Analisis Analisis kandungan minyak biji kelor dengan GCMS

UIN Syarif Hidayatullah Jakarta recovery = x 100 a = kadar terukur sampel yang ditambahkan spike b = kadar rata-rata sampel yang tidak ditambahkan spike c = penambahan spike

3.3.5 Analisis

α-Tokoferol pada minyak biji kelor dengan KCKT Sampel berupa minyak dari biji buah kelor ditimbang seksama sebanyak 0,25 g dan dilarutkan dengan etanol 10 mL, lalu dicukupkan volumenya hingga 25 mL menggunakan etanol:THF 1:1. Sampel dimasukkan ke dalam vial kemudian injeksikan sebanyak 20,0 µL ke alat KCKT dan dicatat luas puncaknya. Percobaan diulang sebanyak dua kali. Berikut ini spesifikasi dan pengkondisian alat KCKT : Nama alat : Perkin Elmer series 200 Detektor : Spektrofotometer UVVIS Panjang gelombang : 280 nm Kolom : Kolom LiChosper® C18 Panjang kolom : 25 cm Diameter kolom : 5 µm Pelarut pembawa : Metanol Grade HPLC Suhu kolom : 25 o C Kecepatan aliran : 1,0 mLmin Instansi : Laboratorium Instrumen Balai Besar Industri Agro Kadar α-tokoferol dalam sampel dihitung berdasarkan persamaan kurva kalibrasi yang telah diperoleh. Y = a + bx Y = Luas puncak X = konsentrasi α-tokoferol µgmL Konsentrasi α-tokoferol dalam sampel minyak menjadi : X = Sehingga kadar α-tokoferol dihitung dengan rumus : X µgmL ∑ mL pelarut sampel yang ditimbang UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

3.3.6 Analisis kandungan minyak biji kelor dengan GCMS

Sebanyak 0,5 g minyak dilarutkan dengan Etil asetat 5 mL lalu disuntikkan ke alat kromatografi gas. Berikut ini spesifikasi dan pengkondisian alat Kromatografi Gas : Nama alat : GC – 6890N Network GC system Agilent Technologies Detektor : MS Kolom : Kolom Kapiler HP-5MS Bahan pengisi kolom : 5 - phenyl-Methylpolysiloxane Panjang kolom : 30 m Diameter kolom : 0,25 mm Gas pembawa : Helium Suhu kolom : 290 o C Suhu detektor : 250 o C Suhu injektor : 290 o C Kecepatan aliran : 1,0 mLmin Instansi : Laboratorium Forensik Mabes Polri 30 UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

BAB 4 HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1 HASIL PERCOBAAN

1. Perolehan minyak Pada proses perolehan minyak yang dilakukan dengan metode ekstraksi dan pengepresan mekanis diperoleh hasil yang berbeda. Hasil selengkapnya bisa dilihat pada tabel berikut : Tabel 5. Data hasil perolehan minyak Metode Berat sampel g Minyak yang dihasilkan g Persentase Rata-rata Ekstraksi Maserasi dengan n-heksan 130 52,2 40,14 40,01 130 51,8 39,84 130 52,1 40,07 Pengepre san mekanis Tempering biji suhu 40 o C 130 11,23 8,64 10 130 14,77 11,36 130 13 10 Tempering biji suhu 80 o C 130 10,75 8,27 7.6 130 8 6,15 130 10,9 8,38 Tempering biji suhu 120 o C 130 10,29 7,92 6,77 130 8,67 6,67 130 7,48 5,72