Sistematika Penulisan Defenisi Pengadaan Tanah

26 rakyat penerima manfaat kegiatan untuk kepentingan umum yang direncanakan harus lebih banyak dibandingkan denganrakyat yang dibebaskan tanahnya untuk kepentingan umum. Oleh karenanya perlu dipertegas dan dijelaskan kepentingan rakyat banyak untuk pembakuan penafsiran arti rakyat banyak dalam pembebasan tanah untuk kepentingan umum.

G. Sistematika Penulisan

Sistematika penulisan ini dibagi dalam beberapa Bab, dimana dalam bab terdiri dari unit-unit bab demi bab. Adapun sistematika penulisan ini dibuat dalam bentuk uraian: Bab I. Pendahuluan Dalam Bab ini memuat latar belakang penelitian,Perumusan Masalah, Tujuan Penulisan, Manfaat Penulisan,Keaslian penulisan, Tinjauan Kepustakaan, Metode Penelitian dan Sistematika Penulisan Bab II. Gambaran umum tentang pengadaan tanah Dalam bab ini akan menguraikan tentang hak atas tanah menurut UUPA, memuat semua hal mengenai pengertian umum pengadan tanah serta defenisi dan bentuk- bentuk pengadaan tanah. Bab III. Perlindungan hukum dalam pengadaan tanah Dalam bab ini akan diuraikan membahas dan menguraikan defenisi kepentingan umum dalam pengadaan tanah, memuat hal mengenai landasan hukum pengadan tanah dan tata cara pelaksanaan pengadaan tanah dalam pembangunan Universitas Sumatera Utara 27 kepentingan umum. Bab IV. Pelaksanaan Pengadaan Tanah Dalam bagian ini akan menganalisis penerapan hukum pengadaan tanah dalam menjelaskan pokok-pokok pengadaan tanah, dan bagaimana proses musyawarah yang dilakukan untuk menetapkan ganti kerugian serta faktor-faktor penghambat berdasarkan studi kasus di flyover padang bulan medan. Bab V. Kesimpulan dan Saran Bab ini memuat kesimpulan dan saran atas hal yang dibahas dan diuraikan dalam bab-bab sebelumnya sebagai hasil analisis penulisan dan permasalahan dalam skripsi ini. Universitas Sumatera Utara 28 BAB II PENGADAAN TANAH BAGI PEMBANGUNAN UNTUK KEPENTINGAN UMUM

A. Defenisi Pengadaan Tanah

Pengadaan tanah merupakan perbuatan pemerintah untuk memperoleh tanah untuk berbagai kegiatan pembangunan, khususnya bagi kepentingan umum. Pada prinsipnya pengadaan tanah di lakukan dengan cara musyawarah antara pihak yang memerlukan tanah dan pemegang hak atas tanah yang tanahnya diperlukan untuk kegiatan pembangunan. Dalam perkembangannya, landasan hukum pengadaan tanah diatur dalam peraturan menteri dalam negeri Permendagri nomor 15 tahun 1975 yang kemudian digantikan dengan keputusan presiden Keppres nomor 55 tahun 1993,yang kemudian juga digantikan dengan Perpres no 362005 yang telah diubah dengan Perpres no 652006. Perpres no 362005 memperoleh reaksi luas dari masyarakat karena berbagai kelemahan.Pembahasannya difokuskan pada 4 hal yakni: 1. Landasan hukum pengadaan tanah dan asas-asas pengadaan tanah. 2. Pengaturan tentang kepentingan umum dalam berbagai peraturan perundang- undangan terkait perolehan tanah. 3. Pelaksanaan pengadaan tanah . 4. Komentarcatatan terhadap butir-butir Peraturan Kepala BPN No 32007. Sebelum berlakunya keppres no 551993,dalam UU no 201961 tentang pecabutan Universitas Sumatera Utara 29 hak atas tanah dan benda-benda yang ada di atasnya digunakan pendekatan yang luas tentang pengertian kepentingan umum dan dalam Inpres no 91973. Menurut Pasal 1 angka 1 Keppres No.551993 yang dimaksud dengan Pengadaan Tanah adalah setiap kegiatan untuk mendapatkan tanah dengan cara memberikan ganti kerugian kepada yang berhak atas tanah tersebut. 23 Pengadaan tanah melalui keppres yang dilakukan melalui pelepasan atau penyerahan hak atas tanah dengan memberikan ganti kerugian atas dasar musyawarah ini hanya dapat dilakukan oleh pemerintah. Berbeda dengan waktu yang lampau, dimana pihak swasta dapat memanfaatkan lembaga pembebasan tanah menurut tata cara yang diatur oleh Permendagri no 151975 berdasarkan Permendagri no 21976, maka sekarang jelas bahwa untuk kepentingan bisnis, pengambilalihan tanah harus dilakukan secara langsung antar pihak swasta dengan para pemegang hak atas tanah dan bangunan serta tanaman dengan cara jual beli, tukar menukar, atau cara lain atas dasar musyawarah pasal 2 ayat3 Keppres no 551993. Bagi instansi pemerintah pun, bila kegiatan pembangunan yang direncanakan tidak termasuk dalam kategori kegiatan dalam pasal 5 angka 1 tersebut, maka pengadaan tanahnya harus dilaksanakan secara langsung dengan pemegang hak atas tanah dan pemilik bangunan,tanaman,dan benda-benda lain yang berkaitan dengan tanah,atas dasar musyawarh pasal47 ayat1 Peraturan Menteri Negara AgrariaKepala BPN No 11994.Disamping itu pasal 23 Keppres no 551993 menyebutkan bahwa pelaksanaan pembangunan untuk kepentingan umum yang memerlukan tanah yang luas tidak lebih dari 1 Ha skala kecil dapat 23 Harsono dan Boedi, Hukum Agraria Indonesia, Himpunan Peraturan-Peraturan Hukum Tanah, Penerbit Djambatan, Jakarta, 2008, hal. 21-43. Universitas Sumatera Utara 30 dilakukan langsung oleh instansi Pemerintah dengan pemegang hak atas tanah, dengan cara jual-beli,tukar-menukar, atau cara-cara lain yang disepakati bersama. 24 Bagaimana dengan pengadaan tanah untuk kepentingan umum yang dilakukan oleh otorita, BUMN,dan BUMD. Dalam surat Pengantar Menteri Negara AgrariaKepala BPN tanggal 29 juni 1994 disebutkan, bahwa untuk otorita,BUMNBUMD bila kegiatannya termasuk dalam pasal 5 angka 1, maka dapat dibantu oleh Panitia Pengadaan Tanah, tetapi harus dimohonkan terlebih dahulu kepada Kepala Kantor Wilayah BPN Provinsi. Hal itu berarti bahwa bila kegiatan untuk kepentingan umum itu tidak termasuk dalam pasal 5 angka 1, maka keppres no 551993 tidak otomatis berlaku terhadapnya, melainkan harus dimohon oleh MenteriKetua LembagaDirektur BUMNBUMD yang bersangkutan kepada Presiden melalui Menteri Sekretaris Negara agar Keppre no 551993 dapat diberlakukan kepadanya. Tugas panitia Pengadaan Tanah adalah : a. Mengadakan penelitian dan inventarisasi atas tanah,bangunan,tanaman dan benda- benda lain yang ada kaitannya dengan tanah yang haknya akan dilepaskan atau diserahkan. b. Mengadakan penelitian mengenai status hukum tanah yang haknya akan dilepaskan atau diserahkan dan dokumen yang mendukungnya c. Menetapkan besarnya ganti rugi atas tanah yang haknya akan dilepaskan atau diserahkan. d. Memberikan penjelasan atau penyuluhan kepada masyarakat yang terkena rencana pebangunan dan atau pemegang hak atas tanah mengenai rencana dan tujuan 24 Ibid, hal. 44 Universitas Sumatera Utara 31 pengadaan tanah tersebut dalam bentuk konsultasi publik baik melalui tatap muka, media cetak maupun media elektronik agar dapat diketahui oleh seluruh masyarakat yang terkena rencana pembangunan dan pemegang hak atas tanah. e. Mengadakan musyawarah dengan para pemegang hak atas tanah dan instansi Pemerintah dan Pemerintah Daerah yang memerlukan tanah dalam rangka menetapkan bentuk dan besarnya ganti rugi. f. Menyaksikan pelaksanaan penyerahan ganti rugi kepada para pemegang hak atas tanah,bangunan,tanaman.dan benda-benda lain yang ada di atas tanah. g. Membuat berita acara pelepasan atau penyerahan hak atas tanah. h. Mengadministrasikan dan mendokumentasikan semua berkas pengadaan tanah dan menyerahkan kepada pihak yang berkompeten. Penggunaan tanah hanyalah untuk kepentingan umum dalam arti meliputi kepentingan sebagian besar lapisan masyarakat yang dilaksanakan oleh Pemrintahan atau Pemerintah Daerah yang selanjutnya dimiliki bukan diartikan sebagai hak milik atas tanahnya atau akan dimiliki oleh Pemerintah atau Pemerintah Daerah meliputi : 25 a. Jalan umum dan jalan tol,rel kreta api di atas tanah, di ruang atas tanah ataupun di ruang bawah tanahsaluran air minumair bersih,saluran pembuangan air dan sanitasi, b. Waduk,bendungan irigasi dan bangunan pengairan lainnya c. Pelabuhan.bandara udara,stasiun kreta api dan terminal. 25 Maria s.w. Sumardjono, Tanah pembangunan umum sosial dan budaya, Buku Kompas, Yogyakarta, 2008, hal. 45-56 . Universitas Sumatera Utara 32 d. Fasilitas keselamatan umum seperti tanggul penanggulangan bahaya banjir.lahar dan lain-lain bencana. e. Tempat pembuangan sampah f. F cagar alam dan cagar budaya. g. Pembangkit,transmisi,distribusi tenaga listrik. Musyawarah yang mesti dilakukan untuk memperoleh kesepakatan terfokus kepada pelaksanaan pembangunan untuk kepentingan umum di lokasi tersebut, bentuk dan besarnya ganti rugi, ada beberapa hal yang perlu dipahami secara cermat, yaitu: a. bahwa pengadaan tanah itu ada untuk pembangunan: 1 kepentingan umum, dan 2 selain dari kepentingan umum. b. bahwa pembangunan untuk kepentingan umum itu ada: 1selanjutnya dimiliki atau akan dimiliki PemerintahPemerintah Daerah, dan 2 selanjutnya bukan untuk dimiliki atau akan dimiliki PemerintahPemerintah Daerah. c. bahwa kegiatan pembangunan untuk kepentingan umum itu meliputi : 1 yang tidak dapat diahlikan atau dipindahkan secara teknis tata ruang ke lokasi lain, dan 2 yang masih dapat diahlikandipindahkan ke lokasi lain. 1. Jadi dapat disimpulkan bahwa pengadaan tanah dilakukan dengan cara memberikan ganti kerugian kepada yang berhak atas tanah tersebut, tidak dengan cara lain selain pemberian ganti kerugian. Menurut Pasal 1 angka 3 Perpres No.362005 yang dimaksud dengan Pengadaan Tanah adalah setiap kegiatan untuk mendapatkan tanah dengan cara memberikan ganti kerugian kepada yang melepaskan atau menyerahkan tanah, Universitas Sumatera Utara 33 bangunan, tanaman dan benda-benda yang berkaitan dengan tanah atau dengan pencabutan hak atas tanah. 2. Dapat disimpulkan bahwa pengadaan tanah menurut Perpres No.362005 dapat dilakukan selain dengan memberikan ganti kerugian juga dimungkinkan untuk dapat dilakukan dengan cara pelepasan hak dan pencabutan hak atas tanah. Sedangkan menurut Pasal 1 angka 3 Perpres No.652006, yang dimaksud dengan Pengadaan Tanah adalah setiap kegiatan untuk mendapatkan tanah dengan cara memberikan ganti kerugian kepada yang melepaskan atau menyerahkan tanah, bangunan, tanaman dan benda-benda yang berkaitan dengan tanah. 26 3. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa pengadaan tanah menurut Perpres No.652006 selain dengan memberikan ganti kerugian juga dimungkinkan untuk dapat dilakukan dengan cara pelepasan hak. Namum menurut pasal 1 angka 2 Perpres No. 71 Tahun 2012 adalah kegiatan menyediakan tanah dengan cara memberi ganti kerugian yang layak dan adil kepada pihak yang berhak, yang dimaksud dengan pihak yang berhak adalah pihka yang menguasai atau memiliki objek pengadaan tanah pasal 1 angka 3 Perpres No. 71 Tahun 2012. Pihak tersebut memiliki tanah dan atau menyediakan tanah sebagai objek dari rencana pangadaan tanah dengan menerima ganti kerugian yang layak dan adil bagi mereka. 26 Tampil Anshari Siregar, Pendalaman tanah UUPA, Jakarta, Penerbit Pustaka Bangsa Press, 2005, hal. 7-9 . Universitas Sumatera Utara 34

B. Hak Atas Tanah Menurut UUPA

Dokumen yang terkait

Tinjauan Yuridis Terhadap Pengadaan Tanah Bagi Pembangunan Untuk Kepentingan Umum Berdasarkan Undang-Undang No. 2 TAHUN 2012

5 63 86

TINJAUAN YURIDIS TENTANG BENTUK GANTI KERUGIAN DALAM PENGADAAN TANAH BAGI PEMBANGUNAN UNTUK KEPENTINGAN UMUM BERDASARKAN UNDANG-UNDANG NOMOR 2 TAHUN 2012 GUNA MEWUJUDKAN PERLINDUNGAN HUKUM.

0 3 15

SKRIPSI TINJAUAN YURIDIS TENTANG BENTUK GANTI KERUGIAN DALAM PENGADAAN TANAH BAGI PEMBANGUNAN UNTUK KEPENTINGAN UMUM BERDASARKAN UNDANG-UNDANG NOMOR 2 TAHUN 2012 GUNA MEWUJUDKAN PERLINDUNGAN HUKUM.

0 5 11

PENDAHULUAN TINJAUAN YURIDIS TENTANG BENTUK GANTI KERUGIAN DALAM PENGADAAN TANAH BAGI PEMBANGUNAN UNTUK KEPENTINGAN UMUM BERDASARKAN UNDANG-UNDANG NOMOR 2 TAHUN 2012 GUNA MEWUJUDKAN PERLINDUNGAN HUKUM.

0 4 21

PENUTUP TINJAUAN YURIDIS TENTANG BENTUK GANTI KERUGIAN DALAM PENGADAAN TANAH BAGI PEMBANGUNAN UNTUK KEPENTINGAN UMUM BERDASARKAN UNDANG-UNDANG NOMOR 2 TAHUN 2012 GUNA MEWUJUDKAN PERLINDUNGAN HUKUM.

0 3 6

TATA CARA PENGADAAN TANAH BAGI PEMBANGUNAN UNTUK KEPENTINGAN UMUM YANG MENJAMIN KEDUDUKAN HUKUM PEMEGANG HAK ATAS TANAH (BERDASARKAN UNDANG-UNDANG NOMER 2 TAHUN 2012 TENTANG PENGADAAN TANAH BAGI PEMBANGUNAN UNTUK KEPENTINGAN UMUM).

0 1 11

UNDANG UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 2 TAHUN 2012 TENTANG PENGADAAN TANAH BAGI PEMBANGUNAN UNTUK KEPENTINGAN UMUM

0 1 43

undang undang nomor 2 tahun 2012 tentang pengadaan tanah bagi pembangunan untuk kepentingan umum

0 0 26

Permasalahan Yuridis Pasal 41 Ayat (3) Undang-Undang Nomor 2 Tahun 2012 Tentang Pengadaan Tanah Bagi Pembangunan untuk Kepentingan Umum

0 3 10

BAB II GAMBARAN UMUM PENGADAAN TANAH A. Pengertian Pengadaan Tanah - Tinjauan Yuridis Terhadap Pengadaan Tanah Bagi Pembangunan Untuk Kepentingan Umum Berdasarkan Undang-Undang No. 2 TAHUN 2012

0 1 35