Statistik Deskriptif Analisis Regresi Berganda

44

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1 Data Penelitian

Data dalam penelitian ini dianalisis melalui metode analisis statistik dengan menggunakan analisis persamaan regresi berganda. Analisis data dimulai dengan mengolah data dengan menggunakan Microsoft Office Excel 2007. Selanjutnya, dilakukan pengujian asumsi klasik dan hipotesis dengan menggunakan regresi berganda. Pengujian dilakukan dengan menggunakan software SPSS versi 17.0. Prosedur pengujian dimulai dengan memasukkan data yang akan diuji ke dalam program SPSS, yang kemudian menghasilkan output-output sesuai metode analisis yang telah ditetapkan sebelumnya. Adapun jumlah perusahaan yang dijadikan sampel dalam penelitian ini, yang dipilih berdasarkan kriteria-kriteria tertentu, berjumlah 85 perusahaan. Periode penelitian adalah tahun 2012.

4.2 Hasil Penelitian

4.2.1 Statistik Deskriptif

Statistik deskriptif digunakan untuk menunjukkan jumlah data yang digunakan dalam penelitian ini serta dapat menunjukkan nilai maksimum, nilai minimum, nilai rata-rata mean serta standar deviasi dari masing-masing variabel. Penelitian ini menggunakan data sekunder yang dapat diperoleh dari situs www.idx.co.id dengan mendownload laporan keuangan sampel perusahaan manufaktur pada tahun 2012. Universitas Sumatera Utara 45 Variabel dalam penelitian ini meliputi Corporate Governance CG dan dewan komisaris sebagai variabel independen serta manajemen laba sebagai variabel dependen. Hasil olah data deskriptif dapat dilihat pada tabel 4.2 sebagai berikut: Tabel 4.2 Statistik Deskriptif Descriptive Statistics N Minimum Maximum Mean Std. Deviation M.LABA 85 -.095788 .524981 .19956089 .101951397 CG 85 .00 3.93 1.4792 1.04423 D.KOM 85 .25 1.00 .3981 .12354 Valid N listwise 85 Sumber: Data yang diolah peneliti 1. Variabel Manajemen Laba M.LABA memiliki nilai minimum -0.095788 dan maksimum 0.524981 dengan rata- rata 0.19956089 dan standar deviasi 0.101951397. 2. Variabel Corporate Governance CG memiliki nilai minimum 0.00 dan maksimum 3.93, dengan rata-rata sebesar 1.4792 dan standar deviasi 1.04423. 3. Variabel Dewan Komisaris D.KOM memiliki nilai minimum 0.25 dan maksimum 1.00, dengan rata-rata sebesar 0.3981 dan standar deviasi 0.12354. Standar deviasi σ menunjukkan seberapa jauh kemungkinan nilai menyimpang dari nilai yang diharapkan dalam hal ini variabel M.LABA, CG, Universitas Sumatera Utara 46 dan D.KOM. Semakin besar nilai standar deviasi maka semakin besar kemungkinan nilai riil menyimpang dari yang diharapkan Gujarati, 1995.

4.2.2 Uji Asumsi Klasik

4.2.2.1 Uji Normalitas

Uji normalitas bertujuan untuk menguji apakah dalam sebuah regresi variabel dependen, variabel independen atau keduanya mempunyai distribusi normal ataukah tidak mempunyai distribusi normal. Model regresi yang baik adalah memiliki distribusi data normal atau mendekati normal. Salah satu metode untuk mengetahui normalitas adalah dengan menggunakan metode analisis grafik dan analisis statistik. Analisis grafik dapat dilihat dengan melihat grafik histogram ataupun dengan melihat grafik Normal Probability Plot. Uji normalitas yang pertama dengan melihat grafik histogram sebagaimana terlihat dalam gambar 4.1 di bawah ini : Gambar 4.1 Grafik Histogram Universitas Sumatera Utara 47 Metode lain yang digunakan dalam analisis grafik adalah dengan melihat Normal Probability Plot yang membandingkan distribusi kumulatif dari distribusi normal. Jika distribusi data residual normal, maka garis yang akan menggambarkan data sesungguhnya akan mengikuti garis diagonalnya. Uji normalitas dengan melihat Normal Probability Plot dapat dillihat pada gambar 4.2 berikut: Gambar 4.2 Normal Probability Plot Dari hasil uji normalitas dengan menggunakan grafik yaitu dengan menggunakan grafik histogram dan grafik normal p-plot menunjukkan bahwa distribusi data normal. Pada grafik histogram Gambar 4.1 menunjukkan Universitas Sumatera Utara 48 distribusi data mengikuti garis diagonal yang tidak menceng skewness ke kiri maupun ke kanan. Pada grafik normal p-plot Gambar 4.2 memperlihatkan titik – titik menyebar di sekitar garis diagonal serta penyebarannya mendekati garis diagonal sehingga dapat disimpulkan bahwa distribusi data normal. Untuk lebih memastikan apakah data residual terdistribusi normal atau tidak, maka dilakukan pengujian one sample Kolmogorov-Smirnov. Tabel 4.3 Hasil Uji Normalitas dengan Kolmogorov-Smirnov One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test Unstandardize d Residual N 85 Normal Parameters a,,b Mean .0000000 Std. Deviation .10037923 Most Extreme Differences Absolute .056 Positive .056 Negative -.051 Kolmogorov-Smirnov Z .514 Asymp. Sig. 2-tailed .954 a. Test distribution is Normal. b. Calculated from data. Dalam tabel 4.3 hasil pengujian normalitas dengan uji statistik nonparametrik Kolmogorov-Smirnov menunjukkan nilai Z hitung sebesar 0.514 dengan taraf signifikansi 0,954. Nilai taraf signifikansi diatas 0,05 0,954 0,05 menunjukkan bahwa data residual terdistribusi secara normal. Dengan kata lain, model regresi yang digunakan memenuhi asumsi normalitas. Universitas Sumatera Utara 49

4.2.2.2 Uji Multikolinearitas

Uji ini bertujuan menguji apakah pada model regresi ditemukan adanya korelasi antar variabel independen. Model regresi yang baik seharusnya tidak terjadi korelasi diantara variabel independen. Jika terjadi korelasi, maka terdapat multikolonieritas. Uji multikolonieritas diuji dengan melihat nilai Variance Inflation Factor VIF. Dikatakan tidak terdapat multikolonieritas dalam model regresi jika tolerance 0,1 dan VIF 10 Ghozali, 2009. Hasil uji mutikolinearitas dapat dilihat pada tabel berikut : Tabel 4.4 Hasil Uji Multikolinearitas Berdasarkan tabel 4.4, dapat diketahui bahwa nilai tolerance dari setiap variabel independen lebih dari 0,1 dan nilai VIF dari setiap variabel independen tidak lebih dari 10. Oleh karena itu, dapat disimpulkan bahwa tidak ada multikolonieritas antar variabel independen dalam model regresi

4.2.2.3 Uji Heteroskedastisitas

Pengujian ini bertujuan untuk menguji apakah dalam model regresi terjadi ketidaksamaan variance dari residual satu pengamatan ke pengamatan Model Collinearity Statistics Tolerance VIF 1 Constant CG .959 1.042 D.KOM .959 1.042 Universitas Sumatera Utara 50 yang lain. Jika variance dari residual satu pengamatan ke pengamatan lain tetap, maka disebut homoskedastisitas, dan jika variance dari residual satu pengamatan ke pengamatan lain berbeda disebut heteroskedastisitas. Untuk mendeteksi ada atau tidaknya heteroskedastisitas dapat dilakukan dengan melihat grafik scatterplot, dengan dasar analisis Ghozali, 2005:139 a Jika ada pola tertentu, seperti titik-titik yang ada membentuk pola tertentu yang teratur bergelombang, melebar kemudian menyempit, maka mengindikasikan telah terjadi heteroskedastisitas. b Jika tidak ada pola yang jelas, serta titik-titik menyebar di atas dan di bawah angka 0 pada sumbu Y, maka tidak terjadi heteroskedastisitas. Hasil uji heteroskedastisitas dengan menggunakan grafik scatterplot di tunjukkan pada gambar 4.3 dibawah ini: Gambar 4.3 Grafik Scatterplot Universitas Sumatera Utara 51 Pada grafik scatterplot di atas, terlihat titik-titik menyebar secara acak serta tersebar, baik di atas maupun di bawah angka 0 pada sumbu Y sehingga dapat diambil kesimpulan bahwa tidak terdapat gejala heteroskedastisitas pada model transformasi regresi yang digunakan.

4.2.2.4 Uji Autokorelasi

Pengujian ini bertujuan untuk menguji apakah dalam suatu model regresi linier terdapat korelasi antara kesalahan pengganggu pada periode t dengan kesalahan periode t-1 sebelumnya. Jika terjadi korelasi maka dinamakan ada problem autokorelasi. Model regresi yang baik adalah yang bebas autokorelasi. Untuk mengetahui adanya autokorelasi dalam suatu model regresi dilakukan melalui pengujian terhadap nilai uji Durbin-Watson Uji DW. Dasar pengambilan keputusan tentang ada atau tidaknya autokorelasi dengan menggunakan Durbin- Watson adalah sebagai berikut : Tabel 4.5 Kriteria Autokorelasi Durbin-Watson DW Jika Hasil d dl Terdapat gejala autokorelasi positif d 4 – dl Terdapat gejala autokorelasi negative du d 4 – du Tidak terdapat gejala autokorelasi dl d du Pengujian tidak meyakinkan No decision Universitas Sumatera Utara 52 Hasil uji autokorelasi dengan Durbin-Watson dapat dilihat pada tabel 4.6 dibawah ini : Tabel 4.6 Hasil Uji Autokorelasi dengan Durbin-Watson Model R R Square Adjusted R Square Std. Error of the Estimate Durbin- Watson 1 .175 a .031 .007 .101595989 2.041 a. Predictors: Constant, D.KOM, CG b. Dependent Variable: M.LABA Dari hasil uji autokorelasi Durbin –Watson dengan menggunakan spss 17 maka diperoleh nilai DW sebesar 2.041. Nilai ini yang diuji berdasarkan ketentuan ada tidaknya gejala autokorelasi, yakni jika nilai Durbin-Watson DW ada pada batas du atas dan 4-du du DW 4-du, model regresi tidak mengalami gejala autokorelasi. Nilai signifikansi yang digunakan adalah 5 dengan jumlah sampel 85 n=85 dan jumlah variable dependen dan independen sebanyak 3, maka dari tabel data statistik Durbin-Watson diperoleh nilai batas bawah dl sebesar 1.59952 dan nilai batas atas du sebesar 1.69568. Nilai D-W 2.041 berada di antara du 1.69568 dan 4-du 2.30432 atau 1.69568 2.041 2.30432. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa model regresi tidak mengalami gejala autokorelasi, sehingga pengujian dapat dilanjutkan.

4.2.3 Analisis Regresi Berganda

Hasil analisis regresi berganda pengaruh corporate covernance dan dewan komisaris terhadap manajemen laba pada perusahaan manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia ditunjukkan pada tabel 4.7 berikut : Universitas Sumatera Utara 53 Tabel 4.7 Hasil Analisis Regresi Coefficient a Model Unstandardized Coefficients Standardized Coefficients t Sig. B Std. Error Beta 1 Constant .254 .038 6.620 .000 CG -.010 .011 -.106 -.959 .341 D.KOM -.098 .092 -.119 -1.072 .287 a. Dependent Variable: M.LABA Analisis regresi berganda digunakan untuk menguji pengaruh dua atau lebih variabel independen terhadap satu variabel dependen. Persamaan regresi dapat dilihat dari tabel hasil uji coefficients. Pada tabel coefficients yang dibaca adalah nilai dalam kolom B, baris pertama menunjukkan konstanta a dan baris selanjutnya menunjukkan konstanta variabel independen. Berdasarkan tabel 4.7 di atas maka model regresi yang digunakan adalah sebagai berikut; M.LABA = 0.254 – 0.010 CG - 0.098 D.KOM Dari persamaan regresi tersebut diatas maka dapat dianalisis sebagai berikut: a Konstanta sebesar 0.254 menyatakan bahwa jika nilai CG dan D.KOM adalah nol maka M.LABA yang terjadi adalah sebesar 0.254. b Koefisien regresi CG sebesar -0.010 menyatakan bahwa setiap penambahan CG sebesar 1 maka akan menurunkan M.LABA sebesar 1. Universitas Sumatera Utara 54 c Koefisien regresi D.KOM sebesar -0.098 menyatakan bahwa setiap penambahan D.KOM sebesar 1 maka akan menurunkan MLABA sebesar 9.8. 4.2.4 Uji Hipotesis 4.2.4.1 Koefisien Determinasi

Dokumen yang terkait

Pengaruh Good Corporate Governance dan Ukuran Perusahaan terhadap Manajemen Laba pada Perusahaan Manufaktur yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia

4 102 87

Pengaruh Implementasi Corporate Governance terhadap Manajemen Laba pada Perusahaan Manufaktur yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia

0 29 101

Pengaruh Good Corporate Governance Terhadap Manajemen Laba Pada Perusahaan Manufaktur Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia

2 67 73

PENGARUH CORPORATE GOVERNANCE TERHADAP MANAJEMEN LABA Pengaruh corporate governance terhadap manajemen laba (studi empiris pada perusahaan manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia).

0 0 15

PENGARUH MEKANISME CORPORATE GOVERNANCE TERHADAP MANAJEMEN LABA PADA PERUSAHAAN MANUFAKTUR YANG PENGARUH MEKANISME CORPORATE GOVERNANCE TERHADAP MANAJEMEN LABA PADA PERUSAHAAN MANUFAKTUR YANG TERDAFTAR DI BURSA EFEK INDONESIA.

0 0 14

PENDAHULUAN PENGARUH MEKANISME CORPORATE GOVERNANCE TERHADAP MANAJEMEN LABA PADA PERUSAHAAN MANUFAKTUR YANG TERDAFTAR DI BURSA EFEK INDONESIA.

0 0 7

Pengaruh Corporate Governance dan Dewan Komisaris Terhadap Manajemen Laba pada Perusahaan Manufaktur yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia

0 0 15

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar belakang masalah - Pengaruh Corporate Governance dan Dewan Komisaris Terhadap Manajemen Laba pada Perusahaan Manufaktur yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia

1 3 8

Pengaruh Corporate Governance dan Dewan Komisaris Terhadap Manajemen Laba pada Perusahaan Manufaktur yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia

0 1 11

Pengaruh Implementasi Corporate Governance terhadap Manajemen Laba pada Perusahaan Manufaktur yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia

0 0 12