Visi dan Misi Pengadilan Agama Jakarta Pusat Yuridiksi Pengadilan Agama Jakarta Pusat

68 3 Kelurahan Mangga Dua Selatan 4 Kelurahan Karang Anyar 5 Kelurahan Kartini 8 2. Yuridiksi Kewenangan Absolut Pengadilan Agama Jakarta Pusat Yuridiksi absolut yakni kekuasaan pengadilan yang berhubungan dengan jenis perkara atau jenis pengadilan atau tingkatan pengadilan dalam pemberdaannya dengan jenis perkara atau jenis pengadilan lainnya. 9 Yuridiksi absolut Pengadilan Agama sesuai dengan Pasal 49 Undang- Undang No. 7 Tahun 1989 yang diamandemenkan dengan Undang-Undang No. 3 Tahun 2006 dan Undang-Undang No. 50 Tahun 2009 disebutkan: “Pengadilan Agama bertugas dan berwenang memeriksa, memutus, dan menyelesaikan perkara-perkara di tingkat pertama antara orang-orang yang beragama Islam di bidang: perkawinan, waris, wasiat, hibah, wakaf, zakat, infaq, shodaqoh dan, ekonomi syariah”. 10 Perkara yang paling banyak ditangani oleh Pengadilan Agama Jakarta Pusat adalah perkara perceraian, hal ini dapat dilihat dari laporan rekapitulasi perkara yang di tangani oleh Pengadilan Agama Jakarta Pusat pada tahun 2012- 2014 yakni : 8 http:pa-jakartapusat.go.id, diakses pada tanggal 03 Februari 2015 9 Basiq Djalil, Peradilan Agama di Indonesia, Jakarta: Kencana Prenada Media, 2006, h. 139 10 www.google.com, digilib.uinsby.ac.id, diakses pada tanggal 26 Februari 2015 69 Tabel 3.1 Laporan rekapitulasi perkara yang di tangani oleh Pengadilan Agama Jakarta Pusat pada tahun 2012- 2014 No Bulan Jumlah Perkara 2012 2013 2014 1 Januari 91 Perkara 99 Perkara 115 Perkara 2 Februari 105 Perkara 118 Perkara 97 Perkara 3 Maret 231 Perkara 106 Perkara 127 Perkara 4 April 88 Perkara 113 Perkara 111 Perkara 5 Mei 111 Perkara 140 Perkara 117 Perkara 6 Juni 114 Perkara 99 Perkara 151 Perkara 7 Juli 110 Perkara 272 Perkara 104 Perkara 8 Agustus 88 Perkara 65 Perkara 100 Perkara 9 September 75 Perkara 93 Perkara 115 Perkara 10 Oktober 115 Perkara 218 Perkara 138 Perkara 11 November 118 Perkara 112 Perkara 121 Perkara 12 Desember 837 Perkara 878 Perkara 453 Perkara Total 2120 Perkara 2313 Perkara 1749 Perkara Grafik 3.1 Laporan rekapitulasi perkara yang di tangani oleh Pengadilan Agama Jakarta Pusat pada tahun 2012- 2014 Jumlah Perkara Tiap Tahun 2012 2013 2014 70 Dari tabel diatas bahwa perkara perceraian yang paling banyak ditangani oleh Pengadilan Agama Jakarta Pusat tahun 2012-2014. Dan dapat di rinci sesuai dengan jenis perkara, yaitu : Tabel 3.2 Jenis perkara ditangani oleh Pengadian Agama Jakarta Pusat Tahun 2012 No Jenis Perkara Jumlah Perkara 1 Perceraian 1124 Perkara 2 Isbat Nikah 943 Perkara 3 Kewarisan 14 Perkara 4 Dispensasi Kawin 8 Perkara 5 Penguasaan Anak 7 Perkara 6 Harta Bersama 5 Perkara 7 Izin Poligami 5 Perkara 8 Wali Adhal 4 Perkara 9 Pembatalan Perkawinan 1 Perkara 10 Nafkah Oleh Ibu 1 Perkara 11 Hibah 1 Perkara 12 Perwalian 7 Perkara 2120 Perkara Tahun 2013 No Jenis Perkara Jumlah Perkara 1 Izin Poligami 4 Perkara 2 Pembatalan Perkawinan 5 Perkara 3 Perceraian 1176 Perkara 71 4 Harta Bersama 2 Perkara 5 Penguasaan Anak 8 Perkara 6 Perwalian 9 Perkara 7 Isbat Nikah 1088 Perkara 8 Dispensasi Kawin 4 Perkara 9 Wali Adhal 4 Perkara 10 Kewarisan 8 Perkara 11 Penetapan Ahli Waris 44 Perkara 12 Pengangkatan anak 1 Perkara Total 2313 Tahun 2014 No Jenis Perkara Jumlah Perkara 1 Izin Poligami 4 Perkara 2 Pembatalan Perkawinan 1 Perkara 3 Perceraian 1309 Perkara 4 Harta Bersama 6 Perkara 5 Penguasaan Anak 6 Perkara 6 Perwalian 13 Perkara 7 Asal Usul Anak 1 Perkara 8 Isbat Nikah 347 Perkara 9 Dispensasi Kawin 7 Perkara 10 Wali Adhal 4 Perkara 11 Kewarisan 10 Perkara 12 Hibah 1 Perkara 13 Penetapan Ahli Waris 39 Perkara 14 Pengangkatan Anak 1 Perkara Total 1749 72 Grafik 3.2 perkara perceraian Pengadian Agama Jakarta Pusat Tahun 2012-2014 Tampak pada grafik di atas, Dapat disimpulkan, bahwa dari semua perkara yang paling banyak ditangani oleh Pengadilan Agama Jakarta Pusat setiap tahunnya adalah perkara perceraian. Chart Title 73

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

A. Proses Mediasi dalam Perkara Perceraian di Pengadilan Agama Jakarta

Pusat Mediasi di Pengadilan Agama adalah suatu proses usaha perdamaian antara suami dan istri yang telah mengajukan gugatan cerai, dimana mediasi ini dijembatani oleh seorang Hakim yang ditunjuk di Pengadilan Agama. 1 Pada praktiknya, proses mediasi ini dilakukan jika salah satu pasangan nikah ada yang tidak setuju untuk cerai. Jadi, jika yang mengajukan gugatan cerai si istri, tapi si suami menyatakan ia tidak mau bercerai pada saat sidang pertama, maka dilaksanakanlah acara mediasi tersebut. Dalam proses pelaksanaan mediasi di Pengadilan Agama Jakarta Pusat, pada sidang pertama, majelis hakim akan melengkapi berkas-berkas yang diperlukan dalam persidangan seperti, kelengkapan surat gugatan, surat kuasa, surat panggilan para pihak, dan sebagainya. Selanjutnya hakim akan menjelaskan bahwa sesuai prosedur dimana sebelum dijalankannya proses cerai maka para pihak diwajibkan mengadakan mediasi. Kemudian Hakim bertanya apakah para pihak mempunyai mediator ? jika tidak maka hakim akan menentukan seorang mediator untuk memimpin mediasi para pihak. Majelis hakim selanjutnya menentukan hakim lain untuk menjadi mediator dalam pelaksanaan mediasi 1 www.google.com, Mediasi, diakses pada tanggal Selasa, 27 January 2015 74 tersebut, mediasi dilakukan di ruang khusus di Pengadilan Agama. Mediator menjelaskan kepada para pihak peran seorang mediator dalam mediasi tersebut. Mediator membacakan identitas dari para pihak seperti nama, alamat, perkerjaan usia dsb. Lalu mediator meminta para pihak untuk masing masing menjelaskan apa permasalahan mereka sampai mereka datang ke Pengadilan Agama Jakarta Pusat. Setelah dari masing-masing para pihak memberikan keterangan tentang permasalahan mereka kemudian mediator memberikan nasehat kepada para pihak yang ingin bercerai untuk mengurungkan niatnya. Dan juga menjelaskan bahwa sesungguhnya perceraian itu sangatlah di benci oleh Allah SWT. Umumya mediasi dilakukan maksimal 2 kali. Dan bila dalam mediasi tersebut tidak tercapai perdamaianrujuk, maka barulah proses perceraian dapat dilaksanakan. 2 Merujuk pada Pasal 7 Perma No. 1 Tahun 2008 tahap pra mediasi yaitu : 1. Pada hari sidang pertama yang dihadiri oleh kedua belah pihak yang berperkara, dan Hakim mewajibkan para pihak agar lebih dulu menmpuh mediasi. 2. Hakim melalui kuasa hukum atau langsung kepada para pihak, mendorong para pihak untuk berperan langsung atau aktif dalam proses mediasi. 3. Hakim wajib menunda proses persidangan perkara untuk memberikan kesempatan kepada para pihak menempuh proses mediasi. 4. Hakim wajib menjelaskan prosedur mediasi dalam PERMA ini kepada para pihak yang bersengketa. 2 Hasil observasi penulis di Pengadilan Agama Jakarta Pusat, pada tanggal 12 Januari 2015 75 Untuk tahap-tahap proses mediasi dalam Peraturan Mahkamah Agung No. 1 Tahun 2008 yaitu : 1. Setelah para pihak hadir pada hari sidang pertama, Hakim mewajibkan para pihak pada hari itu juga atau paling lama 2 dua hari kerja berikutnya untuk berunding guna memilih mediator, termasuk biaya yang mungkin timbul akibat pilihan penggunaan mediator bukan Hakim. 2. Proses mediasi berlangsung paling lama 40 empat puluh hari kerja sejak mediator dipilih oleh para pihak atau ditunjuk oleh ketua Majelis Hakim sebagaimana dimaksud dalam pasal 11 Ayat 5 dan 6. 3. Mediator wajib mempersiapkan usulan jadwal pertemuan mediasi kepada para pihak untuk dibahas dan disepakati. 4. Apabila dianggap perlu, mediator dapat melakukan kaukus. 5. Mediator wajib mendorong para pihak untuk menelusuri dan menggali kepentingan mereka dan mencari berbagai pilihan penyelesaian yang terbaik bagi para pihak. 3 Untuk perkara perceraian, apabila dalam usaha mendamaikan para pihak yang bersengketa berhasil, gugatan harus dicabut. Namun, bila para pihak tidak mencapai kesepakatan dalam masa 40 hari sejak para pihak memilih mediator, maka mediator wajib menyampaikan dan menyatakan secara tertulis bahwa mediasi telah gagal, dan memberitahukan kegagalan tersebut kepada Hakim. 3 PERMA No. 1 Tahun 2008, Tentang Prosedur Mediasi 76 Dalam menjalankan proses mediasi, mediator diberikan kebebasan untuk menciptakan sejumlah peluang yang memungkinkan para pihak menemukan kesepakatan yang dapat diakhiri sengketa mereka. Mediator harus sungguh- sungguh mendorong para pihak untuk memikirkan sejumlah kemungkinan yang dapat dibicarakan guna mengakhiri persengketaan. Jika dalam proses mediasi terjadi perundingan yang menegangkan, mediator dapat menghentikan mediasi untuk beberapa saat, guna meredam suasana agak lebih kandusif. Bahkan Pasal 9 ayat 1 PERMA memberikan kesempatan bagi mediator untuk melakukan kaukus. Kaukus adalah pertemuan antara mediator dengan salah satu pihak tanpa dihadiri oleh pihak lainnya. Keputusan kaukus berada di tangan mediator, dan sebaiknya kaukus ini juga harus mendapat persetujuan dari para pihak. 4 Proses mediasi di Pengadilan Agama mampu diterapkan untuk mencapai target dan tujuan secara maksimal. Kalau selama ini upaya mendamaikan pihak- pihak dilakukan secara formalitas oleh hakim yang memeriksa perkara, tetapi sekarang majelis hakim wajib menundanya untuk memberi kesempatan kepada mediator mendamaikan pihak-pihak yang berperkara.Untuk perkara perceraian mediasi ini sebenarnya hanya sekedar formalitas saja, namun mediasi di Pengadilan Agama harus tetap dilakukan, karena apabila tidak dilakukan mediasi terlebih dahulu maka akan batal demi hukum. 5 4 Syahrizal Abbaas, Mediasi, Dalam Hukum Syariah, Hukum Adat, dan Hukum Nasional, Jakarta: Kencana Prenada Media, 2011, Cet-2, h. 323 5 Hasil Wawancara Pribadi Dengan Bapak Sarnoto, Hakim Pengadilan Agama Jakarta Pusat, pada Tanggal Senin, 12 Januari 2015