Penjelasan diatas sejalan dengan penelitian Menap 2007 yang menyatakan kecewa dengan sikap dan perlakuan petugas sebesar 15 dapat membuat pasien untuk
PAPS.
5.2.3 Keterjangkauan Biaya
Hasil wawancara dari 6 informan 4 informan yang berasal dari kelas II dan kelas III dua orang mengeluhkan biaya pengobatan dan biaya keluarga yang
menunggu pasien di rumah sakit. Keempat informan ini merupakan pasien dengan biaya sendiri, mereka memutuskan PAPS karena banyaknya biaya yang harus
dikeluarkan keluarga khususnya obat-obatan yang mahal, untuk membeli obat yang diresepkan oleh dokter Rp. 200.000 bahkan lebih dan begitu juga jika dokter
menyuruh untuk periksa laboratorium. Selain itu biaya keluarga yang menjaga dirumah sakit juga menjadi beban untuk keluarga.
Pelayanan rawat inap di rumah sakit, jika dilihat dari biaya yang sudah ditetapkan tidak begitu mahal masih wajar berdasarkan Perda kota Padangsisimpuan
tentang Retribusi Jasa Umum No.04 Tahun 2010 tetapi karena adanya biaya untuk obat-obat yang memang semua sudah mahal, semakin lama dirawat biaya yang
dibutuhkan untuk rawat inap di rumah sakit semakin besar, sehingga tidak terjangkaunya biaya pengobatan bagi informan disebabkan ketidakmampuan dari
ekonomi keluarga. Besarnya biaya dan ketidakmampuan pasien dan keluarga dalam mengantisipasi biaya perawatan dan obat-obatan dapat mengakibatkan keputusan
PAPS dilihat dari pekerjaan informan seorang wiraswasta yang tidak mempunyai
Universitas Sumatera Utara
penghasilan yang tetap dan ibu rumah tangga yang mengharapkan uang yang diberikan oleh suami, ditambah lagi status bayar informan merupakan bayar sendiri.
Dari segi umur informan sudah tidak muda dan produktif. Sehingga dengan biaya- biaya yang begitu mahal membuat mereka tidak bisa memenuhi tuntutan untuk tetap
menjalani perawatan di rawat inap, sehingga mereka memutuskan untuk pulang sebelum menjalani seluruh pengobatan yang harus dijalani.
Menurut Kalangie 1994 faktor biaya yang harus dikeluarkan untuk mendapatkan pelayanan, dalam hal ini faktor ekonomi sangat mempengaruhi pasien
dalam pemanfaatan pelayanan di rumah sakit, khususnya untuk rawat inap sehingga masyarakat akan cenderung meninggalkan pelayanan kesehatan rumah sakit PAPS
karena kekurangan biaya. Sejalan dengan penelitian Menap 2006 menyatakan alasan pasien PAPS 9,2 karena alasan biaya.
Informan lainnya yang memiliki asuransi atau status BPJS yang tidak ada masalah dengan biaya pengobatan tetapi tetap memilih untuk PAPS karena merasa
sudah sembuh dan tidak ada keluarga yang menjaga pasien di rumah sakit. Sejalan dengan dengan penelitian
Littik 2008 bahwa meskipun telah memiliki asuransi, masyarakat lebih memilih untuk mengabaikan keluhan kesehatan yang ada.
5.8 Pendapatan Keluarga