politik, pengembangan kapasitas dua organisasi independent; suara perempuan untuk keadilan, kampanye hak-hak perempuan dalam politik, lokarkarya, dan siaran pers.
Secara khusus fungsi Pesada bagi masyarakat perempuan adalah sebagai berikut:
Sebagai wadah penguatan perempuan dan anak
Sebagai tempat perempuan yang mengalami peminggiran baik
ekonomi, sosial, dan politik
Sebagai tempat masyarakat khususnya perempuan-perempuan desa yang mengalami kebutaan dan tidak perduli akan partisipasinya
didalam politik
Sebagai pusat informasi seputar politik perempuan
Untuk memberikan kesadaran secara rasioanal, diskusi-diskusi tentang penyadaran gender dan hak-hak perempuan dalam politik, lokakarya,
pelatihan, studi banding, seminar, dan siaran pers.
4.2. Profil Informan 4.2.1. Informan Kunci
Informan I Nama
: Erlina Seha E Pardede S.Sos Umur
: 52 tahun Jenis Kelamin
: Perempuan
Universitas Sumatera Utara
Pendidikan :
Sarjana Jabatan di Pesada
: Ketua Dewan Pengurus Periode 2007-2010 Bergabung di Pesada : 1990
Erlina Seha E Pardede S.Sos adalah lulusan Fakultas Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia UI. Kak Erlina begitu ia biasa dipanggil oleh rekan-rekan
kerjanya di Pesada mempunyai ciri-ciri fisik yaitu tinggi 165 cm, dengan berat badan 75 kg memiliki warna kulit putih dan berambut pendek. Kak Erlina bergabung di
Pesada mulai pada tahun1990, selain menjabat sebagai ketua dewan pengurus pada saat ini, ia juga adalah salah satu pendiri dari ketujuh belas orang pendiri Pesada pada
kala itu. Kak Erlina bertempat tinggal di Santar bersama dengan suami dan anak- anaknya.
Peneliti berkunjung ke kantor pusat Pesada untuk melakukan wawancara, pada saat itu peniliti melihat ada seorang Ibu yang berdiri di lantai dua dan sambil
menanyakan kepada peneliti siapa yang hendak peneliti cari. Peneliti tidak tahu yang menyambut peniliti ternyata adalah Kak Erlina. Terlihat jelas bahwa pribadi kak
Erlina cepat akrab dengan orang baru sekalipun. Hal ini terlihat pada saat informan menyambut peneliti dengan hangat. Selain cepat akrab kak Erlina juga mempunyai
pengetahuan dan wawasan yang cukup luas, dengan setiap jawaban-jawaban dari informan pada saat mengajukan setiap pertanyaan-pertanyaan. Peniliti juga
mendapatkan banyak pemahaman-pemahaman baru tentang politik perempuan. Kak Erlina bertugas untuk mengatur dan mengkoordinir semua kegiatan
pengurus sehingga Pesada sebagai lembaga sosial berjalan sesuai dengan fungsinya.
Universitas Sumatera Utara
Selain bertugas sebagai ketua dewan pengurus kak Erlina juga aktif sebagai dosen di Universitas Nomensen Siantar dengan membawa mata kuliah penelitian masyarakat.
Informan II Nama
: Dinta Widarma Solin Umur
: 34 Tahun Jenis Kelamin
: Perempuan Pendidikan
: Diploma
Jabatan di Pesada : Koordinator wilayah Pakpak Bharat periode 2007-2010
Bergabung di Pesada : 1994 Dinta Widarma Solin adalah lulusan Diploma dari salah satu perguruan tinggi
swasta di Tarutung, Kak Dinta begitu biasa ia dipanggil oleh rekan-rekan kerjanya di Pesada mempunyai cirri-ciri fisik yaitu tinggi 147 cm, dan berat badan 56 kg
memiliki warna kulit putih dan berambut pendek. Informan memiliki dua orang anak dan bertempat tinggal tidak jauh dari kantor pusat Pesada. Kak Dinta adalah seorang
yang mempunyai pribadi yang sederhana dan luwes, hal ini terlihat dari kehidupan sehari-hari dari informan karena peneliti sendiri kenal dengan informan. Informan
menjabat sebagai koordinator wilayah Pakpak Bharat sehingga informan banyak memberikan informasi mengenai pemberdayaan politik perempuan di desa Jambu
Bellang. Kak Dinta merupakan salah satu pegawai terlama dari lima orang yang ada,
sehingga tidak salah kalau informan mempunyai informasi yang banyak tentang Pesada. Kak Dinta sudah mempunyai sepak terjang selama ini, pada awalnya ia
adalah sebagai guru di TBAA, dimana TBAA merupakan awal dari kegiatan Pesada.
Universitas Sumatera Utara
Ia bertugas untuk mengatur dan mengkoordinir semua kegiatan di wilayah Pakpak Bharat dalam pencapaian visi dan misi Pesada.
Kegiatan wawancara yang dilakukan dengan informan ini dilakukan di kantor Pesada pada saat sore-sore, karena sore-sore merupakan waktu yang senggang buat
informan untuk lebih bisa memberikan waktu banyak.
4.2.2. Informan Biasa
Informan I Nama
: Ronna Berutu yang ikut kegiatan pemberdayaan Umur
: 34 Tahun Jenis Kelamin
: Perempuan Pendidikan
: Sekolah Menengah Pertama SMK Pekerjaan
: Bertani
Jabatan di Pesada : Ketua harian wilayah Pakpak Bharat periode 2007-2010
Bergabung di Pesada : 1999 Ibu Ronna bergabung dengan Pesada pada tahun 1999 sebagai salah seorang
anggota Pesada yang ikut kegiatan pemberdayaan di desa Jambu Bellang. Kak Ronna mempunyai pendidikan setara tingkat SMA yaitu Sekolah Menengah Kejuruan
Negeri 1 SMK di Sidikalang. Kak Ronna mempunyai ciri-ciri fisik yaitu kulit hitam manis, tinggi badan 160 cm dan berat badan 49 kg, terlihat dari berat badan ia
seorang yang kurus namun ia mempunyai kekuatan yang prima. Ketika melakukan wawancara dengan informan peniliti merasa dekat dengan informan dikarenakan
peniliti di buat seperti adeknya sendiri dan itu adalah pengakuan dari informan pada
Universitas Sumatera Utara
peneliti, informan juga disuguhkan makanan ringan dan teh manis yang di beli dari kedai. Kegiatan wawancara yang dilakukan pada saat itu bertempat di Pajak desa
jambu Bellang karena ia sendiri mempunyai kesibukan yang banyak sehingga tepat pada hari kamis yang adalah hari pajak buat masyarakat Jambu Bellang. Masyarakat
di desa Jambu Bellang mempuyai kebiasaan yang sudah terpola apabila hari pajak adalah hari libur buat masyarakat
Kak Ronna merupakan masyarakat yang sudah lama tinggal di desa Jambu Bellang, dan ia adalah anak seorang mantan Kepala Desa Jambu Bellang. Selain
sebagai anggota yang mengikuti pemberdayaan ia juga dipercayakan sebagai pengurus di wilayah Pakpak Bharat pada periode tahun 2007 sampai 2010 sebagai
ketua harian yang pada awalnya kak Ronna sebagai panitia pendidikan tahun 2002. Dalam kegiatan wawancara Kak Ronna turut membantu peneliti dalam
memberikan semua jawaban-jawaban atau infromasi yang berhubungan dengan masalah penelitian, karena selain sebagai yang mengikuti pemberdayaan ia juga
adalah anggota yang paling lama dari semuanya yang sampai saat ini masih bertahan. Selain itu Ibu Ronna juga telah beberapa kali diutus dari anggota Pesada untuk
mengikuti seminar, audience, dan siaran pers di radio lokal yang menyangkut mengenai permaslahan perempuan.
Ia masih ingat betul bagaimana ketika itu masyarakat mengolok-olok ia karena terlibat dengan kegiatan politik, tetapi ia tahu betul apa yang ia kerjakan untuk
itulah ia tetap bertahan dan tidak mundur dan faktor lainnya adalah krena suaminya sendiri sangat mendukung apa yang dilakukan oleh kak Ronna. Kak Ronna
Universitas Sumatera Utara
menyatakan kebulatan hatinya untuk memperjuangkan hak-hak perempuan bersama dengan Pesada.
Kak Ronna merupakan informan yang sangat antusias dalam permaslahan perempuan, ini diperlihatkan dengan jawaban-jawaban yang diutarakan seputar
masalah perempuan khususnya dibidang politik, ia mengatakan bukan hanya laki-laki yang berpolitik, tetapi perempuan harus juga berperan jangan mau dijajah oleh
kebodohan dan ketidakpedulian akan politik. Perempuan mempunyai tempat yang harusnya sama dengan laki-laki di politik.
Informan II Nama
: Rismawaty Berutu Anggota yang ikut pemberdayaan Umur
: 47 Tahun Jenis Kelamin
: Perempuan Pendidikan
: Sekolah Lanjutan Tingkat Atas SLTA Pekerjaan
: Wiraswasta
Bergabung di Pesada : 2007
Ibu Rismawaty adalah lulusan Sekolah Lanjutan Tingkat Atas SLTA dari salah satu sekolah negeri di Sidikalang. Ibu Rismawaty mempunyai ciri-ciri fisik
yaitu tinggi badan 160 cm, berat badan 65 kg dan memiliki warna kulit putih dan berambut ombak sebahu. Ia mempunyai tiga orang anak yang masih sekolah di SLTP
dan SD. Kegiatan wawancara yang dilakukan berlangsung di rumah informan pada pagi hari tepatnya pukul 10-an, peniliti sebelumnya dari beberapa hari telah
menghubungi informan berdasarkan informasi dari koordinator wilayah. Ketika
Universitas Sumatera Utara
peniliti datang kerumah informan ia sudah mempersiapkan diri dengan rapi membuat informan merasa segan. Infroman sangat menerima peneliti dengan ramah dan
informan membuat suasana yang begitu hangat. Ia mengatakan sangat mendukung dan senang apabila ada mahasiswa yang juga mempunyai keinginan untuk konsern
pada kepentingan perjuangan perempuan, terutama peneliti juga satu suku dengan informan serta informan menyuguhkan minuman teh manis yang membantu peneliti
untuk mendapatkan kehangatan badan dikarenakan cuaca yang mendung saat itu dan membuat suasana menjadi lebih santai.
Dari segi ukuran waktu Ibu Rismawaty sebenarnya tergolong masih sangat baru di Pesada apabila dibandingkan dengan yang lainnya, ia bergabung mulai pada
tahun 2007, namun sekalipun masih baru informan sudah mempunyai kesadaran dan pemahaman yang tinggi akan politik perempuan, bahkan ia merupakan salah satu
calon anggota legislative dari desanya yang diusung oleh salah satu partai baru. Bukan main-main ia mendapat posisi urut nomor dua 2 dari delapan 8 calon laki-
laki lainnya. Ibu Rismawaty mengatakan ia mencalonkan dirinya adalah sebagai perwujudan dari pemberdayaan yang telah ia dapatkan dari Pesada selama ini dan
keinginannya untuk menyuarakan kepentingan perempuan di desanya khususnya. Selain itu Ibu Rismawaty juga adalah salah satu anggota yang sudah beberapa kali
dikirim Pesada untuk mengikuti seminar dan studi banding yang dilakukan oleh pihak-pihak organisasi atau lembaga lainnya. Hal ini terungkap pada saat wawancara
yang dilakukan. “Salah satu faktor pendukung saya untuk maju memberanikan
diri sebagai calon legislative adalah karena pemberdayaan yang saya dapat dari Pesada, saya ingin secara langsung sebagai
Universitas Sumatera Utara
pembuat kebijakan untuk keperluan perempuan yang selama ini tidak diperhitungkan dan satu hal lagi saya juga mengucap
syukur karena pesada telah beberapa kali mempercayakan saya untuk ikut seminar dan studi banding Apabila ada undangan
dari luar” wawancara dengan informan Rismawaty, November 2008.
Informan III Nama
: Remsina Anggota yang ikut pemberdayaan Umur
: 45 Tahun Jenis Kelamin
: Perempuan Pendidikan
: Sekolah Lanjutan Tingkat Pertama SLTP Pekerjaan
: Wiraswasta
Jabatan : Bendahara wilayah desa Jambu Bellang
Bergabung di Pesada : 2005 Ibu Remsina adalah salah satu masyarakat dari sekian banyak yang ikut
kegiatan pemberdayaan di Pesada, ia bergabung mulai pada tahun 2005 yang kesehariannya berjualan kelontong dan minuman kopi dirumahnya. Ia mempunyai
ciri-ciri fisik yaitu tinggi badan 165 cm, berat badan 62 kg, kulit hitam dan berambut ombak pendek. Ibu Remsina tergolong perempuan yang suka dengan humoris tinggi,
ini terlihat pada saat wawancara dengan informan di rumah informan. Ibu Remsina sangat membuat peneliti tertawa-tawa dan ditambah lagi dengan keluguannya dalam
berbicara. Menurut pengakuan dari informan alasan awal ia ikut bergabung di Pesada
hanya untuk ikut-ikutan tanpa tahu tujuan ia bergabung serta kebosanannya dengan keadaan rumanhya, dengan ikut bergabung ia bisa mendapat suasana baru dan bisa
Universitas Sumatera Utara
tentunya berkumpul dengan teman-temannya yang lain, dan itu berlangsung selama dua tahun. Namun tujuan yang ia punya saat ini sudah lain ia sudah tahu kenapa ia
harus tetap ikut bergabung dan bukanlah hal yang sia-sia apa yang ia lakukan. Informan IV
Nama : Dina Manik Anggota yang ikut pemberdayaan
Umur : 53 Tahun
Jenis Kelamin : Perempuan
Pendidikan : Sekolah Lanjutan Tingkat Pertama SLTP
Pekerjaan :
Bertani Bergabung di Pesada : 2000
Ibu Dina Manik seorang Ibu rumah tangga, yang bekerja sebagai seorang petani. Ibu Dina merupakan penduduk asli di desa Jambu Bellang, memiliki ciri-ciri
fisik sebagai berikut yaitu kulit putih dengan rambut setengah badan dan memiliki tinggi badan 150 cm dan berat badan 85 kg. Kegiatan wawancara yang dilakukan
berlangsung saat siang hari di rumah Ibu Remsina yang salah satu informan dalam penelitian ini, Ibu Dina memberikan waktunya sebelum pergi berpesta perkawinan
kedesa lain. Sosok Ibu Dina mengingatkan peneliti pada Ibu peneliti yang sangat mirip dengan suara dan bentuk tubuh dari Ibu Dina, sejenak peneliti terobati akan
rasa rindu kepada Ibunda. Informan mengakui akan keantusiasannya akan kegiatan ini sekalipun bisa dikatakan ia tidak lagi muda, namun ia mempunyai semangat yang
tinggi. Ibu Dina berpendapat bahwa Pesada sebagai sebuah lemabaga social yang
bergerak dibidang penguatan perempuan sudah dapat melakukan fungsinya, karena
Universitas Sumatera Utara
lewat Pesada Ibu ini menjadi tahu dan sadar betul akan pentingnya perempuan untuk tahu dan berpartisipasi dalam politik.
“Klo ini sudah bisa di bilang, Pesada sebagai lembaga yang bergerak untuk penguatan perempuan sudah bisa melakukan apa
yang adek tanya e..e..oya fungsinya, sudah. Karena kayak pengalaman saya pribadi sangat dibantu untuk mengetahui
politik, yang dulunya saya tidak tahu apa-apa bahkan jangankan tahu dan melakukan kesadaran untuk hal seperti itu tidak pernah
terlintas”. wawancara dengan informan Dina Manik, November 2008.
Informan V Nama
: Ristati Padang Anggota yang ikut pemberdayaan Umur
: 34 Tahun Jenis Kelamin
: Perempuan Pendidikan
: Sekolah Lanjutan Tingkat Atas SLTA Pekerjaan
: Bertani
Jabatan : Anggota
Pemberdayaan Politik Perempuan Bergabung di Pesada : 2002
Ibu Ristati seorang Ibu rumah tangga, ia juga bekerja sebagai petani, dan sebagai pendatang baru di desa Jambu Bellang mengikut suaminya yang berwarga
desa Jambu Bellang. Ibu Ristati memiliki ciri-ciri fisik sebagai berikut kulit putih, tinggi badan 150 cm dan berat badan 52 kg dan mempunyai rambut panjang. Ia
merupakan salah satu masyarakat perempuan yang mengikuti kegiatan pemberdayaan yang dilakukan oleh Pesada. Ibu Ristati tergolong sedikit pendiam terbukti dari
beberapa informan yang peneliti temui pada saat wawancara, ia hanya akan menjawab sesuai dengan yang pertanyaan diajukan oleh peneliti.
Universitas Sumatera Utara
Ibu Ristati pertama kali mengetahui keberadaan Pesada berdasarkan informasi dari temannya tentang pemerdayaan yang diselenggarakan oleh Pesada, maka ia
mendaftarkan dirinya bersama dengan teman yang sudah duluan ikut bergabung untuk bergabung di Pesada, ia tertarik karena ia pribadi penasaran akan apa yang
dilakukan Pesada kenapa banyak perempuan desa mereka mau bergabung. “saya mendaftarkan diri saya bersama dengan teman yang sudah
duluan ikut untuk bergabung karena saya penasaran ketika dikasih tahu dan melihat kenapa banyak perempuan desa kami ini mau
bergabung”. wawancara dengan infroman Ristati, November 2008.
Informan VI Nama
: Rosmita Pandiangan Anggota yang ikut pemberdayaan Umur
: 31Tahun Jenis Kelamin
: Perempuan Pendidikan
: Sekolah Lanjutan Tingkat Atas SLTA Pekerjaan
: Wiraswasta
Rosmita adalah seorang Ibu yang dikategorikan masih muda, ia tinggal bersama dirumah mertuanya dan saat ini ia berwiraswasta, Ibu Rosmita mempunyai
ciri-ciri fisik yaitu tinggi badan 150 cm, berat badan 53 kg, berkulit putih dan berambut panjang. Ibu Rosmita terlihat mempunyai semangat yang tinggi. Kegiatan
wawancara dilakukan di rumahnya, peniliti merasa sedikit segan karena wawancara yang dilakukan sembari ia memasak untuk makanan malam.
Ibu Rosmita memilih untuk tetap tinggal bersama dengan mertua karena mertuanya sendiri meminta untuk menemani, ia masih ingin menemani mertuanya
yang tidak tega membiarkan mertuanya sendiri tinggal dirumah karena sudah tua.
Universitas Sumatera Utara
Putri mengatakan ia mempuyai keinginan untuk bergabung di Pesada karena malu sama teman-temannya karena teman-temannya ikut pemberdayaan, Ia
mengatakan awalnya ikut disebabkan oleh faktor tersebut dan malah sangat bersyukur karena hal itu yang membuat untuk ia bergabung,
“Saya punya keinginan untuk bergabung di Pesada karena malu sama teman- teman saya karena teman-teman saya ikut pemberdayaan, awalnya saya ikut
disebabkan oleh faktor tersebut dan malah saya saat ini sangat bersyukur untunglah kan jadinya itu yang membuat untuk saya, karena saya juga ga tau nya banyak
tentang politik, ya okelah untuk buta ”tidak” atau ga ngerti ”tidak’ tetapi tetap aja setelah saya ikut pemberdayaannya pengetahuan saya tambahlah”.
wawancara dengan infroman Ibu Rosmita, November 2008.
Informan VII Nama
: Hotmaida Manalu Anggota yang ikut pemberdayaan Umur
: 27 Tahun Jenis Kelamin
: Perempuan Pendidikan
: Sekolah Lanjutan Pertama Atas SLTA Pekerjaan
: Wiraswasta
Hotmaida merupakan salah satu teman informan diatas yaitu Rosmita, Ibu Hotmaida menamatkan sekolahnya dari salah satu sekolah negeri di Pakpak Barat.
Ibu Hotmaida memiliki karakter yang berbeda dengan Rosmita, diamana Ibu ini terkesan orangnya pendiam, sedangkan Ibu Rosmita lebih terbuka. Ibu Hotmaida
memiliki ciri-ciri fisik yaitu tinggi badan 153 cm, berat badan 56 kg, kulit hitam manis dan berambut sebahu dan ciri-ciri lainnya mempunyai tahi lalat diatas bibir.
Universitas Sumatera Utara
Informan VII Nama
: Beres Padang Umur
: 33 Tahun Jenis Kelamin
: Laki-laki Pendidikan
: Sarjana
Pekerjaan :
Kepala Desa
Pak Beres Padang merupakan tamatan sarjana dari salah satu perguruan tinggi swasta di Medan. Pak Padang biasa ia dipanggil oleh masyarakatnya di desa Jambu
Bellang. Ia bekerja sebagai Kepala Desa yang sudah dua 2 tahun berjalan, pak Padang memiliki ciri-ciri fisik yaitu tinggi badan 175 cm, berat badan 80 kg, kulit
hitam manis dan berambut cepak. Pak padang saat ini mempunyai dua 2 anak perempuan yang masih berumur enam 6 dan satu 1 tahun. Pak Padang sebenarnya
masih baru di desa Jambu Bellang setelah ia memutuskan untuk mudik kembali kedesanya dari Jakarta ketika kabupaten Pakpak Bharat masih baru terbentuk. Di
tahun 2007 pada pemilihan desa, ia mencalokan dirinya sebagai kandidat kepala desa, dan ia bersyukur karena masyarakat memberi kepercayaan kepadanya sebagai kepala
desa. Ketika peneliti mendatangi kantor Kepala Desa Pak Padang sendiri tidak berada di kantor, yang pada akhirnya sesuai dengan infromasi dari penduduk ia berada di
rumahnya. Dengan ramah pak Kepala Desa menyambut peneliti dengan senyuman dan mempersilahkan untuk masuk dan duduk diruang tamu. Ketika sedang hendak
melakukan kegiatan wawancara Pak Padang sebenarnya mempunyai beberapa tamu, namun tidak masalah bagi informan sehingga wawancara dilakukan.
Universitas Sumatera Utara
Pak Padang sebagai Kepala desa mengetahui Pesada dan dalam berapa kali kesempatan ia mengahadiri acara dan rapat yang diadakan Pesada. Ia sangat
mendukung apa yang dilakukan oleh Pesada. Pemberdayaan yang dilakukan oleh Pesada sangat membantu masyarakat khususnya perempuan di desa mereka. Ia
mengatakan adanya perbedaan signifikan antara perempuan-perempuan yang mengikuti pemberdayaan dan yang tidak ikut, perempuan yang ikut sudah
memperlihatkan perannya sebagai masyarakat untuk dapat berpartisipasi terbukti dalam beberapa kali kegiatan di desa, perempuan-perempuan yang mengikuti
kegiatan tersebut sangat diperhitungkan pendapat ataupun pemikiran mereka. Menurut pak Padang hal itu merupakan suatu keadaan yang baik. Hal ini terungkap
pada saat kegiatan wawancara dilakukan. “Saya sudah cukup tahu mengenai Pesada dan saya juga sudah
beberapa kali mengadiri acara maupun rapat yang diadakan di desa ini. Saya melihat kegiatan yang dibuat Pesada sangat
membantu masyarakat saya khsusnya perempuan-perempuan untuk dapat terlibat di desa ini. Dan saya juga melihat akan
adanya perbedaan yang cukup signifikan antara perempuan- perempuan yang mengikuti dan tidak mengikuti kegiatan
pemeberdayaan, terlihat dari peran mereka dalam kegiatan maupun rapat desa, pendapat ataupu pemikiran mereka sudah
diperhitungkan”. wawancara dengan infroman Beres Padang, November 2008.
Universitas Sumatera Utara
4.3. Penyajian Data 4.3.1. Pendapat Pengurus Tentang Kegiatan Pemberdayaan Politik Perempuan