mempunyai kesadaran, mengetahui dan sampai berpartisipasi secara langsung. Seperti penuturan informan berikut:
“Pesada bagi kami sangat mempengaruhi kehidupan kami, dimana sisi kehidupan yang tidak pernah dibahas tetapi dibahas,
ini tentu hal yang baru bagi kami. Kita dibuat sadar sampai ikut berpartisipasi. Partisipasi Dalam politik adalah merupakan satu
sisi yang tidak kita sadari dan tidak kita ketahui selama ini, karna memang belum ada yang membukakan pemikiran kita. itu bisa
diketahui kalau kita sering dengar dan melihat maka sesuatu hal yang tidak kita ketahui maka akan kita ketahui. Dan itu yang
dibawa oleh Pesada dengan pemberdayaan kami mendapatkan banyak hal. Kami bisa mengakses informasi apa itu politik
perempuan, bagaimana keterlibatan kami, dan pengaruhnya ketika kami berpartisipasi. Hal yang tetap dilakukan oleh Pesada
adalah pendampingan kepada perempuan yang tidak berdaya dalam politik. Jadi kegiatan pemberdayaan sangat bagus dan
berpengaruh”. wawancara dengan informan Ronna, November 2008.
“Pesada berfungsi sebagai tempat bagi penguatan perempuan dalam berbagai bidang kehidupan dan salah satu dari bidang
kehidupan yang dimaksud yang ini yaitu politik perempuan. Bukan tidak mungkin kalau pemberdayaan tidak ada maka
perempuan-perempuan desa seperti kami akan tetap tertinggal dan tidak akan ada berperan dimasyarakat oleh karena
kebodohan kami sendiri. Pesada dalam fungsinya dapat membawa angin segar yang baru didesa kami ini”. wawancara
dengan informan Rismawaty, November 2008.
4.4.5. Peranan Sosial Pesada Dalam Pemberdayaan Politik Perempuan
Dalam setiap peranan ada harapan-harapan yang hendak dicapai dan diwujudkan, begitu juga dengan institusi Pesada yang diharapkan dapat menjadi
lembaga fungsional dalam menjalankan tugas dan fungsinya yaitu sebagai lembaga yang menangani masalah politik perempuan melalui penyediaaan akses tentang
politik perempuan, disikusi-diskusi, lokakarya, pelatihan, studi banding dan siaran pers.
Universitas Sumatera Utara
Salah satu teori peranan yang dikaitakan dengan sosial adalah teori Herbert Mead menguraikan tentang tahap-tahap pengembangan diri self manusia dalam
bukunya Mind, self and society 1972 bahwa pada mulanya individu itu melakukan perannya dengan cara imitasi yang meniru-niru peran orang lain yang berada
disekitarnya kemudian berkmembang menjadi mengetahui peranan yang harus dijalankan dan ia telah mengetahui pola peranan orang lain serta yang terakhir telah
mampu mengambil peranan-peranan orang lain dalam masyarakat. Pesada sebagai lembaga sosial penguatan perempuan mempunyai peranan
yang sanagt vital dalam perekembangan politik perempuan sesuai dengan visi dan misinya dengan tercapainya kondisi masyarakat yang dijiwai oleh semangat,
ketulusan hati, disiplin, kesederhaan, solidaritas, pengabdian,dan kesetaraan gender melalui kegiatan-kegiatan penguatan perempuan mulai dari pendampingan bagi
perempuan-perempuan yang tidak punya kesadaran dan buta atau tidak tahu menahu akan pentingnya peranan politik perempuan, kursus-kursus, diskusi-diskusi
mendalam, pelatihan, lokakarya, seminar, dan siaran pers, penerbitan buletin suara perempuan dengan tujuan menambahkan kesadaran, penguatan serta partisipasi dari
seluruh masyarakat khususnya perempuan desa Jambu Bellang. Dengan adanya berbagai macam kegiatan mulai dari pendampingan, kursus, diskusi-diskusi
mendalam, pelatihan, lokakarya, seminar, siaran pers, peneritan buletin suara perempuan diharapkan akan adanya kesadaran dari masyarakat untuk menjadikan
kebutaan dan peminggiran terhadap perempuan dalam politik sebagai masalah bersama yang harus didukung secara bersama-sama dan seiring dengan berjalannya
Universitas Sumatera Utara
kegiatan dari pemberdayaan mampu menghapus pandangan atau stigma yang selama ini tumbuh dimasyarakat sekitar bahwa politik hanya untuk laki-laki.
Stigma yang telah terpola akan hilang ketika pandangan masyarakat telah berubah dan tentu saja membutuhkan suatu cara untuk menghapusnya, untuk itu
diperlukan kegiatan-kegiatan yang langsung terjun kemasyarakat sehingga masyarakat akan melihat kegiatan-kegiatan yang dilakukan guna membukakan
pemikiran masyarakat yang selama ini telah terpola. Pemberdayaan merupakan suatu cara untuk mengubah pola pandangan masyarakat. Dengan kegiatan pemberdayaan
akan muncul perempuan-perempuan berpartisipasi secara langsung dalam politik dan juga dengan terbukanya pemikiran masyarakat terhadap politik perempuan berarti
memberikan ruang waktu dan tempat bagaimana perempuan mengembangkan kemampuannya seperti yang diutarakan oleh beberapa informan sebagai berikut:
“Adanya banyak kegiatan mulai pendampingan, kursus-kursus, lokakarya, diskusi mendalam, pelatihan, seminar, penerbitan
buletin Suara Perempuan per bula yang diberikan ke semua anggota dan bahkan siaran pers tentang politik perempuan
diharapkan ada kesadaran dari masyarakat untuk menjadikan kalau kebutaan dan peminggiran terhadap perempuan di politik
jadi masalah bersama bukan hanya permasalahan kaum perempuan tapi masalah bersama sehingga ini mendapat
dukungan dari semua masyarakat. Dan akhirnya kan nanti stigma masyarakat yang menyatakan politik hanya urusan laki-laki
lambat laun akan terhapus, tentu untuk menghapus stigma ini diperlukan suatu bukti dari kegiatan pemberdayaan yang
diadakan dan diharapkan adanya pemberdayaan berarti
partisipasi pun harus terlihat oleh masyarakat sekitar. Dan sebaliknya pemerintah maupun masyarakat memberikan waktu
dan tempat bagi perempuan yang mengikuti pemberdayaan untuk mengembangkan kemampuannya, percayakanlah jangan
disengaja ga dikasi kesempatan”. wawancara dengan informan Ronna, November 2008.
Universitas Sumatera Utara
4.4.6. Harapan Tentang Kegiatan Pemberdayaan Politik Perempuan 4.4.6.1. Harapan Pesada Tentang Kegiatan Pemberdayaan Politik Perempuan
Dalam setiap peranan tentu ada harapan yang ingin diwujudkan, dengan adanya harapan yang ingin diwujudkan sehingga dilakukan melalui berbagai
kegiatan-kegiatan. Begitu juga halnya dengan pesada mempunyai harapan dengan keberadaan Pesada didalam lingkungan desa Jambu Bellang, dapat menjadi wadah
bagi masyarakat pada umumnya dan para perempuan khususnya untuk mendapatkan penyadaran dan pengetahuan politik perempuan sehingga perempuan-perempuan
tidak lagi berada dalam kebutaannya dan kemiskinannya dalam partisipasi politik melalui tindakan pemberdayaan politik perempuan.
Lebih jauh lagi Pesada berharap dengan adanya Pesada sebagai lembaga sosial yang peduli pada permasalahan perempuan khususnya politik perempuan dapat
menjadi awal kebangkitan bagi perempuan-perempuan desa yang buta akan masalah politik perempuan, serta perempuan-perempuan yang jauh dari akses politik
perempuan diharapkan agar perempuan-perempuan mempunyai kesadaran dan mau bangkit dari keadaannya yang tidak menyadari perananya sehingga perempuan
mempunyai peranan yang sama dengan laki-laki dalam politik. Dan tidak sampai berhenti dititik partisipasi namun melalui kegiatan ini diharapkan muncul kesadaran
kritis yang berarti mereka sudah bisa mempunyai kemampuan untuk mengawasi dan menganalisis kebijakan-kebijakan yang tidak berjalan dengan baik. Karena ketika
mereka kritis itu berarti sudah diatas paartisipasi.
Universitas Sumatera Utara
Pesada dalam menjalankan fungsinya tentu tidak bisa melakukan sendiri, Pesada sebagai suatu lembaga banyak melakukan kerjasama dengan pihak-pihak lain
baik nasional swasta dan pemerintah maupun internasional. Pesada melakukan kerjasamanya dengan lembaga-lembaga yang sama dengan perjuangannya terkait
dengan permasalahan perempuan. Selain itu Pesada juga mengharapkan semua masyarakat baik laki-laki dan perempuan tidak memandang sebelah mata dan
melecehkan perempuan-perempuan yang ingin berpartisipasi dalam politik. Perempuan-perempuan membutuhkan adanya dukungan dari pihak-pihak luar
maupun keluarga terutama suami. Dengan adanya kesadaran yang rasional dari masyarakat perempuan tentang perlunya perempuan sebagai roda perubahan bagi
desanya diharapkan pada saat ini dan masa yang akan datang angka ketertinggalan dan kebutaan perempuan dalam politik akan terminimalisasi di Indonesia dan di
kabupaten Pakpak Barat khususnya. Pesada juga mengharapkan kepada pemerintah untuk memberikan kesempatan dan kepercayaan terhadap perempuan layaknya
seperti yang diberikan kepada laki-laki mengingat budaya patriarkhi masih kuat didaerah ini, dan lebih lanjut lagi Pesada juga mengharapkan kepada kaum
perempuan untuk mendukung sesama kaumnya. Selain itu Pesada juga mempunyai harapan agar lembaga sosial ini dapat terus berkembang, sehingga dapat secara
maksimal menjalankan tugas dan fungsinya sesuai dengan visi dan misi yang telah ditetapkan Pesada dalam melaksanakan perannya sebagai tempat penguatan bagi
perempuan yang mengalami ketidakadilan dan kemiskinan khususnya dibidang politik melalui berbagai kegiatan akan secara cepat tercapai. Pengurus mengatakan
masih banyak terdapat kekurangan-kekurangan dalam mendukung kerja dan visi misi
Universitas Sumatera Utara
dalam menanggulangi ketidakadilan dan kemiskinan perempuan akan politik seperti yang diuraikan oleh pengurus dibawah ini.
Tabel 6 Hal-Hal Yang Kurang Mendukung Dalam Kegiatan Pemberdayaan
Politik Perempuan Yang Dilakukan Pesada
No Hal-hal yang kurang mendukung dalam kegiatan pemberdayaan politik
perempuan
1. Budaya patriakhat yang sangat kuat dimasyarakat
2. Stigma masyarakat akan politik negatif
3. Masyarakat melecehkan perempuan yang mau berpartisipasi dalam politik
4. Takut terhadap keluarga
5. Masih minimnya akses akan politik perempuan
6. Masih sangat rendahnya kesadaran masyarakat terhadap politik
7. Faktor struktural masyarakat