Definisi Operasional METODOLOGI PENELITIAN

1. Uji validitas

Untuk mengukur tingkat validitas angket digunakan rumus korelasi product moment dengan rumus: 2 2 2 2 Y N X - X N X - XY N r Y Y xy Keterangan : r xy : Koefisien korelasi antara variabel X dan variabel Y N : Jumlah sampel X : Skor butir s Y : Skor total Dengan kriteria pengujian apabila r hitung r tabel dengan 0,05 maka alat ukur tersebut dinyatakan valid, dan sebaliknya apabila r hitung r tabel , maka alat ukur tersebut adalah tidak valid Arikunto, 2009:72. Harga r hitung yang diperoleh dibandingkan dengan r tabel dengan taraf signifikansi 5 .Jika harga r hitung r tabel maka item soal yang diujikan memiliki kriteria valid.Banyaknya sampel yang digunakan dalam uji coba instrumen adalah 20 siswa.Oleh karena itu, nilai r tabel yang digunakan adalah 0,444.Butir soal yang memiliki harga r hitung yang lebih dari 0,444 adalah butir soal yang valid.Hasil perhitungan uji validitas terdapat pada lampiran. 24 item yang diujicobakan pada kelas X SMAN 15 Bandar Lampung memberikan hasil validitas yaitu 20 item yang valid dan 4 butir yang tidak valid yaitu item nomor 3, 5, 20 dan 23.Butir angket yang tidak valid tidak dipakai karena tanpa adanya soal yang tidak valid tersebut, indikator pembelajaran masih terpenuhi dan bisa diukur serta dicapai.

2. Uji reliabilitas

Untuk mengukur tingkat reliabilitas instrumen dapat digunakan rumus Alpha dan KR-21 sebagai berikut. Rumus Alpha : 2 2 1 1 - 1 1 - n n r t i Keterangan : r 11 : Reliabilitas instrumen 2 i : Skor tiap-tiap item n : Banyaknya butir soal 2 t : Varians total Kriteria uji reliabilitas dengan rumus alpha adalah apabila r hitung r tabel , maka alat ukur tersebut reliabel dan juga sebaliknya, jika r hitung r tabel maka alat ukur tidak reliabel. Jika instrumen itu valid, maka dilihat kriteria penafsiran mengenai indeksr 11 sebagai berikut. Antara 0,800 sampai dengan 1,000 : sangat tinggi Antara 0,600 sampai dengan 0,799 : tinggi Antara 0,400 sampai dengan 0,599 : cukup Antara 0,200 sampai dengan 0,399 : kurang Antara 0,000 sampai dengan 0,100 : sangat rendah Arikunto,2009: 109. Rumus KR-21 : Keterangan : K : jumlah item dalam instrumen M : mean skor total Si : varian total Hasil perhitungan uji reliabilitas soal tes hasil belajar adalah sebesar 0,9825berarti soal tersebut tergolong soal yang memiliki tingkat reliabilitas sangat tinggi. Perhitungan uji reliabilitas terdapat pada lampiran.

3. Taraf Kesukaran

Untuk menguji tingkat kesukaran soal digunakan rumus: Keterangan : P = Indeks kesukaran B = Banyaknya siswa yang menjawab dengan benar JS = Jumlah seluruh peserta tes Arikunto 2007: 223 Klasifikasi taraf kesukarannya menurut Arikunto 2007: 225 adalah sebagai berikut. Soal dengan P 0,00 – 0,30 adalah soal sukar Soal dengan P 0,30 – 0,70 adalah soal sedang Soal dengan P 0,70 – 1,00 adalah soal mudah Tes hasil belajar dari 30 item soal yang diajukan terdapat 11 soal tergolong mudah nomor 1, 3, 4, 6, 7, 11, 14, 20, 22, 25, dan 29, 11 soal tergolong sedang nomor 8, 9, 10, 12, 13, 16, 19, 23, 24 dan 26, dan 5 soal tergolong sukar nomor 2, 5, 15, 18 dan 27.

4. Daya Beda

Daya Beda adalah kemampuan suatu soal untuk membedakan antara siswa yang pandai berkemampuan tinggi dengan siswa yang kurang pandai berkemampuan rendah. Untuk mencari daya beda digunakan rumus: Keterangan : D :Daya Beda soal J: Jumlah peserta tes JA : Banyaknya peserta kelompok atas JB: Banyaknya peserta kelompok bawah BA : Banyaknya peserta kelompok atas yang menjawab soal itu benar BB : Banyaknya peserta kelompok bawah yang menjawab soal itu benar. P A = = proporsi kelompok atas yang menjawab benar P B = = proporsi kelompok bawah yang menjawab benar Klasifikasi indeks daya bedanya adalah : D = 0,00 – 0,20 adalah buruk D = 0,20 – 0,40 adalah cukup D = 0,40 – 0,70 adalah baik D = 0,70 – 1,00 adalah baik sekali. Arikunto, 2006: 218 Hasil perhitungan daya beda pada saat uji coba instrumen terdapat 5 butir soal yang tergolong buruk nomor 5, 18, 21, 27 dan 30, 5 butir soal yang tergolong cukup nomor 2, 15, 17, 26 dan 28, serta 7 butir soal yang tergolong baik nomor 8, 9, 10, 12, 16, 19 dan 24 dan 13 yang tergolong baik sekali nomor 1, 3, 4, 6, 7, 11, 13, 14, 20, 22, 23, 25, dan 29.

Dokumen yang terkait

Perbedaan hasil belajar biologi siswa antara pembelajaran kooperatif tipe stad dengan metode ekspositori pada konsep ekosistem terintegrasi nilai: penelitian quasi eksperimen di SMA at-Taqwa Tangerang

0 10 192

Peningkatan Hasil Belajar Biologi Siswa dengan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe STAD Pada Konsep Jaringan Tumbuhan (Penelitian Tindakan Kelas di Kelas XI IPA MA Jamiyyah Islamiyah Pondok Aren Tangerang Tahun Ajaran 2012-2013)

1 6 287

Penerapan model pembelajaran kooperatif dengan teknik Student Teams Achievement Division (STAD) untuk meningkatkan hasil belajar fiqih di MTs Nurul Hikmah Jakarta

0 9 145

Pengaruh Model Pembelajaran Kooperatif Tipe (Student Team Achievement Divisions) STAD Terhadap Hasil Belajar Matematika Siswa SD

1 6 165

Penggunaan pembelajaran kooperatif model picture and picture untuk meningkatkan hasil belajar IPS siswa: penelitian tindakan pada siswa kelas IV MI Miftahul Falah Depok

2 5 113

Penggunaan model pembelajaran kooperatif picture and picture untuk meningkatkan hasil belajar IPS siswa: PTK di MI Miftahul Huda Muhamadiyah Kota Depok.

6 86 107

Upaya Meningkatkan Kemampuan Menulis Paragraf Bahasa Indonesia dengan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Picture and Picture pada MI Ziyadatul Huda Jakarta Timur

1 6 128

Perbedaan Hasil Belajar Biologi Antara Siswa yang Diajar dengan Menggunakan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe STAD dengan TGT (Penelitian Kuasi EKsperimen di SMAN 1 Bekasi))

0 42 0

Upaya meningkatkan hasil belajar siswa melalui model pembelajaran kooperatif tipe Stad (Student Teams Achievement Division) pada pembelajaran IPS kelas IV MI Miftahul Khair Tangerang

0 13 0

Pengaruh Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Team Assisted Individualization (TAI) dan Student Team Achievement Division (STAD) Terhadap Hasil Belajar Ekonomi Ditinjau dari Motivasi Belajar.

0 0 17