4.4.2. Respon Masyarakat dengan Keberadaan Pesada Tabel 3
Respon Masyarakat dengan Keberadaan Pesada No Nama
Setuju dengan
keberadaan Pesada
Tidak setuju dengan keberadaan Pesada
1. Ronna Sangat
setuju -
2. Rismawaty Ya,
setuju -
3. Remsina Sangat
setuju -
4. Dina manik
Sangat setuju -
5. Ristati Sangat
setuju -
8. Rosmita
Setuju -
9. Hotmaida
Sangat setuju -
10. Beres Padang
Sangat setuju -
Sumber : Wawancara dengan informan, November 2008
Berdasarkan tabel tiga 3 diatas dapat dilihat bagaimana respon dari para informan akan pertanyaan tentang keberadaan Pesada di tengah –tengah masyarakat
sangat setuju dengan keberadaan Pesada sebagai lembaga sosial yang menagani masalah pemberdayaan politik perempuan. Hal ini diperkuat dengan dengan
pendapat-pendapat informan yang diutarakan tentang keberadaan Pesada sebagai tempat untuk mendapatkan pemberdayaan politik supaya masyarakat mempunyai
Universitas Sumatera Utara
kesadaran, pengetahuan, berpartisipasi dan kritis. Berikut adalah pendapat para informan tentang keberadaan Pesada.
“Saya sangat setuju dengan adanya Pesada sebagai sebuah lembaga sosial yang menangani masalah keterbelakangan
perempuan dalam politik terutama didesa kami ini, hal ini sangat bermanfaat karena dapat sebagai sarana untuk kami dibawa pada
fase sadar akan keterlibatan perempuan didalam politik. Pesada telah membawa kami percaya diri ketika kami berhadapan
dengan laki-laki, kami tidak perlu untuk takut atau minder lagi. Hal itu semua didapat setelah mengikuti pemberdayaan politik
perempuan, jadi pesada pas untuk perempuan desa kami seperti ini.” wawancara dengan iforman Ronna, November 2008.
“Dengan adanya lembaga sosial seperti Pesada yang menagani masalah perempuan khususnya dibidang politik tentu saja
membawa kebaikan kepada perempuan-perempuan yang jauh dari akses informasi pengetahuan akan politik. Dengan
keberadaan Pesada sebagai pusat penguatan perempuan membuat perempuan yang tidak sadar dan tidak tahu menahu akan politik
untuk ikut berpartisipasi dalam politik. Jadi sangat disayangkan kalau banyak sekali perempuan yang tidak sadar akan perlunya
perempuan berpartisipasi dalam politik, justru saatnya perempuan harus menunjukkan kemampuannya. Selama ini
banyak perempuan menganggap politik itu tidak perlu, menganggap itu hanya untuk laki-laki, padahal yang mengetahui
akan kebutuhannya dan untuk membuat kebijakan akan keperluan perempuan adalah perempuan itu sendiri, kaulah dulu
berpikir kan bagaimana mungkin laki-laki akan lebih memperjuangkan hak atau kepentingan kita perempuan, jadi
siapa lagi kalau bukan perempuan itu sendiri”. wawancara dengan informan Rismawaty, November 2008.
“Selama ini yang saya tahu belum ada lembaga-lembaga yang mengadakan kegiatan untuk bisa memfasilitasi dengan memberi
pengetahuan akan politik perempuan selain Pesada, saya sebagai kepala desa yang tidak ikut pemberdayaan pun ikut senang,
karena Pesada sebagai lembaga sosial mempunyai tempat yang positif untuk pembangunan perempuan, dapat dilihat perempuan
yang ikut kegiatan pemberdayaan sudah ikut berpartisipasi akan pembangunan desa dan derajat perempuan sudah meningkat
sekalipun belum sepenuhnya seperti yang diperjuangkan oleh Pesada dan pasti itu bertahap”. wawancara dengan informan
Beres Padang, November 2008.
Universitas Sumatera Utara
Pada dasarnya para masyarakat sangat setuju dengan keberadaan Pesada sebagai lembaga sosial yang menangani masalah politik perempuan di desa Jambu
Bellang. Selain pendapat yang diutarakan oleh masyarakat yang ikut maupun tidak mengikuti pemberdayaan mengenai pendapat dan respon mereka tentang keberadaan
Pesada, para pengurus juga merasa keberadaan Pesada sebagai tempat pemberdayaan perempuan telah mendapatkan respon yang baik dari masyarakat khususnya
masyarakat perempuan dan didukung oleh semakin bertambahnya perempuan- perempuan yang mau ikut pemberdayaan dan samapai saat ini sudah berjumlah tujuh
puluh tiga 73 orang. Hal ini terungkap dari pernyataan dari informan berikut: “Saya merasa kegiatan pemberdayaan yang diadakan oleh
Pesada mendapat respon yang baik dari masyrakat khususnya para perempuan, hal ini terlihat dari semakin meningkatnya
pertambahan anggota untuk mengikuti kegiatan”. wawancara dengan informan Erlina Seha, Noveber 2008.
Tabel 4 Data Pemberdayaan Perempuan
Desa Jambu Mbellang
No Nama Pendidikan
Pekerjaan
1 Berta Nainggolan
SLTA Guru
2 Cedi Tumangger
SMP Tani
3 Ronna Berutu
SLTA Tani
4 Idem Girsang
SMP Tani
5 Dermita Tumangger
SD Tani
6 Osir Manik
SD Tani
7 Tinnen Bancin
SLTA Tani
8 Riris Manik
SD Tani
9 Rismawaty Berutu
SLTA wiraswasta
10 Rasianna Cibro
SD Tani
Universitas Sumatera Utara
11 Risdem Padang
SD Tani
12 Letmi Padang
SD Tani
13 Derli Padang
SD Tani
14 Rasta Tumangger
SD Tani
15 Linta Padang
SD Tani
16 Naomi Boangmanalu
SLTA PNS
17 Sonta Tindaon
SD Tani
18 Dina Manik
SLTP Tani
19 Lisbet Padang
SD Tani
20 Tomas Berutu
SD Tani
21 Lambok Cibro
SD Tani
22 Nosi Tumangger
SD Tani
23 Rusli Berasa
SD Tani
24 Dewi Ginting
SD Tani
25 Nima Banurea
SD Tani
26 Maun Padang
SD Tani
27 Sura Padang
SD Tani
28 Dumariansa Tumangger
SD Tani
29 Sale Cibro
SD Tani
30 Bungauli Manik
SD Tani
31 Tinur Tumangger
SD Tani
32 Remsina SLTA
wiraswasta 33 Ristati
Padang SLTA
wiraswasta
34 Rasma Munte
SD Tani
35 Norma Padang
SD Tani
36 Linda Banurea
SD Tani
37 Nurhayati Banurea
SD Tani
38 Periana Samosir
SD Tani
39 Nurianti Manik
SD Tani
40 Sitta Bancin
SD Tani
41 Hotmaida Berutu
SLTA wiraswasta
42 Merdi Padang
SD Tani
43 Helleria Kesogihen
SD Tani
44 Angsir Tumangger
SD Tani
45 Jenni Saragih
SD Tani
46 Salma Padang
SD Tani
47 Hermince Siringoringo
SD Tani
48 M.Sihombing SLTA
wiraswasta 49 Lenna
Bancin SD
Tani 50 Lidia
Padang SD
Tani 51 Rahima
Padang SD
Tani 52 Tiormianna
Tinambunan SD
Tani 53 Roida
Bancin SD
Tani
Universitas Sumatera Utara
54 Renti Bancin
SD Tani
55 Lastri Tamba
SD Tani
56 Rosmita Pandiangan
SLTA wiraswasta
57 Dani Tumangger
SD Tani
58 Suardi Tumangger
SD Tani
59 Noralisa Hasugian
SD Tani
60 Ernawati Padang
SD Tani
61 Poti Padang
SD Tani
62 Agnes Banurea
SLTA Wiraswasta
63 Rosmaya Cibro
SD Tani
64 Pastina Rumasondi
SD Tani
65 Mewah Manalu
SD Tani
66 Jeremia Karokaro
SD Tani
67 Eko Karokaro
SD Tani
68 Lasma Tindaon
SD Tani
69 Yunetti Bancin
SD Tani
70 Santi Manalu
SD Tani
71 Narita Tindaon
SD Tani
72 Ristati Padang
SLTA wiraswasta
73 Rosdiana SLTA
wiraswasta
Sumber: Dari Pesada, 2009 4.4.3. Respon Masyarakat Terhadap Berhasil atau Belum berhasil Pesada
Dalam Pemberdayaan Politik Perempuan Tabel 5
Respon Masyarakat Terhadap Berhasil atau Belum Berhasil Pesada Dalam Pemberdayaan Politik Perempuan
No Kegiatan Anggota
Kegiatan Pemberdayaan
Ronna Rismawa ty
Ristati Dina Remsina Rosmita
Hot mai
da 1.
Pendampingan Berhasil Berhasil Berhasil Berhasil Berhasil Berhasil Berhasil 2.
Diskusi – diskusi
mendalam Berhasil Berhasil Berhasil Berhasil Berhasil Berhasil Berhasil
Universitas Sumatera Utara
3. Lokakarya
Belum Belum Belum Belum Belum Belum Belum 3.
Pelatihan Berhasil Berhasil Berhasil Berhasil Berhasil Berhasil Berhasil
4. Seminar
Berhasil Berhasil Berhasil -
- Berhasil Berhasil
5. Audience
Berhasil Berhasil
- - - - - 6.
Siaran Pers
Berhasil Berhasil Berhasil Berhasil Berhasil Berhasil Berhasil 7.
Penerbitan Buletin Suara
Perempuan Berhasil Berhasil Berhasil Berhasil Berhasil Berhasil Berhasil
Sumber: Wawancara dengan informan, November 2008
Berdasarkan tabel lima 5 diatas dapat dilihat bahwasanya kegiatan pemberdayaan belum semua kegiatan yang dilakukan berhasil sampai pada saat ini.
Hal ini diperkuat dari jawaban-jawaban setiap informan yang mereka utarakan pada saat melakukan wawacara tentang sudah atau belum berhasil semua kegiatan dari
pemberdayaan yang telah dilakukan. Tabel diatas menunjukkan bahwa tujuh dari tujuh informan yang diwawancarai mengutarakan kegiatan lokakarya belum berhasil
Dan pada kegiatan seminar dua dari tujuh informan tidak mengetahui. Demikian halnya pada kegiatan audience lima dari tujuh informan tidak mengetahui. Hal itu
disebabkan karena pada kegiatan audience tidak semua anggota mengikuti, hanya sebahagian dari jumlah yang ada. Audience lebih kepada seperti pengutusan bagi
yang dianggap lebih mampu. Berikut adalah respon informan terhadap berhasil atau belum berhasil kegiatan pemberdayaan.
“Pemberdayaan yang dilakukan adalah dengan tujuan perempuan tidak lagi buta akan politik. Jadi klo sampai saat ini kegiatan
sudah berhasil namun masih ada juganya kegiatan pemberdayaan blm berhasil contonhya lokakarya ga begitu diminati mungkin
karena membosankan gitu, tapi kegiatan lainnya sudah berhasil. Dan kalau saya lihat masih banyak perempuan yang mengalami
kebutaan akan politik di desa ini dan sepanjang masih ditemukan kurangnya partisipasi perempuan dalam politik maka
pemberdayaan akan harus tetap dilakukan. Salah satu
Universitas Sumatera Utara
keberhasilan Pesada dalam kegiatan ini adalah bagaimana Pesada mengubahkan pandangan saya akan politik, tidak seperti
pemahaman yang saya miliki saat ini dan yang pada akhirnya saya mencintai bagian ini karena saya melihat bagaimana
ketidakadilan terhadap perempuan itu terjadi didaerah ini. Saya tidak buta lagi akan politik demikian halnya dengan masyarakat
perempuan lain yang ikut pemberdayaan. Dengan adanya pemberdayaan dapat merubah stigma perempuan tidak
mempunyai kemampuan yang selama ini melekat dimasyarakat. dari hasil pemberdayaan dapat dilihat misalnya yang dahulunya
tidak menyadari akan perlunya keterlibatan perempuan dipolitik, sekarang ini sudah mempunyai kesadaran dan pemahaman baru
akan politik bahkan sudah menuju ketingkat partisipasi seperti itu kalau menurut saya”. wawancara dengan informan Ronna,
November 2008. “Kita bisa melihat keadaan yang ada dari pemberdayaan sudah
bangkit perempuan dengan munculnya perempuan-perempuan mencalonkan diri sebagai calon anggota legislatif, karena bukan
saya saja yang mencalonkan diri sebagai caleg tapi ada satu lagidi desa inijuga, yah sekalipun kita ga tahu kedepannya
apakah menang atau tidak, tapi itu kan sudah bisa menggambarkan bagaimana keadaan perempuan setelah ikut
kegiatan pemberdayaan. Pengalaman saya pribadi sebagai salah satu calon angggota legislatif sangat merasakan bantuan dan
pendampingan, bagi saya Pesada bukan saja hanya mendorong lewat pendidikan politik, namun Pesada tetap menunjukkan
komitmennya dengan tidak membiarkan saya berjuang sendiri. Pesada meolong saya bagaimana cara berbicarakampanye di
depan masyarkat, cara bersikap, baliho, membuat visi dan misi, kontrak politik maupun dana pinjaman tanpa bunga”.
wawancara dengan informan Rismawaty, November 2008.
Selain pernyataan-pernyataan dari informan yang menyatakan kegiatan pemberdayaan sudah dnilai berhasil, dilihat juga dari sudah munculnya perempuan-
perempuan sebagai anggota KPU, pengurus di Kelembagaan Desa dan juga dengan adanya komitmen yang sudah dilakukan oleh pesada berupa kegiatan dalam
pencapaian perempuan brpartisipasi dalam politik yang dilakukan adalah:
Universitas Sumatera Utara
Diskusi bulanan dengan topik Hak Azasi manusia, Hak Azasi Perempuan UU no.
7 tahun 1984, UU Politik, kekerasan terhadap perempuan dan kekerasan dalam rumah tanggaUU Tahun 2003, UU quato 30
Diskusi triwulan bagi caleg perempuan dengan topik proses pemenangan, peluang
dan tantangan, belajar membuat visimisi sesuai dengan persoalan di lapangan
Talkshow caleg perempuan dalam penyampaian visi misi setiap pemilihan bupati dan legislative
Road show caleg perempuan
Polling caleg perempuan caleg pilihan masyarakat
Diskusi aktifitas perempuan SUMUT dengan issu yang hangat seputar situasi
yang terjadi setiap triwulan
Defenisi dan startegi berorganisasi
4.4.4. Fungsi Pesada Bagi Masyarakat Perempuan