Penyusunan Rencana Tapak Kawasan Wisata Lereng Gunung Lawu 2011
III.8
C. GAMBARAN UMUM KAWASAN PERENCANAAN
Kawasan wisata lereng Gunung Lawu merupakan wilayah yang cukup luas dan secara administratif meliputi beberapa kecamatan, termasuk
Kecamatan Kendal, Kecamatan Jogorogo, Kecamatan Ngrambe dan Kecamatan Sine. Dalam Rencana Tata Ruang Wilayah Kabupaten Ngawi
Tahun 2010 – 2030 kawasan tersebut berpusat di Ngrambe dan ditetapkan sebagai salah satu kawasan strategis dari sudut kepentingan ekonomi
sebagai kawasan agropolitan. Kawasan tersebut memiliki berbagai potensi, termasuk potensi pertanian dengan tanaman seperti ubi jalar dan sayur-
sayuran, potensi perkebunan seperti tanaman coklat, jahe, teh, cengkeh dan jambu mete, potensi perindustrian seperti anyaman bambu, genteng dan kripik
tempe, serta potensi pariwisata seperti wisata Perkebunan Teh Jamus, Gunung Liliran, Air Terjun Srambang dan Bumi Perkemahan Selondo.
Kawasan agropolitan adalah kota pertanian yang tumbuh dan berkembang karena berjalannya sistem dan usaha agribisnis serta mampu melayani,
mendorong, menarik, menghela kegiatan pembangunan pertanian agribisnis di wilayah sekitarnya. Sistem agribisnis adalah pembangunan pertanian yang
dilakukan secara terpadu, tidak saja dalam usaha budidaya on farm tetapi juga meliputi pembangunan agribisnis hulu penyediaan sarana pertanian,
agribisnis hilir processing dan pemasaran hasil pertanian dan jasa-jasa pendukunganya. rencana kawasan Agropolitan yaitu pengembangan suatu
kawasan dengan basis utamanya dalam sektor pertanian dan holtikultura. Tujuan pengembangan kawasan agropolitan di Kabupaten Ngawi adalah
untuk meningkatkan pendapatan dan kesejahteraan masyarakat melalui percepatan pengembangan wilayah dan peningkatan keterkaitan desa dan
kota dengan mendorong berkembangnya sistem dan usaha agribisnis yang berdaya saing berbasis kerakyatan, keberlanjutan tidak merusak lingkungan
dan terdesentralisasi wewenang berada di pemerintah daerah dan masyarakat di kawasan agropolitan.
Penyusunan rencana tapak ini difokuskan pada kawasan inti yang akan dikembangkan di waktu mendatang, yakni Desa Hargomulyo dan sekitarnya.
Sebagai sebuah kawasan pedesaan di daerah pegunungan Desa Hargomulyo
Penyusunan Rencana Tapak Kawasan Wisata Lereng Gunung Lawu 2011
III.9
dan sekitarnya merupakan desa-desa yang memiliki beragam potensi, termasuk potensi pertanian, perkebunan, perindustrian dan pariwisata.
Seluruh potensi yang dimiliki oleh kawasan tersebut dapat dikembangkan sebagai daya tarik wisata yang diharapkan mampu menciptakan alternative
economic income dan manfaat lainnya kepada masyarakat. Untuk mendeskripsikan rona awal kawasan wisata lereng Gunung
Lawu secara lebih lengkap, khususnya dalam kontek pengembangan pariwisata, digunakan pendekatan 4A The Four-A Approach agar dapat
memudahkan analisis mengenai kawasan tersebut. Pendekatan 4A terdiri atas 4 komponen, yakni Atraksi, Aksesibilitas, Amenitas dan Aktivitas.
1. Atraksi
Atraksi adalah daya tarik yang dapat mengundang wisatawan untuk mengunjungi sebuah destinasi atau daya tarik wisata. Daya tarik wisata di
kawasan wisata Lereng Gunung Lawu terdiri atas berbagai potensi alam dan budaya yang memiliki keunikan. Pada saat ini masih banyak potensi
sumber daya alam maupun budaya yang terdapat di kawasan lereng Gunung Lawu yang belum dikembangkan dan dikelola secara profesional
sebagai daya tarik wisata. Secara khusus Desa Hargomulyo yang terletak di kawasan lereng Gunung Lawu pada saat ini juga belum dikembangkan
secara optimal sebagai desa wisata. Desa tersebut pada dasarnya memiliki potensi sumber daya alam dan budaya yang dapat
dikembangkan sebagai daya tarik wisata minat khusus, termasuk wisata agro, wisata alam, dan wisata budaya. Saat ini beberapa daya tarik utama
di desa tersebut yang potensial untuk dikembangkan seperti Air Terjun Jumog Dung Ji, Air Terjun Suwono belum memiliki aksesibilitas yang
baik. Jalan menuju lokasi air terjun masih cukup sulit untuk dijangkau wisatawan, utamanya pada saat musim penghujan karena kondisi jalan
tanah yang becek dan licin.
2. Aksesibilitas
Aksesibilitas adalah keterjangkauan suatu daerah tujuan wisata atau sebuah lokasi daya tarik wisata baik secara fisik maupun sosial.