Uji Normalitas Uji Asumsi Klasik

38 menghasilkan Rp 0,66,- laba tahunan dan merupakan Return on Assets tertinggi pada penelitian ini. Nilai Return on Assets minimum terjadi pada Perusahaan PT Alam Karya Unggul Tbk pada Tahun 2011 sedangkan nilai Return on Assets maksimum terjadi pada Perusahaan PT Multi Bintang Indonesia Tbk pada Tahun 2013. Diketahui rata-rata mean Return on Assets adalah 0,0720, dan standar deviasi Return on Assets adalah 0,12085.

4.2 Uji Asumsi Klasik

Menurut Gujarati 2003 suatu model dikatakan baik untuk alat prediksi apabila mempunyai sifat-sifat best linear unbiased estimator BLUE. Di samping itu suatu model dikatakan cukup baik dan dapat dipakai untuk memprediksi apabila sudah lolos dari serangkaian uji asumsi ekonometrika yang melandasinya. Suatu model regresi berganda yang digunakan untuk menguji hipotesa harus memenuhi asumsi klasik. Uji asumsi klasik dilakukan juga untuk mendapatkan model regresi yang tidak bias dan efisien. Estimasi dari parameter-parameter dengan metode ordinary least square OLS akan memiliki sifat ketidakbiasan unbiasedness, varians yang minimum minimum varians, dan sebagainya, yang disebut best linear unbiased estimator BLUE Gujarati, 2003:107, Supranto, 2005:70. Dalam penggunaan regresi linear berganda, terdapat empat uji asumsi klasik, yakni uji normalitas residual, uji multikolinearitas, uji autokorelasi, dan uji heteroskedastisitas Supranto, 2005:151.

4.2.1 Uji Normalitas

Uji normalitas bertujuan untuk menguji apakah dalam model regresi, variabel pengganggu atau residual memiliki distribusi normal. Seperti diketahui 39 bahwa uji t dan F mengasumsikan bahwa nilai residual mengikuti distribusi normal. Kalau asumsi ini dilanggar maka uji statistik menjadi tidak valid untuk jumlah sampel kecil Ghozali, 2011:160, Gujarati, 2003:339, Field, 2009:221, Supranto, 2005:90. Dalam penelitian ini, uji normalitas terhadap residual dengan menggunakan uji Kolmogorov-Smirnov. Caranya menentukan terlebih dahulu hipotesis pengujian yaitu: Hipotesis Nol H : data terdistribusi secara normal Hipotesis Alternatif HA : data tidak terdistribusi secara normal Dalam penelitian ini, tingkat signifikansi yang digunakan . Dasar pengambilan keputusan adalah melihat angka probabilitas , dengan ketentuan sebagai berikut. Jika nilai probabilitas 0,05, maka asumsi normalitas terpenuhi. Jika probabilitas 0,05, maka asumsi normalitas tidak terpenuhi. Tabel 4.2 Uji Normalitas Sumber: hasil olahan software SPSS 17 40 Perhatikan bahwa berdasarkan Tabel 4.2, diketahui nilai probabilitas atau Asymp.Sig. 2-tailed sebesar 0,000. Dalam penelitian ini, tingkat signifikansi yang digunakan adalah . Karena nilai probabilitas sebesar 0,000 dan lebih kecil dibandingkan tingkat signifikansi, yakni 0,05. Hal ini berarti asumsi normalitas tidak terpenuhi. Untuk memperoleh hasil terbaik, maka data pencilan atau outlier yang ada dihilangkan. Outlier adalah data yang memiliki karakteristik unik yang terlihat sangat berbeda jauh dari observasi-obsevasi lainnya dan muncul dalam bentuk nilai ekstrim baik untuk sebuah variabel tunggal atau variabel kombinasi Ghozali, 2011,36. Setelah data pencilan atau outlier dihilangkan sebanyak 22, maka data yang semula sebanyak 312 menjadi 290. Setelah dilakukan pembuangan data-data pencilan atau outlier pertama, didapat hasil pengujian normalitas yang kedua dimana nilai probabilitas sebesar 0,005 dan lebih kecil dibandingkan tingkat signifikansi, yakni 0,05. Setelah dilakukan pembuangan data-data pencilan atau outlier kedua, didapat hasil pengujian normalitas yang ketiga dimana nilai probabilitas sebesar 0,023 dan lebih kecil dibandingkan tingkat signifikansi, yakni 0,05. Setelah dilakukan pembuangan data-data pencilan atau outlier ketiga, didapat hasil pengujian normalitas yang keempat dimana nilai probabilitas sebesar 0,021 dan lebih kecil dibandingkan tingkat signifikansi, yakni 0,05. Hal ini berarti asumsi normalitas tidak terpenuhi. Setelah dilakukan pembuangan data-data pencilan atau outlier keempat, didapat hasil pengujian normalitas yang kelima dimana nilai probabilitas sebesar 0,055 dan lebih besar dibandingkan tingkat signifikansi. Sesuai dengan 41 ketentuan, dimana nilai probabilitas di atas 0,05 yakni 0,055 diperlihatkan dalam Tabel 4.3 sebagai berikut. Tabel 4.3 Uji Normalitas setelah Data Menyimpan Outlier Dihapus Sumber: hasil olahan software SPSS 17 Berdasarkan Tabel 4.3, nilai probabilitas atau Asymp. Sig 2-tailed adalah 0,055. Oleh karena nilai probabilitas, yakni 0,055 lebih besar dibandingkan tingkat signifikansi, yakni 0,05, maka asumsi normalitas terpenuhi. Pengujian asumsi normalitas dapat juga digunakan pendekatan analisis grafik, histogram. Pada untuk pendekatan histogram, jika kurva berbentuk kurva normal, maka asumsi normalitas dipenuhi. Pada pendekatan normal probability plot, jika titik- titik dots menyebar jauh menyebar berliku-liku pada garis diagonal seperti ular dari garis diagonal, maka diindikasi asumsi normalitas error tidak dipenuhi. Jika titik-titik menyebar sangat dekat pada garis diagonal, maka asumsi normalitas dipenuhi. Untuk informasi selengkapnya, dapat dilihat pada lampiran 9. Gambar 4.1 dan Gambar 4.2 merupakan output dari SPSS. Perhatikan bahwa pada Gambar 4.1 kurva pada histogram berbentuk kurva normal, sehingga disimpulkan bahwa asumsi normalitas error dipenuhi. Di samping itu pada 42 normal probability plot Gambar 4.2, titik-titik menyebar cukup dekat pada garis diagonal, maka disimpulkan bahwa asumsi normalitas dipenuhi. Gambar 4.1 Histogram untuk Pengujian Asumsi Normalitas Sumber: hasil olahan software SPSS 17 Gambar 4.2 Normalitas dengan Normal Probability Plot Sumber: hasil olahan software SPSS 17

4.2.2 Uji Multikolinearitas

Dokumen yang terkait

Analisis Pengaruh Corporate Governance, Leverage dan Profitabilitas Terhadap Manajemen Laba Pada Perusahaan Manufaktur yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia

4 92 161

Pengaruh Manajemen Modal Kerja, Likuiditas, Leverage, dan Corporate Governance Terhadap Profitabilitas pada Perusahaan Manufaktur yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia

2 6 91

Pengaruh Manajemen Modal Kerja, Likuiditas, Leverage, dan Corporate Governance Terhadap Profitabilitas pada Perusahaan Manufaktur yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia

0 0 13

Pengaruh Manajemen Modal Kerja, Likuiditas, Leverage, dan Corporate Governance Terhadap Profitabilitas pada Perusahaan Manufaktur yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia

0 0 2

Pengaruh Manajemen Modal Kerja, Likuiditas, Leverage, dan Corporate Governance Terhadap Profitabilitas pada Perusahaan Manufaktur yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia

0 0 7

Pengaruh Manajemen Modal Kerja, Likuiditas, Leverage, dan Corporate Governance Terhadap Profitabilitas pada Perusahaan Manufaktur yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia

0 1 17

Pengaruh Manajemen Modal Kerja, Likuiditas, Leverage, dan Corporate Governance Terhadap Profitabilitas pada Perusahaan Manufaktur yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia

0 0 3

Pengaruh Manajemen Modal Kerja, Likuiditas, Leverage, dan Corporate Governance Terhadap Profitabilitas pada Perusahaan Manufaktur yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia

0 0 9

ABSTRAK PENGARUH MANAJEMEN MODAL KERJA, LIKUIDITAS, LEVERAGE DAN CORPORATE GOVERNANCE TERHADAP PROFITABILITAS PADA PERUSAHAAN MANUFAKTUR YANG TERDAFTAR DI BURSA EFEK INDONESIA

0 0 11

Analisis Pengaruh Corporate Governance, Leverage dan Profitabilitas Terhadap Manajemen Laba Pada Perusahaan Manufaktur yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia

0 0 42