Pencegahan Sekunder Early Diagnosis and Prompt Treatment a. Early Diagnosis

KIE sehingga bila dijumpai gejala dapat konsultasi secepatnya. 26 Berperilaku hidup sehat, seperti menjaga kebersihan alat kelamin, menghindari hubungan seks pada usia muda dan jangan berganti-ganti pasangan seks, menghindari kebiasaan merokok. 11 Upaya pencegahan khusus berhubungan yang dengan kanker serviks dapat dilakukan dengan memberikan vaksin HPV pada wanita usia 9-26 tahun dan memilih kontrasepsi dengan metode barrier, seperti diafragma dan kondom, karena dapat memberikan perlindungan terhadap kanker serviks. 4, 12

2.8.2. Pencegahan Sekunder Early Diagnosis and Prompt Treatment a. Early Diagnosis

13 Pencegahan sekunder atau deteksi dini memiliki arti yang sama dengan skrining, yaitu pemeriksaan atau tes yang dilakukan pada orang yang belum menunjukan adanya gejala penyakit untuk menemukan penyakit yang belum terlihat atau masih berada pada stadium praklinik. Program pemeriksaan skrinning yang dianjurkan untuk kanker serviks WHO: i. Skrining pada setiap wanita minimal satu kali pada usia 35-40 tahun. ii. Kalau fasilitas tesedia lebih, lakukan tiap 5 atau 10 tahun pada wanita usia 35-55 tahun. iii. Ideal atau optimal, lakukan tiap 3 tahun pada wanita usia 25-60 tahun. Penurunan mortalitas kanker serviks di negara berkembangmaju tidak terlepas dari tes Pap. Meskipun sukses, tes Pap mempunyai keterbatasan yaitu sensitivitas untuk mendeteksi NIS dan kanker serviks invasif sebesar 51 Dori Handayani H. S : Karakteristik Penderita Kanker Serviks Rawat Inap Di Rumah Sakit Santa Elisabeth Medan Tahun 2005-2008, 2009. USU Repository © 2009 dan spesifisitas 98. Negatif palsu yang besar ini 13 karena kesalahan interpretasi dan 23 karena kesalahan sampel dan koleksi slide yang buruk. b. Prompt Treatment i. Krioterapi 16 Krioterapi ialah cara penanganan dengan menurunkan suhu leher rahim sampai jauh di bawah 0 derajat Celcius. Dilakukan dengan menyemprotkan cairan N2O yang beku ke bagian leher rahim yang hasil IVAnya abnormal. Setelah itu leher rahim yang tidak sehat tersebut akan luruh rontok, sehingga leher rahim akan pulih dan sehat kembali. ii. Operasi 25 Operasi dilakukan bila ditemukan pada stadium dini, operasi merupakan pilihan utama dengan beberapa alasan, antara lain : dapat mengambil secara keseluruhan jaringan karsinoma, pengobatan tambahan radiasi dan kemoterapi dapat lebih efektif. iii. Radiasi 25 Radiasi sebagai pengobatan karsinoma dipergunakan sejak tahun 1903, merupakan suatu cara pengobatan dengan menggunakan sinar pengion yang bertujuan untuk merusak sel-sel abnormal tanpa menimbulkan kerusakan atau gangguan yang berat dan irreversibel pada jaringan sehat sekitarnya. Radiasi yang dapat diberikan adalah: 1. Internal radiasi, terapi radiasi ini dilakukan pada stadium II-III, diberikan dua kali sebanyak 4.000 rad dengan interval selama dua minggu, diikuti dengan eksternal radiasi. Dori Handayani H. S : Karakteristik Penderita Kanker Serviks Rawat Inap Di Rumah Sakit Santa Elisabeth Medan Tahun 2005-2008, 2009. USU Repository © 2009 2. Radiasi pada korpus karsinoma, pemberiannya cukup satu kali 4.000 rad dengan tujuan menimbulkan perdarahan saat operasi dan membunuh kemungkinan metastase yang sedang berada di pembuluh darah. iv. Kemoterapi 25 Kemoterapi tidak dapat membedakan mana sel karsinoma atau mana sel normal yang mempunyai pertumbuhan cepat sehingga akan terkena pengaruhnya dan menimbulkan komplikasi. Komplikasi kemoterapi antara lain : rambut rontok, gangguan fungsi liver dan ginjal, serta gangguan pembetukan darah dan fungsinya.

2.8.3. Pencegahan tersier