64
5.2. Analisis Univariat 5.2.1. Gambaran Sarana Air Bersih
Hasil analisis menunjukkan bahwa jumlah responden berdasarkan kecukupan air bersih sebanyak 38 responden 81.8 sudah mencukupi kebutuhan air bersihnya.
Hal ini dikarenakan air yang dimiliki masyarakat telah menunjang segala aktifitas yang dilakukan oleh penghuni baik mandi, cuci, dan kakus. Sebanyak 6 responden
18,2 tidak mencukupi kebutuhan air bersihnya dikarenakan pada siang hari air tidak sampai pada rumah masyarakat yang terletak di bagian atas. Hal ini dikarenakan
air yang datang debitnya rendah sehingga pompa air tidak dapat memompakan air sampai ke atas. Air bersih bersumber dari PAM dikarenakan Rumah Susun
merupakan proyek yang dilakukan oleh pemerintah sehingga telah direncanakan sebelumnya sumber air yang digunakan bersumber dari PAM..
Air yang tidak memenuhi persyaratan kesehatan merupakan media penularan penyakit karena air merupakan salah satu media dari berbagai macam penularan,
terutama penyakit perut Slamet, 2002.
5.2.2. Gambaran Sarana Pembuangan KotoranJamban
Jumlah responden berdasarkan pembuangan kotoranjamban sebanyak 38 responden 86,3 telah memiliki sarana pembuangan kotoran yang memenuhi
syarat. Hal ini dikarenakan masyarakat telah memiliki pengetahuan yang cukup sesuai dengan tingkat pendidikan yang mereka peroleh kebanyakan pada tingkat
pendidikan SMA sehingga mereka lebih mengerti dalam menjaga kebersihan jambannya. Sesuai dengan hasil inspeksi yang mana kebanyakan responden memiliki
Universitas Sumatera Utara
65
pembuangan kotoranjamban berjenis leher angsa, jamban mudah dibersihkan, tidak terdapat kecoa dan lalat, lantai jamban yang berih, lantai kamar mandi kedap air dan
memiliki alat pembersih jamban. Pembuangan tinja yang tidak saniter akan menyebabkan terjadinya berbagai
penyakit diantaranya tipus, kolera, disentri, poliomyelitis, ascariasis, dan sebagainya. Kotoran manusia merupakan buangan padat selain menimbulkan bau, mengotori
lingkungan, juga merupakan media penularan penyakit pada masyarakat. Oleh sebab itu perlu sekali menjaga kebersihan jamban dan kamar mandi, sehingga tidak terjadi
penularan penyakit yang diakibatkan oleh tinja Azwar, 1995.
5.2.3. Gambaran Tingkat Kepadatan Lalat
Hasil pengukuran tingkat kepadatan lalat pada Rumah Susun Sukaramai terbanyak ialah pada tingkat rendah atau terdapat 0-2 lalat yaitu sebanyak 32 orang
72.7 sehingga kepadatan lalat tidak menjadi masalah. Hal ini didukung oleh pengetahuan dan tindakan yang dilakukan responden. Dimana seluruh responden
membuang sampah setiap hari serta sebagian kecil memiliki tempat sampah yang memilki tutup sehingga sangat kecil kemungkinan adanya lalat dikarenakan tidak
adanya habitat yang disukainya. Lalat erat hubungannya dengan lingkungan dimana lalat akan berkembang
biak dengan cepat apabila lingkungan mendukung atau lingkungan yang tidak memenuhi syarat kesehatan dan sebaliknya lalat akan berkurang apabila tercipta
lingkungan yang tidak memberikan suatu bentuk kehidupan lalat yaitu keadaan lingkungan yang bersih, sejuk dan kering Depkes RI, Dirjen P2MPL, 2001.
Universitas Sumatera Utara
66
5.2.4. Gambaran Pengelolaan Limbah Padat