Metode Pengambilan Saliva Saliva .1 Anatomi Kelenjar Saliva

9 Selanjutnya jalur eferen nervus fasialis melalui ganglion submandibular untuk mencapai kelenjar submandibula dan sublingual. Sedangkan jalur eferen nervus glossofaringeal melalui ganglion otic untuk mencapai kelenjar parotid. Selain melalui persarafan parasimpatis, saraf simpatis pada segmen torakal medulla spinalis juga berperan dalam jalur eferen sekresi saliva. Jalur post ganglion simpatis dari ganglion servical berjalan menginervasi ketiga kelenjar saliva dan mempengaruhi sekresi saliva. 14,16 Tidak hanya stimulus dari luar saja yang dapat mempengaruhi sekresi saliva. Faktor-faktor lainnya yang mempengaruhi saliva terutama laju aliran saliva adalah sebagai berikut. 6 1. Hidrasi. Keadaan hiperhidrasi dapat meningkatkan laju aliran saliva dan sebaliknya. 2. Irama sirkardian. Laju aliran saliva meningkat pada akhir siang dan menurun mendekati nol selama tidur. 3. Konsumsi obat. Obat yang bersifat anti kolinergik seperti antidepresan, antipsikotik, antihistamin dan antihipertensi dapat menurunkan laju aliran saliva. 4. Konsumsi alkohol. Alkohol dapat menurunkan laju aliran saliva. 5. Penyakit sistemik. Dapat mempengaruhi psikoemosional dan merubah komposisi biokimia saliva. 6. Jenis kelamin. Perempuan cenderung memiliki kelenjar saliva yang lebih kecil dibanding laki-laki. Hal ini menyebabkan laju aliran saliva pada perempuan lebih rendah dibandingkan laki- laki.

2.1.1.5 Metode Pengambilan Saliva

Secara umum pengukuran sekresi saliva dapat dilakukan dengan beberapa cara di antaranya dengan menggunakan sekresi saliva tanpa stimulasi, dengan stimulasi dan pengumpulan saliva khususnya glandula parotid dengan atau tanpa stimulasi. Saliva yang disekresikan tanpa stimulasi menggambarkan laju aliran saliva basal yang dalam sehari 10 berada di mulut selama 14 jam. Sedangkan saliva dengan stimulasi disekresikan selama mengkonsumsi makanan sehingga kurang lebih ada di dalam mulut dalam waktu 2 jam. Untuk menilai status glandula saliva dan komponen yang terkandung di dalamnya maka digunakan pengumpulan saliva tanpa stimulasi, sedangkan untuk menilai fungsi cadangan digunakan saliva dengan stimulasi. 21,25 Terdapat lima cara yang biasanya digunakan pada penelitian dalam pengumpulan saliva tanpa stimulasi, di antaranya sebagai berikut: 25 1. Metode Spitting Saliva dikumpulkan dalam rongga mulut dengan keadaan mulut tertutup. Kemudian setiap satu menit dikeluarkan dan ditampung dalam wadah. Pengumpulan saliva ini dilakukan selama lima hingga lima belas menit. 2. Metode Arbsorbent Saliva dikumpulkan dengan cara meletakkan penyerap seperti swab, cotton, atau sponge dalam mulut selama satu sampai lima menit. Metode ini mempengaruhi laju aliran saliva, sehingga dalam pelaksanaannya penyerap diletakkan selama dua menit dalam mulut untuk menghindari adanya perubahan konsentrasi komponen akibat aliran saliva yang terlalu tinggi. 26 3. Passive Drool Pada metode ini saliva dikumpulkan dalam beberapa menit secara pasif dalam wadah penampungan tanpa adanya rangsangan mekanoreseptor. 4. Suction Pengumpulan saliva menggunakan metode ini dilakukan dengan menggunakan alat berupa syringe, micropipet, saliva ejector, atau dengan gentle suction. Aspirasi saliva dapat disesuaikan berdasarkan kelenjar yang ingin diteliti. 5. Arbsorbent swab Metode ini biasanya digunakan untuk mengidentifikasi komponen-komponen saliva. Pada metode ini dibutuhkan alat 11 sentrifuse untuk pemutaran sampel saliva yang sudah dikumpulkan dengan meletakkan swab, cotton, atau sponge gauze pada orificium kelenjar saliva.

2.1.1.6 Pengaturan pH Saliva dan Faktor yang Mempengaruhi