Gambaran Umum Kabupaten Ngawi

Penyusunan Rencana Tapak Kawasan Wisata Lereng Gunung Lawu 2011 III.2 25.612 ha, tanah Mediteran dan Litosol seluas 21.487 ha, tanah Aluvial dengan warna coklat hitam seluas 12.025, tanah Litosol seluas 6.000 ha, tanah Andosol dan Litosol seluas 3.025 ha, tanah Latosol dan Litosol seluas 810 ha, tanah Mediteran dan Grumusol seluas 2.94 ha, tanah Mediteran dan Regosol seluas 1.95 ha serta jenis tanah lainnya seluas 4.885,62 ha. Gambaran mengenai sumber daya manusia yang dimiliki oleh Kabupaten Ngawi antara lain dapat dilihat dari jumlah penduduk dan tingkat pendidikan penduduk. Dalam hal jumlah penduduk pada tahun 2009 Kabupaten Ngawi memiliki sebanyak 892.051 jiwa yang terdiri atas 438.223 laki-laki dan 453.828 perempuan Badan Pusat Statistik Kabupaten Ngawi, 2010. Apabila dibandingkan dengan keadaan penduduk pada tahun 2008 maka jumlah penduduk Kabupaten Ngawi bertambah sebesar 2.827 jiwa. Pada tahun 2009 rasio jenis kelamin sex ratio adalah sebesar 96,56 yang berarti bahwa setiap 100 penduduk perempuan terdapat sekitar 96 penduduk laki-laki. Deskripsi secara lengkap disajikan pada Tabel 3.1. Tabel 3.1: Penduduk Menurut jenis Kelamin di Kabupaten Ngawi Th 2009. NO KODE KECAMATAN LAKI-LAKI PEREMPUAN JUMLAH 1. 010 Sine 22.601 25.580 48.181 2. 020 Ngrambe 21.163 21.412 42.575 3. 030 Jogorogo 20.176 21.183 41.359 4. 040 Kendal 24.413 26.419 50.832 5. 050 Geneng 27.717 28.118 55.835 6. 051 Gerih 18.184 19.289 37.473 7. 060 Kwadungan 14.199 14.483 28.682 8. 070 Pangkur 13.996 14.631 28.627 9. 080 Karangjati 23.211 24.825 48.036 10. 090 Bringin 15.890 16.344 32.234 11. 100 Padas 16.911 16.949 33.860 12. 101 Kasreman 12.013 12.006 24.019 13. 110 Ngawi 41.930 42.432 84.362 14. 120 Paron 44.066 45.300 89.366 15. 130 Kedunggalar 36.901 37.212 74.113 16. 140 Pitu 14.060 14.180 28.240 17. 150 Widodaren 35.095 35.788 70.883 18. 160 Mantingan 19.855 22.023 41.878 19. 170 Karanganyar 15.842 15.654 31.496 JUMLAH 438.223 453.828 892.051 Sumber: Badan Pusat Statistik Kabupaten Ngawi 2010. Penyusunan Rencana Tapak Kawasan Wisata Lereng Gunung Lawu 2011 III.3 Pada tahun 2009 kepadatan penduduk Kabupaten Ngawi mencapai 688 jiwakm2, yang berarti bahwa setiap 1 km2 dihuni oleh sekitar 688 jiwa. Apabila dibandingkan dengan kondisi kepadatan penduduk pada tahun 2008 terdapat kenaikan sebesar 2 jiwakm2. Daerah-daerah yang memiliki kepadatan penduduk cukup besar lebih dari 1000 jiwakm2 meliputi Kecamatan Ngawi, Kecamatan Geneng dan Kecamatan Gerih. Daerah dengan kepadatan penduduk sedang antara 500 – 1000 jiwakm2 adalah kecamatan Sine, Ngrambe, Jogorogo, Kendal, Kwadungan, Pangkur, Karangjati, Padas, Bringin, Kasreman, Paron, Kedunggalar, Pitu, Widodaren dan Mantingan. Sedangkan daerah dengan kepadatan penduduk paling rendah kurang dari 500 jiwakm2 adalah Kecamatan Karanganyar. Perkembangan jumlah penduduk di Kabupaten Ngawi pada lima tahun terakhir terus mengalami kenaikan. Jumlah penduduk di Kabupaten Ngawi pada tahun 2006 lebih besar dibandingkan dengan jumlah penduduk pada tahun 2005. Jumlah penduduk pada tahun 2007 lebih besar atau mengalami kenaikan dibandingkan dengan jumlah penduduk pada tahun 2006. Demikian pula pada tahun 2008 jumlah penduduk di Kabupaten Ngawi mengalami kenaikan atau lebih besar dari jumlah penduduk pada tahun 2007. Deskripsi selengkapnya mengenai perkembangan jumlah penduduk Kabupaten Ngawi dari tahun 2005 sampai tahun 2009 dapat dilihat pada Tabel 3.2. Tabel 3.2: Perkembangan Kepadatan Jumlah Penduduk di Kabupaten Ngawi Tahun 2005 – 2009. TAHUN JUMLAH KEPADATAN 2005 876.154 676 2006 879.193 678 2007 882.221 681 2008 889.224 686 2009 892.051 688 Sumber: Badan Pusat Statistik Kabupaten Ngawi 2010. Penyusunan Rencana Tapak Kawasan Wisata Lereng Gunung Lawu 2011 III.4

B. GAMBARAN UMUM KEPARIWISATAAN DI KABUPATEN NGAWI

Sebagai salah satu sektor andalan pembangunan Kabupaten Ngawi, pariwisata diharapkan mampu menjadi generator pembangunan serta dapat memberikan kontribusi kepada upaya peningkatan hasil-hasil pembangunan di wilayah tersebut. Letak Kabupaten Ngawi yang strategis di antara jalur pantura pantai utara yang menghubungkan berbagai daya tarik wisata yang terdapat di Semarang, Demak, Kudus, Rembang, Blora, Cepu menuju Ngawi serta jalur tengah yang menghubungkan berbagai daya tarik wisata yang terdapat di Jogja Yogyakarta dan Solo Surakarta memiliki kekuatan untuk menarik wisatawan dari dua kawasan tersebut untuk mengunjungi berbagai daya tarik wisata yang terdapat di wilayah Kabupaten Ngawi. Untuk mengetahui gambaran mengenai perkembangan pariwisata di Kabupaten Ngawi berikut disajikan analisis data berdasarkan pendekatan 4A, yang terdiri atas: 1 Attractions, yakni daya tarik wisata yang dikunjungi wisatawan, 2 Accessibility, yakni kemudahan untuk menjangkau lokasi daya tarik wisata, utamanya dalam hal pencapaian lokasi daya tarik wisata secara fisik, 3 Amenities, yaitu sarana penunjang kegiatan pariwisata, serta 4 Activities, yakni kegiatan yang dapat dilakukan oleh wisatawan pada saat berkunjung ke destinasi wisata atau daya tarik wisata serta kegiatan yang dapat dilakukan oleh penduduk setempat untuk melayani wisatawan yang mengunjungi daya tarik wisata. Hal ini menunjukkan kondisi empirik atau existing situation mengenai berbagai komponen pariwisata di Kabupaten Ngawi. Penyusunan Rencana Tapak Kawasan Wisata Lereng Gunung Lawu 2011 III.5

1. Atraksi Daya Tarik Wisata di Kabupaten Ngawi

Dalam kaitannya dengan upaya pengembangan pariwisata, sampai saat ini Pemerintah Kabupaten Ngawi belum memiliki Rencana Induk Pembangunan Kepariwisataan RIPKA yang dapat dijadikan acuan pengembangan pariwisata daerah baik dalam jangka pendek, menengah maupun jangka panjang. Oleh karena itu hasil-hasil penelitian terkait yang dilaksanakan oleh berbagai pihak termasuk pihak perguruan tinggi dapat menjadi kontribusi bagi penyusunan Rencana Induk Pembangunan Kepariwisataan tersebut pada khususnya serta dalam rangka mengembangkan pariwisata di Kabupaten Ngawi pada umumnya sehingga dapat meningkatkan kesejahteraan masyarakat, melestarikan sumber daya alam dan budaya serta meningkatkan perekonomian wilayah melalui pengembangan daya tarik wisata. Atraksi atau daya tarik wisata di Kabupaten Ngawi dapat dibagi ke dalam beberapa komponen yaitu; a daya tarik wisata alam; b daya tarik wisata buatan; dan c daya tarik wisata budaya yang terdiri atas atraksi seni pertunjukan, seni kerajinan, bangunan bersejarah dan upacara adat. Daya tarik tersebut antara lain adalah Waduk Pondok, Taman dan Pemandian Tawun, Monumen Soerjo, Pesanggrahan Srigati, Museum Trinil, Benteng Van den Bosch, Perkebunan Teh Jamus, dan Air Terjun Srambang. Di samping itu juga terdapat daya tarik wisata yang berupa upacara tradisional atau kegiatan budaya, seperti upacara tradisional Dhuk Beji di Tawun, upacara Tironan, upacara Ruwatan, upacara Bersih Desa di beberapa daerah pedesaan, upacara Slametan, upacara kehamilan, upacara kelahiran, upacara perkawinan, upacara kematian dan sebagainya.

2. Aksesibilitas Daya Tarik Wisata di Kabupaten Ngawi

Dalam pembangunan pariwisata, aksesibilitas memiliki peran yang sangat penting karena aksesibilitas merupakan sarana yang memberikan kemudahan kepada wisatawan untuk mencapai lokasi daya tarik wisata. Peningkatan aksesibilitas dari tahun ke tahun telah diupayakan oleh Pemerintah Kabupaten Ngawi agar semakin nyaman bagi wisatawan. Jalan