Proses Mediasi dalam Perkara Perceraian di Pengadilan Agama Jakarta
76
Dalam menjalankan proses mediasi, mediator diberikan kebebasan untuk menciptakan sejumlah peluang yang memungkinkan para pihak menemukan
kesepakatan yang dapat diakhiri sengketa mereka. Mediator harus sungguh- sungguh mendorong para pihak untuk memikirkan sejumlah kemungkinan yang
dapat dibicarakan guna mengakhiri persengketaan. Jika dalam proses mediasi terjadi perundingan yang menegangkan, mediator dapat menghentikan mediasi
untuk beberapa saat, guna meredam suasana agak lebih kandusif. Bahkan Pasal 9 ayat 1 PERMA memberikan kesempatan bagi mediator untuk melakukan
kaukus. Kaukus adalah pertemuan antara mediator dengan salah satu pihak tanpa dihadiri oleh pihak lainnya. Keputusan kaukus berada di tangan mediator, dan
sebaiknya kaukus ini juga harus mendapat persetujuan dari para pihak.
4
Proses mediasi di Pengadilan Agama mampu diterapkan untuk mencapai target dan tujuan secara maksimal. Kalau selama ini upaya mendamaikan pihak-
pihak dilakukan secara formalitas oleh hakim yang memeriksa perkara, tetapi sekarang majelis hakim wajib menundanya untuk memberi kesempatan kepada
mediator mendamaikan pihak-pihak yang berperkara.Untuk perkara perceraian mediasi ini sebenarnya hanya sekedar formalitas saja, namun mediasi di
Pengadilan Agama harus tetap dilakukan, karena apabila tidak dilakukan mediasi terlebih dahulu maka akan batal demi hukum.
5
4
Syahrizal Abbaas, Mediasi, Dalam Hukum Syariah, Hukum Adat, dan Hukum Nasional, Jakarta: Kencana Prenada Media, 2011, Cet-2, h. 323
5
Hasil Wawancara Pribadi Dengan Bapak Sarnoto, Hakim Pengadilan Agama Jakarta Pusat, pada Tanggal Senin, 12 Januari 2015
77
Di pengadilan Agama Jakarta Pusat mediasi biasanya dilakukan hanya memakan waktu 10-15 menit saja mediasi sudah selesai dilaksanakan.
6
Untuk waktu yang singkat dalam memediasi para pihak yang bersengketa ini sudah tentu
upaya perdamaian yang dilakukan tidak akan mendatangkan hasil yang maksimal dan bermanfaat kepada kedua belah pihak yang bersengketa.
7
Sehubungan dengan hal ini, para hakim harus terpanggil hati nuraninya secara optimal untuk mengusahakan perdamaian, tidak hanya terjebak pada usaha
mencari fakta kualitas perselisihan itu sendiri sedangkan ia tidak mengetahui faktor apa yang melatarbelakangi pertengkaran itu. Apalagi kalau para Hakim
dalam mengusahakan perdamaian itu dilakukan hanya sepintas saja.
8
Mengupayakan damai merupakan tugas yang melekat pada seorang hakim maupun mediator. Hakim melakukan upaya damai secara terus menerus dalam
setiap proses pemeriksaan perkara yang ia tangani. Hakim mediator ditunjuk oleh Majelis Hakim atau oleh para pihak yang meminta untuk memediasikan perkara
mereka. Hakim harus bersedia menjadi mediator, bila ia diminta para pihak untuk menyelesaikan perkara mereka melalui jalur mediasi.
Mediasi di Pengadilan Agama juga tidak bisa terlepas dari peran mediator dalam mengupayakan perdamaian, untuk peran yang dimaksud di dalam PERMA
6
Hasil Wawancara Pribadi Dengan Bapak Sarnoto, Hakim Pengadilan Agama Jakarta Pusat, pada Tanggal Senin, 12 Januari 2015
7
Abdul Manan, Penerapan Hukum Acara Perdata di Lingkungan Peradilan Agama, Jakarta: Yayasan Al-Hikmah, 2000, h. 164
8
Abdul Manan, Penerapan Hukum Acara Perdata di Lingkungan Peradilan Agama, h. 103
78
ini adalah mediator yang menjalankan tugasnya di Pengadilan, mediator yang bertugas dipengadilan dapat saja berasal dari hakim Pengadilan atau mediator dari
luar Pengadilan, namun harus memiliki sertifikat sebagai mediator. Mediator yang berasal dari hakim adalah para hakim yang memiliki keterampilan yang diperoleh
dengan melelui sejumlah training atau pelatihan, sedangkan mediator Non-Hakim adalah mereka yang memiliki keterampilan mediasi dan juga telah memiliki
sertifikat dari Mahkamah Agung.
9
Peran mediasi ini dalam perkara perceraian sangat penting dan bermanfaat untuk tercapainya perdamaian, dan untuk peran mediator ini juga
diharapkan dapat membantu para pencari keadilan dalam menentukan sikap dan keinginannya dalam penyelesaian perkara.
10
Mediasi ini sangat bermanfaat bagi para pihak yang bersengketa untuk mencapai perdamaian.
11
Peran mediator juga dalam persidangan sangat penting apabila mediasi gagal maka akan dilanjutkan,
dan apabila mediasi berhasil maka akan diputus berdasarkan kesepakatan.
12
Dalam menampilkan perannya secara maksimal, sangat perlu mediator harus terlebih dahulu menjelaskan proses mediasi dan peranan mediator.
9
Syahrizal Abbaas, Mediasi, Dalam Hukum Syariah, Hukum Adat, dan Hukum Nasional, Jakarta: Kencana Prenada Media, 2011, Cet-2, h. 317
10
Hasil Wawancara Pribadi dengan Rosmida M, Noor, Hakim Pengadilan Agama Jakarta Pusat, Pada Tanggal 01 Oktober 2014
11
Hasil Wawancar a Pribadi dengan Isti’anah, Hakim Pengadilan Agama Jakarta Pusat, Pada
Tanggal 01 Oktober 2014
12
Hasil Wawancara Pribadi dengan Azid Izuddin, Hakim Pengadilan Agama Jakarta Pusat pada tanggal 01 Oktober 2014
79
Meskipun salah satu atau kedua belah pihak cara kerja mediasi dan peranan mediator, akan sangat bermanfaat apabila mediator menjelaskan semuanya di
hadapan kedua belah pihak dalam sebuah pertemuan. Penjelasan itu terutama berkaitan dengan identitas dan pengalaman mediator, sifat netral mediator, proses
mediasi, mekanisme pelaksanaannya, kerahasiaannya dan hasil-hasil dari mediasi. Bila para pihak sudah memahami dengan sempurna mekanisme kerja mediasi,
maka mediator akan lebih mudah menampilkan perannya secara lebih kuat dan sempurna.
13
Hakim di Pengadilan Agama Jakarta Pusat banyak yang berperan sebagai hakim mediator yang belum mempunyai sertifikat dikarenakan belum ada
kesempatan, dan hanya mengikuti seminar pelatihan-pelatihan saja untuk menjadi mediator.
14
Dan untuk mempermudah para pihak yang bersengketa dapat memilih hakim mediator, di Pengadilan Agama Jakarta Pusat dipasang nama-nama hakim
mediator di Pengadilan Agama Jakarta Pusat, yaitu:
13
Syahrizal Abbaas, Mediasi, Dalam Hukum Syariah, Hukum Adat, dan Hukum Nasional, Jakarta: Kencana Prenada Media, 2011, Cet-2, h. 82
14
Hasil Wawancara Pribadi dengan Rosmida M, Noor, Hakim Pengadilan Agama Jakarta Pusat, Pada Tanggal 01 Oktober 2014
80
Tabel 4.1 Daftar Mediator Hakim dan Non-Hakim di Pengadilan Agama Jakarta Pusat.
15
No Nama
NIP No Sertifikat
1. Dra. Hj. Rosmida M. Noor, SH., MH.
195009111976012001 Tidak Ada
2. Dra. Hj. Saniyah KH.
195109161982032001 Tidak Ada
3. Dra. Nurroh Sunah, SH.
195608301978032001 Tidak Ada
4. Dra. Isti’anah, MH.
196401011991032014 Ada
5. Drs. Azid Izuddin, MH.
196207131993031003 Tidak Ada
6. Dra. Hj. Taslimah, MH.
196803141993032005 Tidak Ada
7. Drs. Sarnoto, MH.
196712251994031005 Ada
8. Drs. H. ahmad Manshur Noor
195612161986031001 Tidak Ada
9. Drs. H. Imbalo, SH., MH.
196012311991031024 Tidak Ada
10. Hj. Suciati, SH. 195707141980032005
Tidak Ada 11. Drs. H. Zulkifli Rahman, SH., MH.
Mediator Non-Hakim 428-PBP4XII2010
12. Dra. Hj. Zubaidah Muchtar, MSi. Mediator Non-Hakim
15IICTTFP2010 13. Drs. H. M. Noor
Mediator Non-Hakim 328-PBP4I2011
14. Dra. Hj. Sti Khodijah Jamal, MSi. Mediator Non-Hakim
52IBP4I2011
Dari nama-nama hakim mediator di atas, terdapat 14 hakim mediator, 10 diantaranya sebagai hakim mediator, dan 4 diantaranya mediator Non-Hakim
yang berada di Pengadilan Agama Jakarta Pusat. Dan diantara 10 hakim mediator hanya ada 2 hakim saja yang sudah memiliki sertifikat mediator, dan ada 8 hakim
mediator belum memiliki sertifikat dan mengikuti pelatihan yang dilaksanakan oleh Mahkamah Agung. Karena, belum ada kesempatan dan adanya pelatihan dari
Mahkamah Agung yang belum merata.
16
Diantara mediator Non-Hakim yang bersertifikat dan telah melakukan pelatihan mediator, namun pada kenyataannya keberhasilan dalam memediasi
15
Daftar Mediator, Sumber data diperoleh dari Pengadilan Agama Jakarta Pusat.
16
Hasil Wawancara Pribadi dengan Rosmida M, Noor, Hakim Pengadilan Agama Jakarta Pusat, Pada Tanggal 01 Oktober 2014
81
tidak terkait dengan adanya sertifikat, tetapi berdasarkan kepada kemampuan seseorang dalam mengupayakan perdamaian. Maka dari itulah seorang mediator
memerlukan proses yang panjang untuk menjadi negosiator. Negosiator juga memerlukan sejumlah keahlian atau skill yang akan membantu para pihak dalam
benar-benar menyelesaikan sengketa yang dihadapi. Skill tersebut dapat berupa kemampuan komunikasi, kemampuan mengajak para pihak ke meja perundingan,
dan berbagai kemampuan lainnya.
17
Dalam melakukan upaya perdamaian diantara kedua belah pihak yang bersengketa yaitu, dengan cara memberikan penjelasan keharusan adanya
perdamaian. Khususnya bagi hakim mediator dapat melakukan tindakan untuk memaksimalkan hasil mediasi, diantaranya:
1. Mendalami dan menggali masalah atau persoalan yang dialami oleh kedua
belah pihakyang bersengketa. 2.
Mencari cara yang tepat untuk menyelesaikan masalah mereka agar tercapainya perdamaian diantara mereka.
3. Diperlukan melibatkan keluarga dekat para pihak agar dapat membantu proses
mediasi.
18
Mahkamah Agung mengeluarkan Perma No. 1 Tahun 2008 tentang mediasi sebagai upaya mempercepat, mempermurah, dan mempermudah
17
Syahrizal Abbaas, Mediasi, Dalam Hukum Syariah, Hukum Adat, dan Hukum Nasional, Jakarta: Kencana Prenada Media, 2011, Cet-2, h. 10
18
Hasil Wawancara Pribadi dengan Rosmida M, Noor, Hakim Pengadilan Agama Jakarta Pusat, Pada Tanggal 01 Oktober 2014
82
penyelesaian sengketa serta memberikan akses yang lebih besar kepada pencari keadilan. Mediasi merupakan instrument efektif untuk mengatasi penumpukan
perkara di Pengadilan, dan sekaligus memaksimalkan fungsi lembaga Pengadilan dalam menyelesaikan sengketa.