tempat sumber perawatan.Menurut Azhari 2002 bahwa faktor yang mempengaruhi pemanfaatan pelayanan kesehatan adalah akses geografis, artinya dipengaruhi oleh
faktor-faktor yang berhubungan dengan tempat yang memfasilitasi atau menghambat pemanfaatannya.
5.3 Faktor Penguat
5.3.1 Perilaku Tenaga Kesehatan
Dari hasil wawancara dari6 informan, 2 informan dari kelas II satu orang dan kelas III satu orang mengatakan dokter cuek dan tertutup dalam melakukan
pemeriksaan terhadap informan seperti hanya menjalankan kewajiban saja, jika ditanya mengenai penyakit dokter menjawab hanya sekedar saja dan singkat,
penjelasan yang diberikan dokter tidak dipahami oleh informan ataupun keluarga yang mendampingi dan terkesan buru-buru pada saat pemeriksaan. Kurang ramah
kepada pasien yang diperiksanya jadi terkesan sombong sehingga informan atau keluarga takut untuk bertanya lebih banyak.Sebenarnya dokter dengan senyum,
salam, sapa serta sopan santunnya bisa membangkitkan inisiatif pasien untuk sehat. Berdasarkan perilaku perawat dari 6 informan 3 informan dari kelas II satu
orang dan kelas III dua orang mengatakan perawat biasa saja dan cerewet kepada pasien dalam memberikan pelayanan. Pada saat melakukan tindakan kadang-kadang
perawat diam saja, informan berharap perawat menjelaskan tindakannya dengan ramah dan sedikit membujuk, pada malam hari para perawat tidak ada di pos perawat
jika di panggil ke kamar perawat pasti terlihat kesal dan tidak ikhlas. Perawat
Universitas Sumatera Utara
menyuruh para mahasiswa yang dinas untuk melakukan pekerjaan mereka. Pada pagi hari menurut informan banyak perawat yang cerewet dibandingkan dengan yang
dinas sore dan malam. Hubungan komunikasi yang baik, perhatian pribadi dan memahami kebutuhan
pasien sebagai pelanggan dan bertindak demi kepentingan pasien. Perawat diharapkan bisa memahami kesulitan-kesulitan pribadi masing-masing pasien dan
membantu mereka keluar dari kesulitannya.Sebagai perawat sebenarnya terletak pada keramahan dan kesabaran karena setiap pasien dianggap sebagai pembeli dan pembeli
adalah raja, sehingga pasien layak dihormati dan dihargai. Kepuasan bagi pasien adalah jika perawat banyak senyum, ramah, terampil dan cepat dalam penanganan
sehingga pasien nyaman, tenang dan meringankan beban pasien sehingga perasaan pasien jauh lebih baik dari sebelumnya.
Dari penelitian Bart Smet 1991 yang dikutip oleh Anjaryani 2009 menyatakakan bahwa sentuhan psikologis yang bisa disampaikan perawat, dan tim
medis lainnya kepada pasien akan mengurangi stress yang dialaminya pada masa sakit, dan ternyata kelelahan psikis berkontribusi terhadap penyakit yang diderita
pasien semakin parah. Motivasi dari tim medis bisa menurunkan kecemasan dengan memberikan dukungan-dukungan emosional berupa kesabaran, perhatian, motivasi
supaya pasien akan sembuh lebih cepat.Disamping keterampilan dan kemampuan petugas kesehatan di rumah sakit keramahan para petugas dalam proses pemeriksaan
salah satu bentuk pelayanan yang dapat juga merupakan proses pengobatan.
Universitas Sumatera Utara
Pelayanan petugas dapat berupa pelayanan profesional dan keramahan sehingga meningkatkan citra dari rumah sakit tersebut Lane, 1988.
Hasil wawancara dengan perawat mengenai tingginya PAPS di rumah sakit, perawat mengatakan dikarenakan faktor-faktor dari informan itu sendiri yaitu
masalah ekonomi keluarga, jarak rumah yang jauh dari rumah sakit, ingin berobat jalan, pindah rumah sakit, tidak nyaman dengan ruang perawatan dan sudah merasa
sembuh walaupun dokter belum memperbolehkan pulang, mengenai pelayanan dokterperawat sudah melaksanakan tugasnya sesuai peraturan dan standar yang
sudah ditetapkan di lingkungan rumah sakit. Dokterperawat memang tidak pernah menjelaskan mengenai pentingnya pengobatan atau perawatan secara detail dan
panjang kepada informan sehingga jika pasien PAPS perawat tidak pernah berusaha agar pasien tetap mau menjalani pengobatan atau perawatan di rumah sakit karena
PAPS merupakan hak pasien atau keluarga pasien.
Universitas Sumatera Utara
BAB VI KESIMPULAN DAN SARAN
6.1 Kesimpulan