Stadium Klinik TINJAUAN PUSTAKA

2.4. Gejala Klinik

Pada stadium dini, kanker leher rahim sering tidak menunjukkan tanda-tanda yang khas atau bahkan tidak ada sama sekali, sehingga sulit diketahui. 24 Keputihan merupakan gejala yang sering ditemukan. Getah yang keluar dari vagina ini makin lama akan berbau busuk akibat infeksi dan nekrosis jaringan. Perdarahan yang dialami segera setelah senggama atau disebut sebagai perdarahan kontak merupakan gejala kanker serviks. Perdarahan yang timbul akibat terbukanya pembuluh darah makin lama akan lebih sering terjadi, juga di luar senggama perdarahan spontan. Perdarahan spontan umumya terjadi pada tingkat klinik yang lebih lanjut II atau III. Pada wanita usia lanjut yang sudah mati haid menopause dapat terjadi perdarahan spontan saat defekasi, adanya perdarahan spontan pervaginam saat berdefekasi, perlu dicurigai kemungkinan adanya karsinoma serviks lanjut, bau busuk yang khas juga memperkuat dugaan adanya karsinoma. Timbulnya gejala kekurangan darah anemia sebagai akibat perdarahan pervaginam yang berulang, kemudian rasa nyeri akibat infiltrasi sel tumor ke serabut saraf. Gejala lain yang dapat timbul ialah gejala-gejala yang disebabkan oleh metastasis jauh. Sebelum tingkat akhir, penderita meninggal akibat perdarahan yang eksesif, kegagalan faal ginjal Chronic Renal Failure=CRF akibat infiltrasi tumor ke ureter sebelum memasuki kandung kemih yang menyebabkan obstruksi total. 14

2.5. Stadium Klinik

25 Stadium klinik kanker serviks dijabarkan sesuai dengan pembagian menurut Federation International of Gynecology FIGO 1995 sebagai berikut: Dori Handayani H. S : Karakteristik Penderita Kanker Serviks Rawat Inap Di Rumah Sakit Santa Elisabeth Medan Tahun 2005-2008, 2009. USU Repository © 2009 Stadium 0 : Displasia II-III, Neoplasma Intraepitel tanpa invasi membran basal Stadium I : Karsinoma terbatas pada daerah serviks uteri Stadium I.A : Mikro invasi membran basal tidak lebih dari 5.0 mm lebarnya kurang dari 7.0 mm. Lebih dari ini tergolong stadium I.B Stadium I.A.1 : Mikro invasi kurang dari 5.00 mm dalam lebar kurang dari 7.0 mm Stadium I.A.2 : Invasi ke dalam antara 3.0-5.0 mm dan lebar kurang dari 7.0 mm. Invasi ke pembuluh darah atau kelenjar limfe, tidak dimasukkan ke dalam stadium tetapi akan mempengaruhi terapi yang akan direncanakan Stadium I.B : Perlukaan pada serviks uteri lebih dari ketetapan I.A Stadium I.B.1 : Perlukaan menurut gambaran klinik tidak lebih dari 4.0 mm Stadium I.B.2 : Perlukaan menurut gambaran klinik lebih dari 4.0 mm Stadium II : Karsinoma telah menyebar- meluas di luar serviks uteri, tetapi belum mencapai dinding pelvis. Menyebar ke vagina, tetapi hanya 13 bagian atas Stadium II.A : Tidak nyata menyebar ke parametrium Stadium II.B : Nyata menyebar ke parametrium Stadium III : Karsinoma telah menyebar ke dinding pelvis. Pada pemeriksaan rektal tidak terdapat FCS. Penyebaran perkontinuitatum telah mencapai vagina bagian bawah. Kemungkinan terdapat hidroneprosis Dori Handayani H. S : Karakteristik Penderita Kanker Serviks Rawat Inap Di Rumah Sakit Santa Elisabeth Medan Tahun 2005-2008, 2009. USU Repository © 2009 Stadium III.A : Tidak terjadi penyebaran ke dinding pelvis Stadium III.B : Menyebar ke dinding pelvis disertai hidronefrosis atau sudah ada kegagalan ginjal Stadium IV : Penyebaran di luar pelvis minor. Menyebar atau mengenai mukosa rektum dan vesika urinaria. Terdapat edema karena gangguan sirkulasi Stadium IV.A : Menyebar ke organ sekitarnya di pelvis minor Stadium IV.B : Terjadi metastase jauh pada organ, di luar pelvis minor.

2.6. Diagnosis Kanker Serviks