hambatan yang cukup besar, sehingga menimbulkan ketidaknyamanan dan berakibat pada penolakan rawat inap Susanty, 2009. Berdasarkan Kepmenkes Nomor: 1204
Menkes SKX2004 tentang Persyaratan Kesehatan Lingkungan Rumah Sakit antara lain: 1 lingkungan bangunan rumah sakit harus dilengkapi penerangan dengan
intensitas cahaya yang cukup, 2 sistem suhu dan kelembaban hendaknya didesain sedemikian rupa, 3 pengaturan dan tata letak ruangan harus sedemikian rupa
sehingga kamar dan ruangan yang memerlukan suasana tenang terhindar dari kebisingan.Pulangnya pasien dengan status PAPS tidak hanya disebabkan salah satu
faktor saja dari beberapa faktor yang mempengaruhi PAPS.
5.2.2 Pelayanan Tenaga Kesehatan
Penderita membutuhkan pelayanan kesehatan rumah sakit, maka yang terpikir pertama kali adalah dokternya, baru kemudian mengharapkan perawatan yang baik
akan terpikirkan olehnya adalah perawat.Proses penyampaian informasi dari ahli kepada pasien memengaruhi kualitas pelayanan maupun hasil pengobatan. Para
pasien akan dapat menjelaskan riwayat penyakit secara lebih akurat bila sebelumnya mereka mempunyai pemahaman tentang penyakit. Informasi yang tidak utuh atau
membingungkan merupakan sumber utama ketidakpuasan pasien atas pelayanan medis yang diterima, dan mendorong mereka untuk mencari pilihan-pilihan lain
Sciortino, 1999. Dari hasil wawancara seluruh informan mengeluhkan mengenai pelayanan
dokter yaitu jam visite dokter yang pendek dikarenakan terlambat ke ruangan
Universitas Sumatera Utara
sehingga jika ada keluhan yang ingin disampaikan menjadi terhambat karena dokter akan memiliki waktu yang sedikit untuk mendengarkan keluhan pasiennya, karena
harus memeriksa pasien di ruangan lain. Berdasarkan penjelasan dokter mengenai penyakit yang diderita, dari 6 informan 3 informan diantaranya dari kelas II satu
orang dan kelas III dua orang merasa kurang puas bahkan tidak paham atas penjelasan dokter mengenai penyakit yang dideritanya. Dokter terlalu cepat dalam
berbicara dan terkesan buru-buru, informasi penyakit yang disampaikan tidak cukup. Berdasarkan perhatian dokter terhadap pasien 3 informan yang berasal dari kelas
IVIP dan kelas III dua orang merasa dokter kurang perhatian, hal ini diakibatkan visite yang sudah terlambat sehingga waktu berjumpa dengan pasien hanya sedikit,
keluhan dan hal-hal yang ingin ditanyakan tidak sempat diberitahukan kepada dokter. Sehingga tidak terjalin komunikasi antara dokter dengan pasien atau keluarga pasien
tentang diagnosis dan pengobatan yang akan dijalani informan. Biasanya dokter memang tidak menjelaskan secara detail dan panjang, hanya
memberitahu penyakitnya saja dan kalaupun ada komplikasi dengan penyakit lain biasanya dokter tidak memberitahu secara pasti karena harus menunggu pemeriksaan
yang lain. Akibatnya pasien hanya bisa menerima perawatan tanpa tahu bagaimana keadaan sebenarnya setelah beberapa hari dirawat. Dalam penilaian pasien mengenai
sikap atau perilaku dokter dalam pemeriksaan sudah dirasa cukup baik oleh pasien. Tetapi tidak sedikit pasien yang memberikan keluhan saran ataupun kritik khususnya
terhadap pelayanan dokter dalam hal penyampaian informasi mengenai hasil pemeriksaan utama, informasi tentang penyakit saat memeriksa, kegunaan dan hasil
Universitas Sumatera Utara
pemeriksaan penunjang, juga dalam hal pemeriksaan kepada pasien dikarenakan waktu yang disediakan oleh dokter sangat singkat sehingga menimbulkan persepsi
terhadap pasien bahwa dokter dirasa kurang detail dalam pemeriksaan kepada pasien. Mengenai pelayanan perawat hasil wawancara dari 6 informan 4 diantaranya
dari kelas II satu orang dan kelas III tiga orang mengeluhkan perawat kurang dalam melakukan tugasnya sehari-hari, mengenai kesigapan perawat dari 6 informan 3
diantaranya dari kelas II satu orang dan kelas III dua orang mengatakan perawat kurang sigap dalam melakukan tugasnya dalam membantu pasien dan untuk perhatian
perawat terhadap pasien dari 6 informan 3 diantaranya dari kelas II satu orang dan kelas III dua orang masih mengeluhkan bahwa perawat kurang perhatian terhadap
pasiennya. Hal-hal diatas membuat pasien beranggapan hanya menumpang tidur saja di
rumah sakit maka akhirnya memutuskan untuk pulang dan melanjutkan pengobatan di rumah saja, banyaknya para mahasiswai Akper yang dinas disana sehingga hampir
sebagian besar tugas keperawatan ditangani oleh mahasiswa perawat. Jika pekerjaan di ruangan tidak dapat dilakukan oleh mahasiswa yang dinas barulah perawat yang
diruangan yang mengambil alih, misalnya karena pasien sudah gawat. Pemberian obat maupun suntikan untuk semua pasien di kerjakan oleh mahasiswa yang dinas.
Mengenai pelayanan administrasi dari 6 informan hanya satu orang yang mengatakan tidak mendapat penjelasan dari petugas mengenai hak dan kewajiban pasien serta
peraturan rawat inap. Informan ini mengetahui mengenai informasi mengenai rawat inap dari pasien lain dan bertanya kembali pada perawat yang ada di ruangan.
Universitas Sumatera Utara
Penjelasan diatas sejalan dengan penelitian Menap 2007 yang menyatakan kecewa dengan sikap dan perlakuan petugas sebesar 15 dapat membuat pasien untuk
PAPS.
5.2.3 Keterjangkauan Biaya