PERMASALAHAN PENGEMBANGAN PARIWISATA DI KAWASAN LERENG GUNUNG LAWU
Penyusunan Rencana Tapak Kawasan Wisata Lereng Gunung Lawu 2011
III.15
Selain itu juga terdapat kegiatan menikmati wisata pedesaan berbasis agrowisata serta paket wisata minat khusus lain seperti mengunjungi
rumah batu maupun berziarah ke makam Patih Ronggolono. Namun, saat ini juga belum muncul gagasan dari masyarakat maupun swasta untuk
memanfaatkan sumber daya yang ada guna dikembangkan sebagai produk wisata yang dapat dipromosikan dan dijual sebagai paket one day
tour maupun stay overnight. Demikian pula penggunaan sumber daya air yang dimiliki oleh kawasan
untuk kepentingan rekreasi yang belum optimal. Pada saat ini air yang melimpah di kawasan wisata lereng Gunung Lawu baru dimanfaatkan
untuk memenuhi kebutuhan hidup sehari-hari seperti kebutuhan untuk air minum, mencuci dan mandi. Upaya-upaya pengembangan dengan
memanfaatkan sumber air yang melimpah bagi kepentingan pariwisata dan rekreasi belum banyak dilakukan. Melimpahnya sumber daya air yang
terdapat di kawasan wisata lereng Gunung Lawu perlu dikelola secara bijaksana namun juga memberikan peluang untuk mendiversifikasi produk
wisata berbasis air wisata tirta di kawasan wisata tersebut. Di samping itu air yang melimpah di pegunungan dapat juga digunakan untuk usaha
pemancingan dan pembibitan dan pembesaran ikan dan untuk kepentingan rekreasi air dan bahkan juga dapat dimanfaatkan dalam
kaitannya dengan pendidikan. Sarana wisata di kawasan wisata lereng Gunung Lawu pada saat ini
masih terbatas. Pengembangan sarana rekreasi untuk mendukung laju perkembangan kawasan wisata lereng Gunung Lawu sebagai kawasan
wisata yang dapat diandalkan untuk meningkatkan perekonomian daerah dan kesejahteraan masyarakat yang dapat mengakomodasi lebih banyak
pengunjung belum dilakukan. Demikian juga sarana wisata yang dimiliki oleh kawasan dan dikelola secara bersama secara sharing antara
pemerintah daerah Pemerintah Kabupaten Ngawi dan pemerintah desa serta masyarakat setempat, seperti pusat cendera mata khas yang dimiliki
oleh kawasan wisata lereng Gunung Lawu seperti kerajinan bambu, pusat
Penyusunan Rencana Tapak Kawasan Wisata Lereng Gunung Lawu 2011
III.16
jajan dan oleh-oleh, pusat informasi pariwisata, dan sarana terkait lainnya belum ada.
Di samping itu pada saat ini juga belum terdapat kerja sama dan jejaring atau networking di bidang pemasaran, pengembangan dan pengelolaan
kawasan wisata lereng Gunung Lawu. Padahal dalam mengembangkan dan mengelola suatu kawasan wisata diperlukan adanya kerja sama
antara semua elemen pelaku atau stakeholder dan penguatan jejaring. Pada saat ini kerja sama pengembangan dan pengelolaan produk masih
sangat terbatas dan belum melibatkan berbagai unsur pemangku kepentingan stakeholder termasuk pemerintah dan swasta belum
menjalin kerja sama secara intensif dalam bidang promosi dan pemasaran, misalnya dengan pihak Biro Perjalanan Wisata BPW baik
yang berada di kota sekitarnya seperti Solo maupun Jogja selaku ujung tombak yang berhubungan secara langsung dengan wisatawan atau
pasar yang lebih luas. Di sisi lain juga terlihat bahwa masyarakat belum memiliki inisiatif untuk menjalin kerja sama secara proaktif dan intensif
dengan Pemerintah Kabupaten Ngawi dalam mengembangkan dan mengelola kawasan wisata lereng Gunung Lawu sebagai kawasan wisata
di mana pihak pemerintah dalam hal ini dapat berperan sebagai fasilitator yang akan memberi kemudahan untuk pengembangan kawasan wisata
lereng Gunung Lawu, misalnya dengan membantu mempromosikan dan memasarkan kawasan wisata wisata lereng Gunung Lawu, antara lain
melalui pemasaran terpadu integrated marketing.
4
BAB
Penyusunan Rencana Tapak Kawasan Wisata Lereng Gunung Lawu 2011
I V.1
PELAKSANAAN PEKERJAAN