36
didapatkan nilai maksimal lebih tinggi pada perokok 1,67; 2,33 dibanding non- perokok 1,50; 2,17. Sehingga dapat disimpulkan bahwa kesehatan gigi dan
mulut perokok lebih rendah dibanding non-perokok.
4.1.4 Derajat Keasaman pH Saliva Subjek Penelitian
Hasil penelitian ini didapatkan derajat keasaman pH saliva pada subjek perokok 6,00 5,00-8,00 lebih rendah dibandingkan subjek non-perokok 7,00
6,00-8,00. Setelah dilakukan uji statistik Mann Whitney pada pH saliva perokok dan non-perokok didapatkan hasil p value 0,001 yang menunjukkan bahwa
terdapat perbedaan bermakna antara pH saliva perokok dan non-perokok.
4.1.5 Hubungan Indeks Brinkman, Jenis Rokok dan Konsumsi Kopi dengan Derajat Keasaman pH Saliva
Tabel 4.4 Hubungan Indeks Brinkman, Jenis Rokok, dan Konsumsi Kopi dengan pH Saliva
Jumlah n
Presentase p value
Indeks Brinkman Berat 600
Sedang 201-600 Ringan
≤200 Tidak Merokok
13 21
21 31
15,1 24,4
24,4 36,0
0,001
Jenis Rokok Kretek
Bukan Kretek Tidak Merokok
16 39
31 18,6
45,3 36,0
0,001
Konsumsi Kopi 2 gelas
≤2 gelas
23 63
26,7 73,3
0,006
Tabel 4.4 menunjukkan terdapat hubungan yang bermakna antara indeks Brinkman, jenis rokok dan konsumsi kopi dengan pH saliva p 0,001; 0,001;
0,006. Berdasarkan analisis Post Hoc pada variabel indeks Brinkman didapatkan bahwa kelompok yang mempunyai perbedaan pH saliva adalah antara kelompok
perokok berat 600 dengan tidak merokok, kelompok perokok sedang 201-600 dengan tidak merokok dan kelompok perokok berat 600 dengan perokok
ringan ≤200 p 0,001; 0,005; 0,027.
Analisis Post Hoc pada variabel jenis rokok didapatkan bahwa kelompok yang mempunyai perbedaan pH saliva adalah antara jenis rokok kretek dengan
37
bukan kretek, jenis rokok kretek dengan tidak merokok dan jenis rokok bukan kretek dengan tidak merokok p= 0,038; 0,001; 0,012.
4.1.5 Analisis Multivariat Indeks Brinkman, Jenis Rokok dan Konsumsi Kopi dengan Derajat Keasaman pH Saliva
Tabel 4.5 Analisis Multivariat Indeks Brinkman, Jenis Rokok, dan Konsumsi Kopi dengan pH Saliva
Variabel p value
S.E Wald
ExpB IK 95
Minimum Maksimum
Indeks Brinkman
Berat 600 Sedang 201-600
0.20 0.56
0.90 0.66
1.63 0,34
3.16 1.47
0.54 0.40
18.52 5.39
Jenis Rokok
Kretek Bukan kretek
0.01 0.20
0.86 0.68
7.93 1.68
11.20 2.40
2.09 0.64
60.22 9.05
Konsumsi Kopi 2 gelas
0.52 0.63
0.41 1.50
0.43 5.18
Berdasarkan hasil analisis bivariat, dilakukan analisis multivariat regresi logistik antara penurunan pH saliva
≤6 sebagai variabel bebas dengan indeks Brinkman, jenis rokok serta konsumsi kopi sebagai variabel terikat. Variabel yang
bermakna berpengaruh terhadap penurunan pH saliva ≤6 adalah jenis rokok
kretek p= 0.01. Kekuatan hubungan dari yang terbesar hingga terkecil adalah jenis rokok kretek, indeks Brinkman berat, jenis rokok bukan kretek, konsumsi
kopi dan indeks Brinkman sedang. Sehingga penurunan pH saliva ≤6 pada
penelitian ini lebih dipengaruhi oleh jenis rokok dan indeks Brinkman berat dibandingkan konsumsi kopi.
4.2 Pembahasan