4. Mengusulkan jumlah belanja  yang  terlalu besar untuk komponen belanja dan
anggaran setiap kegiatan. 5.
Memperbesar anggaran untuk kegiatan yang sulit diukur hasilnya. Perilaku  oportunistik  legislatif  dapat  terjadi  pada  dua  posisi,  yakni  sebagai
prinsipal  dan  juga  sebagai  agen.  Sebagai  prinsipal  bagi  eksekutif,  legislatif  dapat merealisasikan  kepentingannya  dengan  membuat  kebijakan  yang  seolah-olah
merupakan kesepakatan di antara kedua belah pihak, tetapi menguntungkan legislatif dalam  jangka  panjang,  baik  secara  individual  maupun  institusional.  Melalui
discretionary  power  yang  dimilikinya,  legislatif  dapat  mengusulkan  kebijakan  yang sulit  untuk  ditolak  oleh  eksekutif,  meskipun  usulan  tersebut  tidak  berhubungan
langsung dengan pelayanan publik dan fungsi legislatif.
2.1.2.   Anggaran Daerah Sektor Publik
Anggaran  adalah  rencana  kegiatan  yang  dipresentasikan  dalam  bentuk rencana  perolehan  pendapatan  dan  belanja  dalam  satuan  moneter
.
Anggaran  berisi estimasi  mengenai  apa  yang  akan  dilakukan  organisasi  di  masa  yang  akan  datang.
Secara  singkat  dapat  dinyatakan  bahwa  anggaran  publik  merupakan  suatu  rencana finansial yang menyatakan:
1. Berapa biaya atas rencana-rencana yang dibuat pengeluaranbelanja.
2. Berapa  banyak  dan  bagaimana  caranya  memperoleh  uang  untuk
mendanai rencana tersebut pendapatan.
p d f Machine
A pdf w rit er t hat  produces qualit y PDF files w it h ease
Produce quality PDF files in seconds and preserve the integrity of your original docum ents. Com patible across nearly all Windows platform s, if you can print from  a windows application yo u can use pdfMachine.
Get yours now
Universitas Sumatera Utara
Anggaran daerah merupakan salah satu alat yang memegang peranan penting karena di dalamnya tercermin  kebutuhan masyarakat dengan memperhatikan potensi
dan  sumber-sumber  kekayaan  daerah.  APBN  merupakan  rencana  keuangan  tahunan pemerintah  Negara  yang  disetujui  oleh  Dewan  Perwakilan  Rakyat  DaerahDPR
DPRD UU keuangan Negara, 2002. Tujuan  utama  proses  perumusan  anggaran  adalah  menterjemahkan
perencanaan  ekonomi  pemerintah,  yang  terdiri  dari  perencanaan  input  dan  output dalam  satuan  keuangan.  Oleh  karena  itu,  proses  perumusan  anggaran  harus  dapat
menggali  dan  mengendalikan  sumber-sumber  dana  publik.  Proses  pembuatan  satu tahun  anggaran  tersebut  dikenal  dengan  istilah  penganggaran.  Keterbatasan  sumber
daya  yang  dimiliki  menyebabkan  proses  pembuatan  keputusan  pengalokasian menjadi  sangat  dinamis.  Terlebih  lagi  dalam  kondisi  di  mana  terdapat  banyak  pihak
dengan  kepentingan  dan  preferensi  yang  berbeda  Rubin,  1993  dalam  Darwanto Yustikasari,  2007.  Penganggaran  terbagi  ke  dalam  empat  tahapan,  yakni excecutive
planning, legislative approval, excecutive implementation, dan ex post accountability. Pada  kedua  tahapan  pertama  terjadi  interaksi  antara  eksekutif,  legislatif  dan  politik
anggaran  paling  mendominasi,  sementara  pada  dua  tahap  terakhir  hanya  melibatkan birokrasi sebagai agent Hagen, 2005.
2.1.3.   Proses Penyusunan Anggaran di Indonesia