e. Infeksi Virus
Dua virus diduga berperan sebagai infectious agent kanker serviks: i.
Virus herpes simpleks tipe 2 HSV-2 Antibodi HSV-2 ada dengan persentase tinggi pada pasien karsinoma serviks
bila dibandingkan dengan kontrol. Namun insidensi karsinoma serviks pada pasien yang terinfeksi virus HSV-2 adalah rendah, menunjukan bahwa potensi
karsinogenik virus tersebut tidak besar. Jika virus HSV-2 terlibat, virus tersebut dianggap hanya memainkan peran pendorong minor.
20
ii. Human Papilloma Virus HPV
HPV termasuk golongan Papovavirus yang merupakan virus DNA yang dapat bersifat memicu terjadinya perubahan genetik. Setelah terjadi infeksi HPV
pertama, perkembangan ke arah kanker serviks bergantung pada jenis HPV- nya. HPV resiko rendah atau tinggi dapat menyebabkan kelainan yang disebut
lesi pra-kanker. Tipe HPV beresiko rendah tipe 6 dan 11 hampir tidak beresiko menjadi kanker serviks, tetapi dapat menimbulkan genital warts dan
sebagian besar akan sembuh dengan sendirinya dalam 1-2 tahun karena adanya sistem kekebalan tubuh. Infeksi menetap yang disebabkan oleh tipe-
tipe HPV yang beresiko tinggi seperti tipe 16 atau 18 akan mengarah pada kanker serviks. Data yang diperoleh RS. dr. Cipto Mangunkusumo Jakarta
yang dikutip oleh Rasjidi menunjukkan bahwa HPV 16 hampir sama banyak dengan jenis HPV 18 pada kanker serviks yaitu untuk HPV 16 sebesar 41,9
dan untuk HPV 18 sebesar 37,8.
13
Dori Handayani H. S : Karakteristik Penderita Kanker Serviks Rawat Inap Di Rumah Sakit Santa Elisabeth Medan Tahun 2005-2008, 2009.
USU Repository © 2009
f. Umur pertama kali melakukan aktivitas seksual
Umur pertama kali melakukan hubungan seksual yang relatif muda dibawah 20 tahun, dikatakan bahwa pada umur muda epitel serviks uteri belum bisa
menerima rangsangan spermatozoa. Makin muda umur pertama kali melakukan hubungan seksual, maka makin tinggi resiko mendapatkan serviks uteri patogonek.
Menurut Rotkin 1973, NIS cenderung timbul jika usia pertama kali melakukan hubungan seksual kurang dari 17 tahun sedangkan Luthra dkk 1976, Pauli 1978,
dan Lambert dkk 1979 resiko tinggi jika melakukan hubungan seksual saat usia kurang dari 19 tahun.
16
Hasil penelitian Surbakti di Rumah Sakit Pirngadi Medan 2003 dengan rancangan kasus kontrol menunjukkan ada hubungan yang bermakna pada tingkat
kepercayaan 95 pada variabel umur pertama kali melakukan hubungan seksual kurang dari 20 tahun dengan OR = 4,375.
21
g. Tingkat Pendidikan