31 2
melihat benda-benda imajinasi visual, atau 3
meraba dan menyentuh benda-benda imajinasi taktil.
Berikut adalah contoh pengimajinasian untuk menimbulkan efek-efek tertentu seperti yang disebutkan di atas.
Contoh baris puisi yang menimbulkan imaji visual. Satu demi satu yang maju tersadap darahnya
Penunggang kuda dan baja mengangkat kaki muka Rendra dalam “Balada Terbunuhnya Atmo Karpo”
Imaji taktil dapat kita hayati dalam puisi Chairil Anwar di bawah ini:
Kelam dan angin lalu mempesaing diriku Menggigir juga ruang di mana dia yang kuingin
Malam tambah merasuk, rimba jadi semati tugu Di Karet, di Karet daerahku y.a.d samapa juga deru
angin. “Yang Terempas dan Yang Putus”
Bait sajak Ramadhan K.H. berikut ini mengungkapkan imaji auditif dan visual.
Seruling di pasir ipis, merdu antara gundukan pohon pina
Priangan si Jelita
C. Kata Konkret
Untuk membangkitkan imajinasi pembaca, kata-kata harus diperkonkret atau diperjelas. Jika penyair mahir memperkonkret kata-kata, maka pembaca seolah-
32 olah melihat, mendengar, atau merasa apa yang dilukiskan penyair. Pembaca
dapat merasakan secara jelas peristiwa atau keadaan yang dilukiskan penyair. Jika imaji pembaca merupakan akibat dari pengimajian yang diciptakan penyair,
maka kata konkret ini merupakan syarat atau sebab terjadinya pengimajian itu. Sebagai
contoh kata yang diperkonkret dapat kita lihat pada puisi “Gadis Peminta- minta.” Untuk melukiskan gadis itu benar-benar seorang pengemis gembel, maka
penyair menggunakan kata- kata “gadis kecil berkaleng kecil.” Untuk melukiskan
tempat tidur pengap di bawah jembatan yang hanya dapat untuk menelentangkan tubuh, penyair menulis:”pulang ke bawah jembatan yang melulur sosok.” Untuk
memperkonkret dunia pengemis yang penuh kemayan, penyair menulis: Hidup dari kehidupan angan-angan yang gemerlapangembira dari kemayaan riang.
Untuk memperkonkret kudukaannya, penyair menulis: “bulan di atas itu tak ada yang punyakotaku hidupnya tak lagi punya tanda.” Untuk memperkonkret
gambaran tentang martabat gadis itu yang sama tingginya dengan martabat manusia lainnya, penyai
r menulis: “duniamu yang lebih tinggi dari menara katedral” Waluyo, 1987: 81.
D. Bahasa Figuratif Majas
Bahasa figuratif terdiri atas pengiasan yang menimbulkan makna kias dan pelambangan yang menimbulkan makna lambang. Kiasan yang dimaksud di sini
mempunyai makna lebih luas dengan gaya bahasa kiasan karena mewakili apa yang secara tradisional disebut gaya bahasa secara keseluruhan.
Majas figurative language ialah bahasa yang digunakan penyair untuk mengatakan sesuatu dengan cara membandingkan dengan benda atau kata lain.
Majas mengiaskan atau mempersamakan sesuatu dengan hal yang lain Kosasih, 2012: 104.