Penyusunan Rencana Tapak Kawasan Wisata Lereng Gunung Lawu 2011
III.10
Aksesibilitas fisik pada umumnya terdiri atas jalan, jembatan dan signage yang berupa tanda penunjuk arah sign board atau RPPJ Rambu
Pendahulu Pengarah Jurusan dan RPJ Rambu Petunjuk Jurusan. Aksesibilitas sosial adalah penerimaan masyarakat setempat local
community acceptance terhadap pembangunan pariwisata di daerah mereka. Aksesibilitas fisik, khususnya jalan, menuju ke kawasan wisata
lereng Gunung Lawu secara umum dapat dikatakan sudah cukup baik. Kondisi jalan sebagian besar sudah beraspal meskipun jalan menuju ke
beberapa lokasi belum diaspal dengan baik. Komponen aksesibilitas fisik lainnya di kawasan wisata lereng Gunung
Lawu seperti papan penunjuk sign board, baik yang menuju ke lokasi air terjun Dung Ji Jumog, air terjun Suwono, maupun makam tokoh yang
terdapat di kawasan tersebut belum ditemukan. Hal ini mengingat kawasan tersebut pada saat ini baru direncanakan untuk dikembangkan.
Sedangkan aksesibilitas sosial yang berupa penerimaan masyarakat terhadap rencana pengembangan pariwisata di wilayah mereka sudah
cukup baik. Komponen aksesibilitas berupa moda transportasi lokal pada saat ini banyak didominasi oleh ojek.
3. Amenitas
Amenitas merupakan segala sarana pendukung yang dapat memperlancar kegiatan pariwisata. Amenitas terdiri atas sarana
akomodasi, boga makanan dan minuman, telekomunikasi, perbankan, kesehatan, pusat informasi pariwisata, pemanduan guiding and
interpretation. Amenitas lain dapat berupa gardu pandang lookout point, tempat makan, fasilitas rekreasi dan olah raga, tempat pertunjukan, pasar
dan pertokoan, fasilitas parkir, serta fasilitas pertemuan. Pada saat ini sebagian besar komponen amenitas tersebut belum tersedia di kawasan
wisata lereng Gunung Lawu terutama di kawasan perencanaan yang akan dikembangkan. Amenitas juga berupa jaringan air bersih dan jaringan
listrik. Jaringan air bersih di kawasan perencanaan cukup memadai karena ketersediaan sumber air melimpah dan dapat disalurkan dengan
mudah melalui pipa maupun selang air ke rumah-rumah warga,
Penyusunan Rencana Tapak Kawasan Wisata Lereng Gunung Lawu 2011
III.11
perkantoran, pasar dan fasilitas umum lainnya. Demikian pula jaringan listrik di kawasan perencanaan sudah terdistribusi dengan baik untuk
rumah-rumah warga perkantoran dan fasilitas umum lainnya. Keseluruhan warga masyarakat di kawasan perencanaan sudah dapat menikmati aliran
listrik untuk berbagai keperluan mereka.
4. Aktivitas
Aktivitas adalah kegiatan yang dapat dilakukan oleh wisatawan pada saat berkunjung ke daerah tujuan wisata. Kegiatan wisata di kawasan wisata
lereng Gunung Lawu masih bersifat insidental, yang hanya dilakukan pada waktu-waktu tertentu saja seperti pada hari Minggu atau hari libur
nasional. Kegiatan wisata utama adalah wisata alam untuk menikmati suasana alam pegunungan, baik yang berkaitan dengan keindahan
panorama alam pegunungan sight seeing, udara yang sejuk segar, maupun tantangan untuk menjelajah. Namun demikian di beberapa lokasi
kegiatan tersebut belum dikembangkan secara optimal sehingga diperlukan pendampingan untuk memberdayakan masyarakat setempat
dalam pengembangan dan pengelolaan kawasan wisata tersebut. Kegiatan lainnya yang dapat dilakukan di kawasan wisata lereng Gunung
Lawu antara lain adalah melakukan olah raga dan rekreasi, menginapbermalam di homestay untuk mengetahui adar istiadat
masyarakat, dan melakukan pengamatan florafauna di kawasan pegunungan, menjelajah trekking, berkemah camping, berkeliling naik
kuda horse riding, bersepeda cycling dan sebagainya. Namun pada saat ini beragam kegiatan yang memiliki potensi untuk dikembangkan di
kawasan tersebut belum dikembangkan dan dikelola.
D. KONDISI SOSIAL EKONOMI
Kondisi sosial ekonomi di kawasan wisata lereng Gunung Lawu, khususnya di kawasan inti Desa Hargomulyo, didominasi oleh sektor
pertanian, dengan produksi utamanya berupa tanaman hortikultura termasuk sayuran dan buah. Tanaman sayuran yang dikembangkan
warga antara lain adalah kobis, buncis, sawi, seledri, jepan labu siyam,