33
3.7.3 Pengujian Hipotesis a.
Uji t Uji Secara Parsial
Uji t pada dasarnya menunjukkan seberapa jauh pengaruh satu variabel bebas secara individual dalam menerangkan variasi variabel terikat.Tujuan dari uji
t adalah untuk menguji koefisien regresi secara individual. Rumusan Hipotesis yang akan diuji adalah sebagai berikut :
1. H
diterima bila t
tabel
t
hitung
, atau dapat dilihat dari nilai signifikansinya apabila 0.05; artinya tidak terdapat pengaruh yang signifikan dari
variabel bebas secara parsial terhadap variabel terikat. 2.
H
a
diterima bila t
hitung
t
tabel
, atau dapat dilihat dari nilai signifikansinya apabila 0.05; artinya terdapat pengaruh yang signifikan dari variabel
bebas secara parsial terhadap variabel terikat.
b. Uji F Uji Secara Serentak
Pengujian Hipotesis Distribusi F pada model regresi berganda dilakukan untuk mengetahui pengaruh variabel bebas secara bersama-sama terhadap variabel
terikat. Rumusan hipotesis yang diuji adalah sebagai berikut:
1. Terima H
tolak H
a
bila F
hitung
≤ F
tabel
, atau dapat dilihat dari nilai signifikansinya apabila 0.05; artinya tidak terdapat pengaruh yang
signifikan secara serentak dari variabel bebas terhadap variabel terikat. 2.
Tolak H terima H
a
bila F
hitung
F
tabel
, atau dapat dilihat dari nilai signifikansinya apabila 0.05; artinya terdapat pengaruh yang
signifikan secara serentak dari variabel bebas terhadap variabel terikat.
34
c. Pengujian Koefisien Determinan
R
2
Pengujian koefisien determinan dilakukan untuk melihat seberapa besar pengaruh variabel bebas terhadap variabel terikat.Pengujian ini dilakukan dengan
melihat nilai koefisien determinan. Koefisien determinan R
2
merupakan besaran
non negatif dan besarnya koefisien determinasi adalah
.
Jika koefisien determinan bernilai 0, maka tidak ada hubungan antara variabel bebas
dengan variabel terikat. Sebaliknya jika koefisien determinan bernilai 1, maka ada keterikatan sempurna antara variabel bebas dengan variabel terikat.
Uji Determinasi, untuk melihat besarnya kontribusi pengaruh variabel bebas dan variabel terikat dapat dihitung dengan rumus :
D = r
2
x 100 .
35
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN
4.1 Analisis Statistik Deskriptif
Analisis statistik deskriptif digunakan untuk mengetahui deskripsi suatu data yang dilihat dari nilai maksimum, nilai minimum, nilai rata-rata mean, dan nilai
standar deviasi. Dalam penelitian ini, variabel yang digunakan dalam perhitungan statistik deskriptif adalah Perputaran Modal Kerja, Current Ratio,Debt to Equity
Ratio, Ukuran Dewan Komisaris, dan Return on Asset. Berdasarkan analisis statistik deskriptif diperoleh gambaran sampel sebagai berikut.
Tabel 4.1 Statistik Deskriptif dari Perputaran Modal Kerja, Current Ratio,
Debt to Equity Ratio, Ukuran Dewan Komisaris, dan Return on Asset
Sumber: hasil olahan software SPSS 17
Berdasarkan Tabel 4.1, dapat dilihat bahwa jumlah unit analisis N dalam penelitian ini adalah sebanyak 312 unit analisis yang terdiri dari 78 perusahaan
manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia BEI. 312 unit analisis tersebut terdiri dari data pada periode tahun 2010-2013.
Berdasarkan Tabel 4.1, diketahui nilai Perputaran Modal Kerja minimum adalah -881,39, yang artinya bahwa modal kerja berputar sebanyak -881,39 kali
dalam setahun dan merupakan Perputaran Modal Kerja terendah pada penelitian
36 ini, sedangkan nilai Perputaran Modal Kerja maksimum adalah 248,69, yang
artinya bahwa modal kerja berputar sebanyak 248,69 kali dalam setahun dan merupakan Perputaran Modal Kerja tertinggi pada penelitian ini. Nilai Perputaran
Modal Kerja minimum terjadi pada Perusahaan PT. Siantar Top Tbk pada tahun 2012, sedangkan nilai Perputaran Modal Kerja maksimum terjadi pada
Perusahaan PT. Berlina Tbk pada tahun 2011. Diketahui rata-rata mean Perputaran Modal Kerja adalah 0,0171, dan standar deviasi Perputaran Modal
Kerja adalah 72,02705. Diketahui nilai Current Ratio minimum adalah 9,13, yang artinya terdapat
Rp 9,13,- aset lancar yang tersedia untuk memenuhi tiap-tiap Rp 100,- kewajiban yang jatuh tempo saat ini dan merupakan nilai Current Ratio terendah pada
penelitian ini, sedangkan nilai Current Ratio maksimum adalah 24744,41, yang artinya terdapat Rp 24.744,41,- aset lancar yang tersedia untuk memenuhi tiap-
tiap Rp 100,- kewajiban yang jatuh tempo saat ini dan merupakan nilai current ratio tertinggi pada penelitian ini. Nilai Current Ratio minimum terjadi pada
Perusahaan PT Merck Sharp Dohme Pharma Tbk pada Tahun 2010 sedangkan nilai Current Ratio maksimum terjadi pada Perusahaan PT Jaya Pari Steel Tbk
pada Tahun 2013. Diketahui rata-rata mean Current Ratio adalah 347,3130, dan standar deviasi Current Ratio adalah 1460,57126.
Diketahui nilai Debt to Equity Ratio minimum adalah -21,23, yang artinya tiap-tiap Rp 1,- pendanaan ekuitas, terdapat Rp -21,23,- pendanaan dari kreditor
dan merupakan Debt to Equity Ratio terendah pada penelitian ini, sedangkan nilai Debt to Equity Ratio maksimum adalah 70,83, yang artinya tiap-tiap Rp 1,-
pendanaan ekuitas, terdapat Rp 70,83,- pendanaan dari kreditor dan merupakan
37 Debt to Equity Ratio tertinggi pada penelitian ini. Nilai Debt to Equity Ratio
minimum terjadi pada Perusahaan PT APAC Citra Centertex Tbk pada Tahun 2013 sedangkan nilai Debt to Equity Ratio maksimum terjadi pada Perusahaan PT
Merck Sharp Dohme Pharma Tbk pada Tahun 2013. Diketahui rata-rata mean Debt to Equity Ratio adalah 1,7140, dan standar deviasi Debt to Equity Ratio
adalah 5,24876. Diketahui nilai Ukuran Dewan Komisaris minimum adalah 2,00,
sedangkan nilai Ukuran Dewan Komisaris maksimum adalah 12,00. Nilai Ukuran Dewan Komisaris minimum terjadi pada Perusahaan PT Beton Jaya Manunggal
Tbk pada Tahun 2010, 2011, 2012, 2013, PT Ekadharma International Tbk pada Tahun 2013, PT Gunawan Danjaya Steel Tbk pada Tahun 2013, PT Jaya Pari
Steel Tbk pada Tahun 2010, 2011, 2012, 2013, PT Langgeng Makmur Industri Tbk pada Tahun 2010, 2011, 2012, 2013, PT Nusantara Inti Corpora Tbk pada
Tahun 2010, 2011, 2013, PT Pelangi Indah Canindo pada Tahun 2013, PT Siantar Top Tbk pada Tahun 2011, 2012, 2013, PT Tirta Mahakam Resource Tbk pada
Tahun 2010, 2011, 2012, dan PT Ultra Jaya Milk Industry Tbk pada Tahun 2010, sedangkan nilai Ukuran Dewan Komisaris maksimum terjadi pada Perusahaan PT
Astra International Tbk pada Tahun 2012. Diketahui rata-rata mean Ukuran Dewan Komisaris adalah 4.1635, dan standar deviasi Ukuran Dewan Komisaris
adalah 1,89657. Diketahui nilai Return on Assets minimum adalah -0,76, yang artinya
bahwa setiap Rp 1,- investasi aset menghasilkan Rp -0,76,- laba tahunan dan merupakan Return on Assets terendah pada penelitian ini, sedangkan nilai Return
on Assets maksimum adalah 0,66, yang artinya bahwa setiap Rp 1,- investasi aset
38 menghasilkan Rp 0,66,- laba tahunan dan merupakan Return on Assets tertinggi
pada penelitian ini. Nilai Return on Assets minimum terjadi pada Perusahaan PT Alam Karya Unggul Tbk pada Tahun 2011 sedangkan nilai Return on Assets
maksimum terjadi pada Perusahaan PT Multi Bintang Indonesia Tbk pada Tahun 2013. Diketahui rata-rata mean Return on Assets adalah 0,0720, dan standar
deviasi Return on Assets adalah 0,12085.
4.2 Uji Asumsi Klasik