Latar belakang masalah PENDAHULUAN

1

BAB I PENDAHULUAN

1.1 Latar belakang masalah

Dalam sepuluh tahun terakhir, corporate governance atau tata kelola perusahaan merupakan isu yang kian berkembang dengan semakin banyaknya peneliti, pengusaha, dan masyarakat umum yang membahas tentang corporate governance dalam berbagai kesempatan. Corporate governance diterapkan agar perusahaan mempunyai kinerja yang baik serta memberikan keuntungan yang maksimal kepada para pemegang sahamnya maka perusahaan dikelola seperti halnya mengelola suatu negara Little Republic, karena itulah seringkali perusahaan disebut sebagai miniatur negara. Sigit 2012 menyatakan bahwa good corporate governance adalah upaya perbaikan terhadap sistem, proses, dan seperangkat peraturan dalam pengelolaan suatu organisasi yang pada esensinya mengatur dan memperjelas hubungan, wewenang, hak, dan kewajiban semua pemangku kepentingan dalam arti luas dan khususnya organ Rapat Umum Pemegang Saham RUPS, Dewan Komisaris, dan Dewan Direksi dalam arti sempit. Di beberapa negara, perhatian lebih besar terhadap good corporate governance ini dipicu oleh skandal perusahaan- perusahaan publik terkemuka di Amerika dan Eropa, seperti Enron, Worldcom, dan Tyco. Cadbury Report Inggris dan Treadway Report AS menyebutkan bahwa keruntuhan perusahaan-perusahaan publik tersebut karena kegagalan strategi maupun praktik curang dari manajemen puncak yang berlangsung tanpa batas dalam waktu yang cukup lama dan karena lemahnya pengawasan Universitas Sumatera Utara 2 independen oleh jajaran dewan direksi. Selain itu, krisis ekonomi di kawasan Asia dan Amerika Latin pada tahun 1998 diyakini muncul karena kegagalan penerapan good corporate governance, sistem perundang-undangan yang lemah, standar akuntansi dan audit yang tidak konsisten, praktik perbankan yang ceroboh, serta perilaku direksi yang mengabaikan hak-hak pemegang saham minoritas. Pihak-pihak utama dalam corporate governance adalah pemegang saham, manajemen, dan dewan direksi. Pemangku kepentingan lainnya termasuk karyawan, pemasok, pelanggan, bank dan kreditor lain, lingkungan, serta masyarakat luas. Kinerja sebuah perusahaan dapat dinilai dan diukur dengan melihat laporan keuangan yang dihasilkannya. Soemarso 2004 menyatakan bahwa laporan keuangan financial statement adalah laporan yang dirancang untuk para pembuat keputusan, terutama pihak luar perusahaan, mengenai posisi keuangan dan hasil usaha perusahaan. Laporan keuangan terdiri dari neraca, laporan laba rugi dan laporan arus kas. Standar Akuntansi Keuangan PSAK No. 05 IAI:2009 mengemukakan bahwa tujuan laporan keuangan untuk tujuan umum adalah memberikan informasi tentang posisi keuangan, kinerja, dan arus kas perusahaan yang bermanfaat bagi sebagian besar kalangan pengguna laporan dalam rangka membuat keputusan-keputusan ekonomi serta menunjukkan pertanggungjawaban stewardship manajemen atas penggunaan sumber-sumber daya yang dipercayakan kepada mereka. Dalam rangka mencapai tujuan tersebut, suatu laporan keuangan menyajkan informasi mengenai perusahaan yang meliputi: aset, kewajiban, ekuitas, pendapatan dan beban termasuk keuntungan dan kerugian Universitas Sumatera Utara 3 dan arus kas. Informasi tersebut diatas beserta informasi lainnya yang terdapat dalam catatan atas laporan keuangan membantu pengguna laporan dalam memprediksi arus kas pada masa depan, khususnya dalam hal waktu dan kepastian diperolehnya kas dan setara kas. Namun pada kenyataannya tidak semua perusahaan memiliki hasil laporan keuangan yang baik sebagaimana yang ditargetkan oleh perusahaan. Inilah salah satu pemicu yang menyebabkan pihak manajemen melakukan beberapa trik untuk menutupi kekurangan yang terdapat pada laporan keuangan perusahaan, sehingga hasilnya terlihat lebih baik dari aslinya. Salah satu hal yang dilakukan adalah dengan mempengaruhi jumlah laba yang ditampilkan di dalam laporan keuangan, biasanya disebut dengan manajemen laba. Semakin merebaknya aktivitas manajemen laba juga telah mendorong berkembangnya perhatian publik terhadap konsep good corporate governance. Konsep ini secara definitif diartikan sebagai sistem yang mengatur dan mengendalikan perusahaan agar selalu menciptakan nilai tambah untuk semua stockholder dan stakeholdernya. Ada dua point penting yang ditekankan dalam konsep ini, yaitu hak stockholder dan stakeholder untuk memperoleh informasi akurat dan tepat waktu timeliness serta kewajiban perusahaan untuk mengungkapkan disclosure secara akurat, tepat waktu, dan transparan semua informasi mengenai perusahaan. Atau dengan kata lain, konsep good corporate governance menekankan pentingnya kesetaraan fairness, transparansi transparancy, akuntabilitas accountability, dan responsibilitas responsibility. Alasannya, laporan keuangan merupakan alat komunikasi utama perusahaan Universitas Sumatera Utara 4 dengan semua pihak yang mempunyai kepentingan dengan perusahaan. Semakin berkualitas laporan keuangan semakin berkualitas pula keputusan yang dibuat stakeholder yang menggunakan informasi itu Sulistyanto, 2008 Para manajer memiliki fleksibilitas untuk memilih diantara beberapa cara alternatif dalam mencatat transaksi sekaligus memilih opsi-opsi yang ada dalam perlakuan akuntansi yang sama. Fleksibilitas ini, yang dimaksudkan untuk memungkinkan manajer mampu beradaptasi terhadap berbagai situasi ekonomi dan menggambarkan konsekuensi ekonomi yang sebenarnya dari transaksi tersebut, dapat juga digunakan untuk memengaruhi tingkat pendapatan pada suatu waktu tertentu dengan tujuan untuk memberikan keuntungan bagi manajemen dan para pemangku kepentingan stakeholder. Ini adalah esensi dari manajemen laba earnings management, yaitu suatu kemampuan untuk “memanipulasi” pilihan- pilihan yang tersedia dan mengambil pilihan yang tepat untuk mencapai tingkat laba yang diharapkan. Hal ini adalah salah satu contoh lain yang mencolok dari akuntansi yang dirancang Riahi dan Belkaoui, 2006 Dari beberapa contoh kasus pelaporan akuntansi yang terjadi, dapat dilihat hubungannya dengan corporate governance. Menurut OECD 2004, corporate governanace merupakan salah satu elemen kunci dalam meningkatkan pertumbuhan ekonomi dan efesiensi ekonomi serta meningkatkan kepercayaan investor. Corporate governance meliputi serangkaian hubungan antara manajemen perusahaan, dewan direksi, para pemegang saham dan para pemegang kepentingan stakeholders lainnya. Universitas Sumatera Utara 5 Corporate governance juga memberikan suatu struktur yang memfasilitasi penentuan sasaran-sasaran dari suatu perusahaan, dan sebagai sarana untuk menentukan teknik monitoring kinerja. Salah satu cara yang di gunakan untuk memonitor masalah kontrak dan membatasi perilaku opportunistic manajemen adalah corporate governance. Berkaitan dengan masalah keagenan, corporate governance yang merupakan konsep yang didasarkan pada teori keagenan, diharapkan bisa berfungsi sebagai alat untuk memberikan keyakinan kepada para investor bahwa mereka akan menerima return atas dana yang telah mereka investasikan. Dengan kata lain corporate governance diarahkan untuk mengurangi asimetri informasi antara principal dan agent yang pada akhirnya dapat menurunkan tindakan manajemen laba Ujiyantho dan Pramuka, 2007. Penerapan corporate governance yang baik diharapkan dapat mengurangi dorongan bagi para manajer untuk melakukan tindakan manipulasi, sehingga kinerja perusahaan yang dilaporkan mencerminkan keadaan ekonomi yang sebenarnya dari perusahaan yang bersangkutan. Beberapa penelitian mengenai corporate governance dan pengaruhnya terhadap manajemen laba, antara lain: Siagian 2011 dan Panjaitan 2012. Hasil yang diungkapkan pun berbeda, antara lain: menurut hasil penelitian yang dilakukan oleh Siagian 2011 mengungkapkan bahwa secara parsial komposisi dewan komisaris berpengaruh terhadap manajemen laba, sedangkan ukuran dewan komisaris, ukuran perusahaan, kepemilikan institusional, kepemilikan manajerial, kepemilikan konsentrasi tidak berpengaruh terhadap manajemen laba. Sedangkan hasil penelitian yang dilakukan oleh Panjaitan 2012 menunjukkan bahwa secara Universitas Sumatera Utara 6 serempak kepemilikan manajerial, proporsi dewan komisaris dan komite audit berpengaruh secara signifikan terhadap manajemen laba. Uji parsial menunjukkan hanya kepemilikan manajerial yang berpengaruh signifikan terhadap manajemen laba, sedangkan proporsi dewan komisaris dan komite audit tidak berpengaruh signifikan terhadap manajemen laba. Berbagai hasil yang berbeda dari penelitian terdahulu mengenai pengaruh corporate governance terhadap manajemen laba membuat peneliti ingin meneliti kembali beberapa variabel dalam penelitian yang telah dilakukan sebelumnya. Penelitian ini merupakan replikasi dari penelitian yang dilakukan oleh Girsang yang berjudul “Pengaruh Good Corporate Governance Terhadap Manajemen Laba dan Kinerja Perusahaan Real Estate dan Property Yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia”. Perbedaan penelitian ini dengan penelitian terdahulu adalah penelitian ini mengambil data dari perusahaan manufaktur yang terdaftar di BEI, sedangkan penelitian terdahulu mengambil data dari perusahaan real estate dan property yang terdaftar di BEI. Perbedaan lain penelitian ini dengan penelitian terdahulu adalah variabel yang digunakan. Penelitian ini menggunakan variabel corporate governance dan dewan komisaris sebagai variabel independen, dengan manajemen laba sebagai variabel dependen. Sedangkan penelitian terdahulu menggunakan variabel good corporate governance yang diproksikan kedalam kepemilikan manajerial, proporsi dewan komisaris dan komite audit sebagai variabel independen, dan manajemen laba dan kinerja perusahaan sebagai variabel dependen. Universitas Sumatera Utara 7 Alasan peneliti mengambil sampel pada perusahaan manufaktur dikarenakan perusahaan manufaktur adalah jenis usaha yang bergerak di sektor riil yang memiliki jumlah perusahaan lebih banyak apabila dibandingkan dengan jenis usaha lain. Jika mengambil bidang yang lebih spesifik, ada kemungkinan hanya sedikit sampel yang memenuhi kriteria pengambilan sampel sehingga data yang dibutuhkan tidak mencukupi untuk dilakukan penelitian. Berdasarkan uraian latar belakang di atas maka peneliti tertarik untuk melakukan penelitian dengan judul “Pengaruh Corporate Governance dan Dewan Komisaris Terhadap Manajemen Laba pada Perusahaan Manufaktur yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia”.

1.2 Perumusan Masalah

Dokumen yang terkait

Pengaruh Good Corporate Governance dan Ukuran Perusahaan terhadap Manajemen Laba pada Perusahaan Manufaktur yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia

4 102 87

Pengaruh Implementasi Corporate Governance terhadap Manajemen Laba pada Perusahaan Manufaktur yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia

0 29 101

Pengaruh Good Corporate Governance Terhadap Manajemen Laba Pada Perusahaan Manufaktur Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia

2 67 73

PENGARUH CORPORATE GOVERNANCE TERHADAP MANAJEMEN LABA Pengaruh corporate governance terhadap manajemen laba (studi empiris pada perusahaan manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia).

0 0 15

PENGARUH MEKANISME CORPORATE GOVERNANCE TERHADAP MANAJEMEN LABA PADA PERUSAHAAN MANUFAKTUR YANG PENGARUH MEKANISME CORPORATE GOVERNANCE TERHADAP MANAJEMEN LABA PADA PERUSAHAAN MANUFAKTUR YANG TERDAFTAR DI BURSA EFEK INDONESIA.

0 0 14

PENDAHULUAN PENGARUH MEKANISME CORPORATE GOVERNANCE TERHADAP MANAJEMEN LABA PADA PERUSAHAAN MANUFAKTUR YANG TERDAFTAR DI BURSA EFEK INDONESIA.

0 0 7

Pengaruh Corporate Governance dan Dewan Komisaris Terhadap Manajemen Laba pada Perusahaan Manufaktur yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia

0 0 15

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar belakang masalah - Pengaruh Corporate Governance dan Dewan Komisaris Terhadap Manajemen Laba pada Perusahaan Manufaktur yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia

1 3 8

Pengaruh Corporate Governance dan Dewan Komisaris Terhadap Manajemen Laba pada Perusahaan Manufaktur yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia

0 1 11

Pengaruh Implementasi Corporate Governance terhadap Manajemen Laba pada Perusahaan Manufaktur yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia

0 0 12