16
mendorong arus investasi dan pertumbuhan ekonomi nasional yang berkesinambungan.
2.1.3 Dewan Komisaris
Dewan komisaris berperan penting dalam penerapan good corporate governance karena bertugas untuk menjamin pelaksanaan stategi perusahaan
.
Agar pelaksanaan good corporate governance terjamin diperlukan anggota dewan komisaris yang memiliki integritas, kemampuan tidak cacat hukum dan tidak
memiliki hubungan bisnis ataupun hubungan lainnya dengan pemegang saham pengendali baik secara langsung maupun tidak langsung.
Menurut Sulistyanto 2008 dewan komisaris juga merupakan pihak yang mempunyai peranan penting dalam menyediakan laporan keuangan yang reliable
selain komite audit. Oleh sebab itu, keberadaan dewan ini akan mempunyai pengaruh terhadap kualitas laporan keuangan dan dipakai sebagai ukuran tingkat
rekayasa keuangan yang dilakukan seorang manajer. Sejalan dengan pengujian yang membuktikan apakah besarnya dewan komisaris mempunyai hubungan yang
positif dengan kemungkinan penyimpangan dalam pelaporan keuangan. Studi tersebut tidak menemukan hubungan antara kedua hal itu karena semakin besar
dewan direktur semakin tidak efisien dan semakin lemah kontrolnya terhadap manajer. Secara singkat dapat dikatakan bahwa ada hubungan negatif antara
proporsi independensi dewan komisaris dengan level manajemen laba. Demikian juga kompetensi dewan komisaris yang mempunyai hubungan negatif dengan
level manipulasi. Atau dengan kata lain, semakin kompeten dewan komisaris, semakin mengurangi kemungkinan penyimpangan dalam pelaporan keuangan.
Universitas Sumatera Utara
17
Komite Nasional Kebijakan Governance dalam Pedoman GCG Indonesia 2006 menyatakan bahwa komisaris independen adalah anggota dewan komisaris
yang tidak berasal dari pihak terafiliasi. Yang dimaksud dengan terafiliasi adalah pihak yang mempunyai hubungan bisnis dan kekeluargaan dengan pemegang
saham pengendali, anggota Direksi dan Dewan Komisaris lain, serta dengan perusahaan itu sendiri. Jumlah komisaris independen harus dapat menjamin agar
mekanisme pengawasan berjalan secara efektif dan sesuai dengan peraturan perundang-undangan. KNKG juga menjelaskan tentang tugas dari Komite
Penunjang Dewan Komisaris, beberapa diantaranya yaitu: 1. Komite Audit
Komite Audit bertugas membantu Dewan Komisaris untuk memastikan bahwa: i laporan keuangan disajikan secara wajar sesuai
dengan prinsip akuntansi yang berlaku umum, ii struktur pengendalian internal perusahaan dilaksanakan dengan baik, iii
pelaksanaan audit internal maupun eksternal dilaksanakan sesuai dengan standar audit yang berlaku, dan iv tindak lanjut temuan hasil
audit dilaksanakan oleh manajemen. 2. Komite Nominasi dan Remunerasi
Komite Nominasi dan Remunerasi bertugas membantu Dewan Komisaris dalam menetapkan kriteria pemilihan calon anggota Dewan
Komisaris dan Direksi serta sistem remunerasinya; Komite Nominasi dan
Remunerasi bertugas
membantu Dewan
Komisaris mempersiapkan calon anggota Dewan Komisaris dan Direksi dan
Universitas Sumatera Utara
18
mengusulkan besaran remunerasinya:. Dewan Komisaris dapat mengajukan calon tersebut dan remunerasinya untuk memperoleh
keputusan RUPS dengan cara sesuai ketentuan Anggaran Dasar. 3. Komite Kebijakan Risiko
Komite Kebijakan Risiko bertugas membantu Dewan Komisaris dalam mengkaji sistem manajemen risiko yang disusun oleh Direksi
serta menilai toleransi risiko yang dapat diambil oleh perusahaan. 4. Komite Kebijakan Corporate Governance
Komite Kebijakan Corporate Governance bertugas membantu Dewan Komisaris dalam mengkaji kebijakan GCG secara menyeluruh yang
disusun oleh Direksi serta menilai konsistensi penerapannya, termasuk yang bertalian dengan etika bisnis dan tanggung jawab sosial
perusahaan corporate social responsibility.
2.1.4 Manajemen Laba