mineral: 440 mg kalsium, 70 mg fosfor, dan besi 7,0 mg100 g daun.
Daunnya juga mengandung 11.300 IU karoten prekursor vitamin A, vitamin B, 220 mg vitamin C dan 7,4 mg tokoferol 100g daun. Juga mengandung substansi
estrogenik dan esterase pektin. Singh G.P et al.,2012 Tabel 1. Kandungan kimia tumbuhan yang diisolasi dari Moringa oleifera Lam.
Bagian Kandungan Kimia
Akar 4-
α-L-rhamnopiranoksiloksi-benzilglukosinolat dan benzilglukosinolat
Batang 4-
hidroksimellein, vanillin, -sitosteron, asam oktacosanik dan -sitosterol
Kulit kayu 4-
α-L-rhamnopiranosiloksi-benzilglukosinolat Eksudat gum
L-arabinosa, D-galaktosa,asam D-glukuronat, L-rhamnosa, D- mannosa, D-xylosa dan leukoantosianin
Daun Glikosida niazirin, niazirinin dan three mustard oil glycosides,
4- [4’-O-asetil- α -L-rhamnosiloksi benzil] isothiosianat,
niaziminin A dan B Bunga yang
matang D-mannosa, D-glukosa, protein, asam askorbat, polisakarida
Keseluruhan biji
Nitril, isotiosianat, tiokarbanat, 0- [β’-hidroksi-γ’-β’’-
hepteniloksi]-propilundekanoat, 0-etil-4- [ α -1-ramnosiloksi-
benzil] karbamat, metil-p- hidroksibenzoat dan -sitosterol
Biji yang tua Crude protein, Crude fat, karbohidrat, metionin, sistein, 4-
α-L- ramnopiranosiloksi-benzilglukosinolat, benzilglukosinolat,
moringin, mono-palmitat and di-oleic trigliserida Minyak biji
Vitamin A, beta karoten, prekursor Vitamin A
UIN Syarif Hidayatullah Jakarta
2.1.7 KegunaanKhasiat