Penyusunan Rencana Tapak Kawasan Wisata Lereng Gunung Lawu 2011
III.7
Tabel 3.3: Hotel di Kabupaten Ngawi menurut klasifikasi, tenaga kerja, kamar, tarip, dan jumlah tamu tahun 2009.
Jumlah Kamar Tarip
Jumlah Tamu
No Nama Hotel Klasifikasi
Jumlah Tenaga
Kerja Standar Suite
Minimal Maksimal 1. Hotel
Sukowati Bintang 1
29 52
3 75.000
370. 000 2.100
2. Hotel Maksum Melati 2 3
22 -
40.000 170. 000
720 3. Hotel
SAA Nuansa
Melati 1 18
30 -
45.000 143. 000
5.400 4. Hotel Asri
Melati 1 2
8 2
25.000 65. 000
1.080 5. Hotel Wahyu I
Melati 1 10
25 5
25.000 120.000
4.000 6. Penginapan
Rukun SH Melati 3
3 4
- 25.000
30. 000 1.260
7. Losmen Menanti
Melati 1 3
15 -
20.000 30.000
2.880 8. Penginapan
Mina Melati 3
3 10
- 25.000
25.000 240
9. Penginapan Wajar
Melati 3 3
12 -
30.000 30.000
1.529 10. Losmen Adi
Ratna Melati 1
8 13
- 40.000
50.000 720
11. Losmen Wahyu II
Melati 1 9
12 -
30.000 130.000
1.475 Sumber: Badan Pusat statistik Kabupaten Ngawi 2010.
4. Aktivitas Kegiatan Wisata di Kabupaten Ngaw i
Beberapa daya tarik wisata di Kabupaten Ngawi menawarkan beragam kegiatan kepada wisatawan. Dengan ragam daya tarik wisata seperti waduk,
taman, kolam renang, bumi perkemahan, museum, hutan, air terjun, pemandangan alam pegunungan dan sebagainya wisatawan dapat
melakukan kegiatan yang bervariasi sesuai dengan karakteristik daya tarik yang dikunjungi.
Penyusunan Rencana Tapak Kawasan Wisata Lereng Gunung Lawu 2011
III.8
C. GAMBARAN UMUM KAWASAN PERENCANAAN
Kawasan wisata lereng Gunung Lawu merupakan wilayah yang cukup luas dan secara administratif meliputi beberapa kecamatan, termasuk
Kecamatan Kendal, Kecamatan Jogorogo, Kecamatan Ngrambe dan Kecamatan Sine. Dalam Rencana Tata Ruang Wilayah Kabupaten Ngawi
Tahun 2010 – 2030 kawasan tersebut berpusat di Ngrambe dan ditetapkan sebagai salah satu kawasan strategis dari sudut kepentingan ekonomi
sebagai kawasan agropolitan. Kawasan tersebut memiliki berbagai potensi, termasuk potensi pertanian dengan tanaman seperti ubi jalar dan sayur-
sayuran, potensi perkebunan seperti tanaman coklat, jahe, teh, cengkeh dan jambu mete, potensi perindustrian seperti anyaman bambu, genteng dan kripik
tempe, serta potensi pariwisata seperti wisata Perkebunan Teh Jamus, Gunung Liliran, Air Terjun Srambang dan Bumi Perkemahan Selondo.
Kawasan agropolitan adalah kota pertanian yang tumbuh dan berkembang karena berjalannya sistem dan usaha agribisnis serta mampu melayani,
mendorong, menarik, menghela kegiatan pembangunan pertanian agribisnis di wilayah sekitarnya. Sistem agribisnis adalah pembangunan pertanian yang
dilakukan secara terpadu, tidak saja dalam usaha budidaya on farm tetapi juga meliputi pembangunan agribisnis hulu penyediaan sarana pertanian,
agribisnis hilir processing dan pemasaran hasil pertanian dan jasa-jasa pendukunganya. rencana kawasan Agropolitan yaitu pengembangan suatu
kawasan dengan basis utamanya dalam sektor pertanian dan holtikultura. Tujuan pengembangan kawasan agropolitan di Kabupaten Ngawi adalah
untuk meningkatkan pendapatan dan kesejahteraan masyarakat melalui percepatan pengembangan wilayah dan peningkatan keterkaitan desa dan
kota dengan mendorong berkembangnya sistem dan usaha agribisnis yang berdaya saing berbasis kerakyatan, keberlanjutan tidak merusak lingkungan
dan terdesentralisasi wewenang berada di pemerintah daerah dan masyarakat di kawasan agropolitan.
Penyusunan rencana tapak ini difokuskan pada kawasan inti yang akan dikembangkan di waktu mendatang, yakni Desa Hargomulyo dan sekitarnya.
Sebagai sebuah kawasan pedesaan di daerah pegunungan Desa Hargomulyo