57
Dalam prakteknya, para pihak menyampaikan secara sistematis dan runtut pokok sengketa dan kepentingan masing-masing. Oleh karena
itu mediator bertugas mengidentifikasi dan menyusun secara sistematis pokok persengketaan dan kepentingan masing-masing
pihak. Identifikasi dan sistematika ini sangat penting untuk menjadi pedoman para pihak dalam proses mediasi. Sistematika ini juga akan
memudahkan mediator dalam menyusun sejumlah agenda. 3
Menyusun agenda Dalam agenda mediasi memuat sejumlah hal antara lain: waktu
mediasi, durasi waktu tiap pertemuan, tempat mediasi, para pihak yang hadir,
mediator, metode
negosiasi, persoalan
pokok yang
dipersengketakan dan hal-hal lain yang dianggap perlu oleh kedua belah pihak.
4 Memperlancar dan mengendalikan komunikasi
Mediator bertugas membantu para pihak untuk memudahkan komunikasi mereka, karena dalam prakteknya banyak ditemukan para
pihak malu dan segan untuk mengungkap persoalan dan kepentingan mereka. Sebaliknya, banyak juga para pihak yang terlalu berani
menyampaikan pokok sengketa dan tuntutannya, sehingga kadang- kadang menyinggung pihak lain. Dan ini tentunya akan menghambat
proses mediasi, dan disinilah mediator harus mampu mengendalikan komunikasi para pihak.
58
5 Mediator harus menyusun dan merangkaikan kembali tuntutan
positional claim para pihak, menjadi kepentingan sesungguhnya dari para pihak.
6 Mediator bertugas mengubah pandangan egosentris masing-masing
pihak menjadi pandangan yang mewakili semua pihak. 7
Mediator bertugas menyusun proposisi mengenai permasalahan para pihak dalam bahasa dan kalimat yang tidak mnonjolunsur emosional
dan ia juga dapat menyusun sejunlah pertanyaan yang dapat meyakinkan para pihak untuk menyelesaikan sengketa mereka secara
adil dan terbuka.
70
Mengenai tugas-tugas mediator ini dalam PERMA No.1 Tahun 2008 dalam pasal 15 yang dirangkum dalam 4 pasal yaitu:
1 Mediator wajib mempersiapkan usulan jadwal pertemuan mediasi
kepada para pihak untuk dibahas dan disepakati. 2
Mediator wajib mendorong para pihak untuk secara langsung berperan dalam proses mediasi.
3 Apabila dianggap perlu, mediator dapat melakukan kaukus.
4 Mediator wajib mendorong para pihak untuk menelusuri dan menggali
kepentingan mereka dan mencari berbagai pilihan penyelesaian yang terbaik bagi para pihak.
71
70
Syahrizal Abbaas, Mediasi, Dalam Hukum Syariah, Hukum Adat, dan Hukum Nasional, h. 86
71
PERMA No. 1 Tahun 2008, Pasal 15 Tugas-Tugas Mediator
59
BAB III PENGADILAN AGAMA JAKARTA PUSAT
A. Sejarah Pengadilan Agama Jakarta Pusat
Bermula dari surat ketetapan Komisaris Jendral Hindia Belanda tanggal 12 Maret 1828 Nomor 17, khusus untuk Batavia dibentuk satu majlis distrik yang
berwenang menyelesaikan semua sengketa keagamaan, soal perkawinan dan warisan. Memang sangat mungkin Pengadilan Agama sudah ada jauh sebelum itu,
namun pengakuan pertama secara resmi oleh pemerintah kolonial Belanda adalah pada tahun 1828 tersebut. Majlis distrik ini dipimpin oleh Komandan distrik
sebagai Ketua dibantu oleh para Penghulu dan Kepala Wilayah sebagai anggota. Majlis distrik ini pulalah yang menandai awalnya berdirinya pengadilan
agama Jakarta sebagai badan peradilan yang terkait dan berada dalam sistem pemerintahan dan ketata-negaraan secara formal dengan yuridiksi meliputi
seluruh wilayah Batavia, meestercornelis Jatinegara, Bekasi dan Cikarang.
1
Letak kantor Pengadilan Agama Jakarta, sejak awal didirikan, sampai saat ini belum ada informasi yang pasti dan jelas bahwa sampai tahun 1942 dalam
dokumen tersebut yang tersimpan di Pengadilan Agama Jakarta Pusat. Nama Pengadilan Agama Jakarta menggunakan nama Raad Agama Meester Cornelis.
Dari dokumen ini pula dapat diperoleh informasi bahwa yuridiksi Raad Agama Meester Cornelis meliputi kota Praja Meester Cornelis yang mewilayahi
1
http:pa-jakartapusat.go.id, diakses pada tanggal 03 Februari 2015
60
kawedanan Meester Cornelis sendiri, kewadenan Kebayoran, Kewadenan Bekasi dan Kewadenan Cikarang serta seluruh wilayah Kota Praja Batavia.
2
Pada tanggal 17 Januari 1967 dengan Keputusan Menteri Agama No. 4 Tahun 1967 tertanggal 17 Januari 1967, bernama Pengadilan Agama Istimewa
Daerah Khusus Ibu Kota Jakarta Raya yang daerah hukumnya meliputi wilayah Kekuasaan Daerah Khusus Ibu Kota Jakarta Raya dan sebagai sekaligus
Pengadilan Agama Jakarta Pusat, berkedudukan di Jalan K.H. Mas Mansur, Gg. H. Awaludin II2 Tanah Abang, Jakarta Pusat.
Pada awalnya, dahulu, Pengadilan Agama Jakarta Pusat bernama Majlis Distrik sebagaimana nama awal pada saat didirikan oleh Kolonial Belanda pada
tahun 1828 yang kemudian bernama Priesterraad atau Penghoeloegerecht atau Raad Agama berdasarkan stb 1882 no. 152.
Selanjutnya Pengadilan Agama Jakarta Pusat yang merupakan penerus dan pelanjut bagi Pengadilan Agama Jakarta sebagaimana tersebut dalam
Keputusan Menteri Agama RI No. 4 Tahun 1967, maka sejak tanggal 17 Januari 1967 Pengadilan Agama Jakarta Pusat bernama Pengadilan Agama Istimewa
Daerah KhususIbu Kota Jakarta Raya sebagai Pengadilan induk yang memiliki empat kantor cabang Pengadilan. Oleh karena Majelis Distrik didirikan
berdasarkan ketetapan komisaris Jendral Hindia Belanda No. 17 tanggal 12 Maret 1828, maka selayaknya tanggal tersebut ditetapkan sebagai hari kelahiran
Pengadilan Agama Jakarta Pusat.
2
http:pa-jakartapusat.go.id, diakses pada tanggal 03 Februari 2015
61
Adapun para tokoh yang pernah memimpin Pengadilan Agama Jakarta sebelum kemerdekaan sampai saat ini yang dapat diketahui adalah Presiden Raad
Agama periode 1920 sampaidengan 1946, yakni: 1.
K.H. Abdul Aziz. dan, 2.
H.H. Abdul Mutholib. Hakim-hakim anggota terdiri dari K.H. Muhammad Enceng, K.H. Muhammad,
K. H. Abdul Halimdan K.H. Abdullah. Ketua Presiden Ketua Raad Agama dan Para hakim Agama tersebut saat ini belum diketahui identitas lengkap dan riwayat
hidupnya. Oleh karena itu kepada siapa saja yang mengetahui, diharap dapat menyampaikan kepada Pengadilan Agama Jakarta Pusat untuk diabadikan dalam
tulisan ini.
3
B. Fasilitas Pengadilan Agama Jakarta Pusat
1. Website
www.pa-jakartapusat.go.id , merupakan Website Resmi Pengadilan
Agama Jakarta Pusat yang berisi informasi umum tentang layanan Pengadilan Agama Jakarta Pusat terhadap para masyarakat pencari keadilan. Disini para
pihak yang berperkara dapat mendapatkan info perkara yang telah didaftarkan berupa informasi jadwal sidang, infomasi perkara, akte cerai dsb.
2. Ruangan
Kantor Pengadilan Agama Jakarta Pusat terdiridari 2 dua Lantai :
3
http:pa-jakartapusat.go.id, diakses pada tanggal 03 Februari 2015
62
Lantait.I terdapat 3 tiga Ruang Sidang, Ruang Tunggu, Meja InformasiPengaduan, Ruang Pendaftaran, Ruang Kasir dan Pengembalian
Sisa Panjar, Ruang Posbakum, Ruang Mediasi, Meja Resepsionis, Ruang Sekretariat, Ruang Wakil Sekretaris, Ruang Bendahara, Ruang Kepaniteraan,
Ruang Wakil Panitera. Lt. II terdapat Ruang Ketua, Ruang Wakil Ketua, Ruang Panitera, Ruang
Sekretaris, Ruang Hakim, Ruang Panitera Pengganti, Ruang Jurusita, Ruang Rapat, Ruang Serbaguna, Ruang Server dan Pantry.
3. Counter Bank Syariah Mandiri
Untuk mempermudah para pencari keadilan untuk membayar biaya perkara, maka Pengadilan Agama Jakarta Pusat mengadakan kerjasama dengan Bank
Syariah Mandiri Cabang Hasanuddin Jakarta. 4.
Posbakum Pos Bantuan Hukum Posbakum Pengadilan adalah layanan yang dibentuk oleh dan ada pada setiap
pengadilan tingkat pertama untuk memberikan layanan hukum berupa informasi, konsultasi, pencatatan dan pelaporan layanan hukum bagi
masyarakat yang kurang mampu dalam register yang dilakukan oleh petugas Pengadilan. Pada setiap pengadilan berisi segala informasi dan data yang
berhubungan dengan permintaan dan pemberian layanan hukum bagi masyarakat tidak mampu.
4
4
www.google.com, pn-pariaman.go.id, diakses pada tanggal 10 Februari 2015