67
Kecukupan air bersih di Rumah Susun Sukaramai kebanyakan sudah mencukupi kebutuhan, namun ada beberapa rumah yang tidak mencukupi kebutuhan
akan air bersih. Hal ini dikarenakan sumber air yang terkadang tidak sampai ke rumah masyarakat yang terletak di lantai atas khususnya pada siang hari dikarenakan
debit air yang kecil sehingga pompa air tidak dapat memompakan air ke aliran rumah bagian atas serta tidak adanya tangki air yang dapat menyimpan air. Sehingga di
beberapa rumah yang tidak mencukupi air bersihnya terdapat masyarakat yang mengalami diare.
Sesuai dengan Permenkes No. 416MenkesPer1990 untuk keperluan air bersih tersebut harus memenuhi persyaratan yaitu 1 Kuantitas : tersedia air bersih
minimal 138,5 literoranghari 2 kualitas : tersedia air bersih yang memenuhi syarat kesehatan fisik, kimia, dan bakteriologis 3 kontinuitas : air bersih tersedia pada
setiap kegiatan yang membutuhkan air secara berkesinambungan. Air yang tidak memenuhi persyaratan kesehatan merupakan media penularan
penyakit karena air merupakan salah satu media dari berbagai macam penularan, terutama penyakit perut Slamet, 2002.
5.3.2. Hubungan antara Pembuangan Kotoran dengan Kejadian Diare
Berdasarkan hasil penelitian ini menunjukkan bahwa tidak ada hubungan yang signifikan antara sarana pembuangan kotoran dngan kejadian diare. Hal ini tidak
sejalan dengan hasil penelitian Angeline 2012 yang menyatakan ada hubungan signifikan antara jamban dengan keluhan diare
Universitas Sumatera Utara
68
Pembuangan kotoranjamban yang dimiliki masyarakat kebanyakan telah memenuhi persyaratan jamban sehat yakni sudah menggunakan jenis leher angsa,
memiliki air yang cukup, jamban mudah dibersihkan, tidak terdapat kecoa dan lalat, dan tersedia alat pembersih. Hal ini dikarenakan masyarakat telah memiliki
pengetahuan yang cukup sesuai dengan tingkat pendidikan yang mereka peroleh kebanyakan pada tingkat pendidikan SMA sehingga mereka lebih mengerti dalam
menjaga kebersihan jambannya serta di dukung dengan semakin baiknya jamban yang dijual-belikan dipasaran yang mana semua jamban sudah berjenis leher angsa
dan mudah untuk dibersihkan. Dan faktor ekonomi masyarakat yang dapat dinyatakat kebanyakan berpenghasilan menengah karena dapat membuat toiletnya menggunakan
keramik yang lebih memudahkan pemiliknya untuk mejaga kebersihannya. Oleh karena itu, jamban tidak menjadi tempat berkembangbiaknya vektor penyakit.
Pembuangan tinja yang tidak saniter akan menyebabkan terjadinya berbagai penyakit diantaranya tipus, kolera, disentri, poliomyelitis, ascariasis, dan sebagainya.
Kotoran manusia merupakan buangan padat selain menimbulkan bau, mengotori lingkungan, juga merupakan media penularan penyakit pada masyarakat. Oleh sebab
itu perlu sekali menjaga kebersihan jamban dan kamar mandi, sehingga tidak terjadi penularan penyakit yang diakibatkan oleh tinja Azwar, 1995.
5.3.3 Hubungan antara Kepadatan Lalat dengan Kejadian Diare
Berdasarkan hasil penelitian ini menunjukkan bahwa ada hubungan yang signifikan antara kepadatan lalat dengan kejadian diare. Penelitian ini sejalan dengan
hasil penelitian Wijayanti 2009 dengan penelitiannya mengenai hubungan
Universitas Sumatera Utara
69
kepadatan lalat dengan kejadian diare pada anak balita di Bantar Gebang dan membuktikan secara ilmiah dengan menggunakan uji chi-square bahwa kepadatan
lalat memiliki hubungan signifikan dengan kejadian diare. Kepadatan lalat di Rumah Susun Sukaramai kebanyakan memiliki tingkat
kepadatan yang rendah atau tidak menjadi masalah, namun ada beberapa rumah yang memiliki kepadatan lalat yang sedang atau perlu dilakukan pengamanan terhadap
tempat-tempat berkembang biakan lalat. Kejadian diare ini kebanyakan terjadi pada masyarakat yang memiliki tingkat kepadatan lalat sedang. Hal ini dikarenakan adanya
masyarakat yang menyimpan makanan berdekatan dengan tempat sampah. Pendapat Azwar 1995, bahwa semakin banyak lalat yang ada di rumah dapat
menimbulkan berbagai penyakit pada manusia. Penyakit-penyakit yang ditularkan oleh lalat antara lain disentri, kolera, tipus, diare dan lainnya yang berkaitan dengan
kondisi sanitasi lingkungan yang buruk Depkes RI, 2001.
5.3.4. Hubungan antara Pengolahan Limbah Padat dengan Kejadian Diare