11
sentrifuse untuk pemutaran sampel saliva yang sudah dikumpulkan
dengan meletakkan swab, cotton, atau sponge gauze pada orificium kelenjar saliva.
2.1.1.6 Pengaturan pH Saliva dan Faktor yang Mempengaruhi
Dalam menjaga lingkungan mulut, saliva memiliki pengaturan terhadap keasaman saliva. Untuk menahan perubahan ion yang terjadi,
saliva memiliki sistem penyangga berupa bikarbonat, fosfat dan sistem protein. Kadar bikarbonat saliva sangat bergantung dengan laju aliran
saliva. Ketika laju aliran saliva menurun, maka jumlah ion-ion yang terkandung dalam saliva juga ikut menurun, salah satunya bikarbonat.
Dawes, 2005 menyatakan bahwa konsentrasi bikarbonat pada saliva meningkat dengan adanya peningkatan laju aliran saliva. Pada laju aliran
saliva 0,5 mlmenit, didapatkan pH saliva sebesar 7,3 dan pada laju aliran saliva 1,0 mlmenit, pH saliva meningkat menjadi 7,5.
17
Pada keadaan tidak terstimulasi, bikarbobat dan fosfat berperan seimbang dalam menjaga derajat keasaman saliva. Sedangkan ketika
terstimulasi, kerja kelenjar parotid meningkat dan sekresi bikarbonat akan semakin banyak, sehingga pada keadaan terstimulasi bikarbonat berperan
90 sebagai peyangga. Pada saat terstimulasi tersebut, kemungkinan reabsorbsi bikarbonat menjadi lebih sedikit karena peningkatan laju aliran
saliva, yang menyebabkan peningkatan kadar bikarbonat ketika laju aliran saliva meningkat. Pada keadaan laju aliran saliva yang sangat menurun,
pH saliva dapat mencapai nilai kritis yaitu 5 dan penyangga yang lebih berperan adalah derivat protein.
16,17
Selain sebagai penyangga, bikarbonat dapat berdifusi ke dalam plak gigi dan merubah amin menjadi amonia kemudian menetralkan asam.
Peyangga lainnya yang ada pada saliva adalah urea, produk hasil asam amino dan katabolisme protein. Urea dapat meningkatkan pH saliva
setelah dihidrolisis oleh bakteri urease yang menghasilkan amonia dan karbon dioksida.
6,18
12
Karena hubungan antara pH saliva dan laju aliran saliva, maka faktor yang mempengaruhi laju aliran saliva adalah faktor yang juga
mempengaruhi pH saliva. Selain itu, asupan makanan tinggi karbohidrat juga dapat menyebabkan pH saliva menurun karena mudah mengalami
fermentasi menghasilkan asam melalui glikolisis oleh bakteri Streptococcus mutans
dan Lactobacillus acidophilus.
10
2.1.1.7 Metode Pengukuran pH Saliva