18
objek-objek menurut sifat-sifat
tertentu. Mengklarifikasikan objek-objek menurut
sifat-sifat tertentu tetapi salah. 1
Mengklarifikasikan objek-objek menurut sifat-sifat tertentu dengan benar.
2 3.
Memberi contoh dan non-contoh dari
konsep. Tidak menjawab.
Memberi contoh dan non-contoh dari konsep tetapi salah.
1 Memberi contoh dan non-contoh dari konsep dengan
benar. 2
4. Menyajikan konsep
dalam berbagai bentuk representasi
matematika. Tidak menjawab
Menyajikan konsep dalam berbagai bentuk representasi matematika tetapi salah.
1 Menyajikan konsep dalam berbagai bentuk representasi
matematika dengan benar. 2
5. Mengembangkan
syarat perlu dan syarat cukup suatu
konsep. Tidak menjawab.
Mengembangkan syarat perlu dan syarat cukup suatu konsep tetapi salah.
1 Mengembangkan syarat perlu dan syarat
cukup suatu konsep dengan benar. 2
6. Menggunakan,
memanfaatkan dan memilih prosedur
atau operasi tertentu.
Tidak menjawab. Menggunakan, memanfaatkan dan memilih prosedur
atau operasi tertentu tetapi salah. 1
Menggunakan, memanfaatkan dan memilih Prosedur atau operasi tertentu dengan benr.
2 7.
Mengaplikasikan konsep atau
pemecahan masalah.
Tidak menjawab. Mengaplikasikan konsep atau pemecahan masalah
tetapi salah. 1
Mengaplikasikan konsep atau pemecahan masalah dengan benar.
2
Noer, 2010
B. Penelitian Relevan
Beberapa penelitian yang relevan dalam penelitian ini adalah : 1. Hasil penelitian Septriana 2006 diketahui bahwa penerapan pembelajaran
kooperatif tipe TPS pada MA Negeri 1 Malang dapat meningkatkan prestasi belajar siswa. Hal ini disebabkan TPS dapat meningkatkan
partisipasi siswa dan meningkatkan banyaknya informasi yang dapat di- ingat oleh siswa. Sebab siswa saling belajar satu sama lain dan berupaya
bertukar ide dengan pasangannya sebelum mengemukakan idenya ke kelompok yang lebih besar. Serta meningkatkan rasa percaya diri siswa
karena semua siswa mempunyai kesempatan berpartisipasi di kelas.
19 2. Hasil penelitian Dewi 2011 diketahui bahwa pembelajaran kooperatif
tipe TPS efektif diterapkan pada siswa kelas XI IPA semester genap SMA Negeri 8 Bandar Lampung Tahun Pelajaran 20102011. Hal ini disebab-
kan penerapan pembelajaran kooperatif tipe TPS menciptakan suasana belajar yang menyenangkan, karena setiap siswa dapat berdiskusi dan
saling berbagi ide dengan pasangannya untuk mendapatkan jawaban yang tepat sehingga model pembelajaran ini efektif diterapkan pada pembelajar-
an matematika. 3. Hasil penelitian Wenangsari 2011 menunjukkan bahwa penerapan pem-
belajaran kooperatif model think pair share dapat meningkatkan hasil belajar siswa SMAN 1 Lawang. Hal ini terlihat dari meningkatnya hasil
belajar jika dan hanya jika siswa memberikan respon yang positif.
C. Kerangka Pikir
Pemahaman konsep siswa yang rendah disebabkan oleh ketidaksesuaian dalam menggunakan model pembelajaran. Pembelajaran kooperatif tipe TPS merupakan
salah satu model pembelajaran yang sesuai untuk membantu siswa dalam memahami konsep materi pembelajaran. Pembelajaran kooperatif tipe TPS mem-
punyai tiga tahap kegiatan pembelajaran, yaitu thinking, pairing, dan sharing. Pada tahap thinking guru memberikan kesempatan kepada siswa untuk berpikir
secara aktif dan mandiri dalam mencari pengalaman belajar dan memperoleh pengetahuan baru, sehingga konsep yang ditemukan oleh siswa dapat bertahan
lebih lama pada diri siswa. Kemudian pairing yaitu siswa berpasangan kemudian berdiskusi dengan pasangannya saling bertukar pikiran untuk memecahkan
20 permasalahan yang diberikan oleh guru. Pada tahap ini siswa akan saling bekerja
sama, menjelaskan satu sama lain dalam memahami materi sehingga lebih mudah memahami konsep dari materi yang diberikan. Selanjutnya yaitu tahap sharing,
pada tahap ini siswa berbagi hasil diskusi dengan pasangannya kepada kelompok lain.
Pada saat berdiskusi, berbagi informasi, bertanya, atau mengungkapkan pendapat akan melatih siswa berkomunikasi di depan kelas. Dalam perkembangannya guru
hanya bertindak sebagai pengarah dan pembimbing, sedangkan siswa dituntut untuk lebih mandiri dalam proses pembelajaran. Siswa aktif selama proses pem-
belajaran dalam mencari pengalaman dan pengetahuan sendiri sehingga mem- permudah siswa dalam memahami konsep materi yang dipelajari dan pemahaman
konsep matematika yang dimiliki oleh siswa akan semakin membaik.
Berbeda dengan pembelajaran konvensional, karena pembelajaran konvensional adalah pembelajaran yang berpusat pada guru. Pada pembelajaran ini guru mem-
berikan penjelasan materi langsung kepada siswa secara lisan dan memberikan beberapa pertanyaan, latihan soal kemudian pemberian tugas. Selama proses
pembelajaran sebagian besar siswa hanya memperhatikan, menjawab, men- dengarkan penjelasan guru dan mencatat materi bila ada yang perlu dicatat. Hal
ini mengakibatkan siswa menjadi pasif dan mengalami kesulitan dalam me- mahami konsep dari materi yang dipelajari, karena siswa tidak secara aktif dan
mandiri dalam menemukan konsep dari materi pembelajaran melainkan me- nerimanya langsung dari guru. Sehingga pemahaman konsep matematika yang di-
miliki oleh siswa rendah.
21 Dari uraian di atas terilihat bahwa pemahaman konsep matematika siswa dengan
menggunakan pembelajaran kooperatif tipe TPS akan lebih baik dari pemahaman konsep matematika siswa dengan menggunakan pembelajaran konvensional.
Pemahaman konsep matematika siswa dapat dilihat dari hasil tes yang diperoleh siswa di akhir pembelajaran.
D. Hipotesis