22
menyebabkan perubahan vaskularisasi dan sekresi saliva. Hal ini menyebabkan peningkatan laju aliran saliva dan konsentrasi ion kalsium
sehingga dapat menyebabkan peningkatan skor kalkulus.
38,41
Kebiasaan merokok juga dapat mempengaruhi akumulasi plak dan meningkatkan karies gigi. Zinser, dkk melakukan penelitian antara
kebiasaan merokok dan karies gigi pada supir truk di Mexico. Didapatkan hasil DMFT perokok lebih tinggi dibandingkan non-perokok. Selain itu,
semakin banyak konsumsi rokok perhari maka semakin tinggi terjadinya karies. Sama halnya dengan hasil penelitian Al-Weheb, 2005 yang
didapatkan perbedaan DMFT pada perokok dan non-perokok. Hasil penghitungan Lactobacillus didapatkan lebih tinggi pada perokok
dibandingkan non-perokok. Dan terdapat hubungan antara DMFT dengan perhitungan Lactobacillus, sehingga dapat disimpulkan kemungkinan
peran Lactobacillus dalam terjadinya karies gigi.
7,39
Penurunan pH saliva yang terjadi akibat efek rokok dapat mempengaruhi kesehatan gigi dan mulut. Ketika pH saliva asam, maka
akan meningkatkan bakteri asidofilik dan demineralisasi enamel gigi. Dalam penelitian Voelker, dkk, kejadian karies gigi berhubungan dengan
penurunan pH saliva. Hal ini dikarenakan peningkatan aktivitas mikroorganisme akibat sisa-sisa makanan pada gigi yang berlubang.
Ketika kebiasaan merokok diikuti dengan adanya karies gigi, maka hal tersebut akan menyebabkan penurunan pH saliva menjadi semakin
asam.
8,10,18,20
2.2 Kerangka Teori
23
2.3 Kerangka Konsep
Sekresi saliva oleh sel epitel sekretori
NaKATPase, influks Cl
↑Ca intrasel
Membuka kanal K di membran basolateral
Membuka kanal Cl di membran luminal
Cl ke lumen kelenjar K ke interstisial
Menarik Na melalui transpor paraseluler
Menarik H2O ke lumen kelenjar
Reabsorbsi NaCl, sekresi K dan HCO3
Saliva Rokok
- Kandungan
rokok dan asap rokok
- Jenis rokok
- Efek panas
pembakaran -
Derajat keparahan IB
pH saliva Kopi
Mengandung karbohidrat
Karies gigi Sisa makanan
pada gigi berlubang
Fermentasi oleh bakteri
Kesehatan gigi dan mulut OHIS, CI,
DI, GI Suasana rongga
mulut
24
2.4 Definisi Operasional
No. Variabel Definisi
Pengukur Alat Ukur Cara Ukur
Skala Pengukuran
Kebiasaan Merokok - Kandungan rokok dan
asap rokok - Jenis rokok
- Efek panas pembakaran - Derajat keparahan IB
Kerusakan sel dan jaringan kelenjar saliva
↓ Derajat keasaman pH saliva
- Memiliki kebiasaan
merokok namun terpapar asap rokok
dalam jangka waktu yang cukup lama
perokok pasif
- Karies gigi
- Kebiasaan minum
kopi
= Variabel bebas = Variabel yang diteliti
= Variabel perancu
25
1. pH saliva Derajat
keasaman yang
digunakan untuk
menyatakan tingkat
keasaman atau
kebasaan suatu cairan
kompleks pada rongga
mulut yang terdiri atas
campuran sekresi dari
beberapa kelenjar
saliva Peneliti
Indikator pH
universal Strip pH
dicelupkan ke dalam tabung
ukur selama 3 detik dan
perubahan warna
disesuaikan dengan papan
warna yang tersedia dari
pabrik. Numerik
2. Status
merokok Dikatakan
perokok jika saat
pengambilan sampel telah
menjadi perokok
aktif dan masuk
kriteria inklusi dan
disebut non- Peneliti
Form identitas
dan riwayat
merokok Melakukan
wawancara dan pengisian
form data subjek
penelitian Kategorik
nominal
26
perokok jika saat
pengambilan sampel tidak
merokok dan masuk
kriteria inklusi
3. Derajat
Keparah an IB
Nilai yang menunjukka
n derajat keparahan
merokok yang didapat
dari hasil perkalian
jumlah batang
rokok perhari
dengan lama merokok
dalam tahun Peneliti
Indeks Brinkman
Pengisian form data subjek
penelitian Numerik
4. Jenis
Rokok Kretek
Salah satu jenis rokok
ysng berisi tembakau
dengan campuran
cengkeh. Peneliti
Form data subjek
penelitian Pengisian form
data subjek penelitian
Kategorik nominal
5. Jenis
Rokok Semua jenis
rokok selain Peneliti
Form data subjek
Pengisian form data subjek
Kategorik nominal
27
Bukan Kretek
jenis kretek seperti jenis
rokok filter, herbal dan
lainnya. penelitian
penelitian
6. Konsums
i Kopi Kebiasaan
mengkonsu msi kopi
dalam sehari dengan jenis
kopi apapun. Peneliti
Form data subjek
penelitian Pengisian form
data subjek penelitian
Numerik
7. OHIS
Oral Hygiene
Index Simplifie
d Nilai yang
menunjukka n status
kebersihan mulut
Dokter gigi pembimbing
Indeks OHIS
Pemeriksaan gigi dan mulut
Numerik
8. DI
Debris Index
Nilai yang menunjukka
n ketebalan debris pada
permukaan gigi
Dokter gigi pembimbing
Indeks DI Pemeriksaan
gigi dan mulut Numerik
9. CI
Calculu s Index
Nilai yang menunjukka
n kalkulus pada gigi
Dokter gigi pembimbing
Indeks CI Pemeriksaan
gigi dan mulut Numerik
10. GI
Gingiva l Index
Nilai yang menunjukka
n gingivitis yaitu
penilaian Dokter gigi
pembimbing Indeks GI
Pemeriksaan gigi dan mulut
Numerik
28
warna, konsistensi
dan kecenderung
an gusi berdarah
29
BAB 3 METODE PENELITIAN
3.1 Desain Penelitian
Penelitian ini merupakan penelitian analitik bivariat tidak berpasangan dengan desain penelitian potong lintang cross sectional study.
3.2 Lokasi dan Waktu Penelitian
3.2.1 Tempat Pengukuran pH pada saliva akan dilakukan di Medical Research
Laboratory, Fakultas Kedokteran dan Ilmu Kesehatan UIN Syarif
Hidayatullah Jakarta. 3.2.2 Waktu
Penelitian dilakukan selama bulan Februari 2015 – Juli 2015.
3.3 Kriteria dan Subjek Penelitian
Kriteria inklusi umum:
1. Laki-laki 2. Usia 20-55 tahun
3. Bersedia menyetujui informed consent 4. Kriteria partisipan perokok:
- Menjadi perokok aktif 5. Kriteria partisipan non-perokok:
- Tidak merokok aktif saat pengambilan saliva Kriteria eksklusi umum:
1. Sedang berpuasa pada saat pengambilan saliva 2. Tidak dapat berpartisipasi karena keadaan psikologis yang buruk gaduh
gelisah, agitasi 3. Memiliki riwayat penyakit sistemik yang berhubungan dengan kelenjar
saliva seperti DM, tumor 4. Mengkonsumsi alkohol dan NAPZA
5. Mengkonsumsi obat yang mempengaruhi konsentrasi saliva