Tata Cara Pengadaan Tanah bagi Pelaksanaan Pembangunan untuk Kepentingan Umum

60 faktual pelaksanaan pencabutan, pembebasan dan pelepasan hak atas tanah untuk kepentingan umum bernuansa konflik, baik dari sudut peraturan dan pradigma hukum yang berbeda antara masyarakat dengan penguasapemerintah serta penerapan hukum dari para hakim sangat bernuansa faham posotivis yang mengabaikan kaedah-kaedah sosial dan kebiasaan serta moral yang hidup dalam masyarakat. 46

C. Tata Cara Pengadaan Tanah bagi Pelaksanaan Pembangunan untuk Kepentingan Umum

Tata cara pengadaan tanah bagi pelaksaan pembangunan untuk kepentingan umum ialah dengan mempersiapkan suatu tanah untuk menetapkan lokasi. Dan itu memerlukan proses dengan melakukan cara sebagai berikut: 1. Persiapan Instansi pemerintah yang memerlukan tanah mengajukan permohonan penetapan lokasi kepada BupatiWalikota atau Gubernur untuk wilayah Medan dengan tembusan disampaikan kepada Kepala Kantor Pertanahan KabupatenKota. Permohonan penetapan lokasi diatur sebagai berikut : a. Untuk lokasi yang terletak di 2 dua KabupatenKota atau lebih dalam 1 satu b. provinsi diajukan kepada Gubernur. c. Untuk lokasi yang terletak di 2 dua provinsi atau lebih diajukan kepada Kepala d. BPN-RI. 2. Pelaksanaan 46 A.P. Parlindungan, Pengadaan Tanah, Jakarta, Pustaka Bangsa Press, 2004, hal. 34 Universitas Sumatera Utara 61 a. Pengadaan tanah untuk kepentingan umum yang luasnya lebih dari 1 satu hektar. Khusus pengadaan tanah untuk kepentingan umum yang luasnya lebih dari 1 satu hektar berdasarkan Perpres Nomor 36 Tahun 2005 sebagaimana telah diubah dengan Perpres Nomor 65 Tahun 2006, dibentuk Panitia Pengadaan Tanah KabupatenKota dengan Keputusan BupatiWalikota atau Gubernur untuk wilayah Medan. Keanggotaan Panitia Pengadaan Tanah KabupatenKota terdiri dari paling banyak 9 Sembilan orang dengan susunan sebagai berikut : 47 1 Sekretaris Daerah sebagai Ketua merangkap Anggota; 2 Pejabat dari unsur perangkat daerah setingkat eselon II sebagai Wakil Ketua merangkap Anggota; 3 Kepala Kantor Pertanahan KabupatenKota atau pejabat yang ditunjuk sebagai Sekretaris merangkap Anggota; dan 4 Kepala DinasKantorBadan di KabupatenKota yang terkait dengan pelaksanaan pengadaan tanah atau pejabat yang ditunjuk sebagai anggota. Tugas Panitia Pengadaan Tanah KabupatenKota adalah : 1 Penyuluhan kepada masyarakat; 2 Inventarisasi bidang tanah danatau bangunan danatau tanaman; 3 Penelitian status hak tanah; 4 Pengumuman hasil inventarisasi; 5 Menerima hasil penilaian harga tanah dari Lembaga atau Tim Penilai Harga Tanah; 47 Yusuf Susilo, Pengadaan Tanah Bagi Pelaksanaan Pembangunan Untuk Kepentingan Umum, Buku Kompas, Jakarta, 2010, hal. 4. Universitas Sumatera Utara 62 6 Memfasilitasi pelaksanaan musyawarah antara Pemilik dengan Instansi Pemerintah yang memerlukan tanah; 7 Penetapan besarnya ganti rugi atas dasar kesepakatan harga yang telah dicapai antara pemilik dengan instansi Pemerintah yang memerlukan tanah; 8 Menyaksikan penyerahan ganti rugi; 9 Membuat berita acara pelepasan atau penyerahan hak; 10 Mengadministrasikan dan mendokumentasikan berkas pengadaan tanah; 11 Menyampaikan permasalahan disertai pertimbangan penyelesaian pengadaan tanah kepada BupatiWalikota atau Gubernur untuk wilayah Medan apabila musyawarah tidak tercapai kesepakatan untuk pengambilan keputusan. Panitia Pengadaan Tanah dalam melaksanakan tugasnya diberikan sejumlah dana yang disebut sebagai biaya operasional dalam rangka membantu pengadaan tanah bagi pelaksanaan pembangunan untuk kepentingan umum. Biaya Panitia Pengadaan Tanah tersebut diatur dengan Peraturan Menteri Keuangan Nomor 58PMK.022008 tanggal 23 April 2008 tentang Biaya Panitia Pengadaan Tanah Bagi Pelaksanaan Pembangunan Untuk Kepentingan Umum. Biaya operasional tersebut digunakan untuk pembayaran honorarium, pengadaan bahan, alat tulis kantor, cetakstensil, fotocopypenggandaan, penunjang musyawarah, sosialisasi, sidang-sidang yang berkaitan dengan proses pengadaan tanah, satuan tugas satgas, biaya keamanan, dan biaya perjalanan dalam rangka pengadaan tanah. b. Pengadaan Tanah untuk Kepentingan Umum yang Luasnya tidak Lebih dari 1 Satu Hektar dan Pengadaan Tanah Selain untuk Kepentingan Umum Pengadaan tanah selain bagi pelaksanaan pembangunan untuk kepentingan umum adalah pengadaan tanah bagi pelaksanaan Universitas Sumatera Utara 63 pembangunan untuk kepentingan Instansi Pemerintah, yang dimiliki oleh pemerintah pusat maupun pemerintah daerah. Khusus untuk pengadaan tanah untuk kepentingan umum yang luasnya tidak lebih dari 1 satu hektar dan pengadaan tanah selain untuk kepentingan umum : 1 Dilaksanakan secara langsung oleh instansi pemerintah yang memerlukan tanah dengan para pemegang hak atas tanah melalui proses jual beli, tukar menukar, atau cara lain yang disepakati para pihak.10 Dapat juga menggunakan bantuan Panitia Pengadaan Tanah KabupatenKota dengan mempergunakan tata cara pengadaan tanah yang sama dengan tata cara pengadaan tanah untuk kepentingan umum yang luasnya lebih dari 1 satu hektar. 2 Bentuk dan besarnya ganti rugi ditentukan dari kesepakatan dalam musyawarah 3 antara Instansi Pemerintah dengan pemegang hak atas tanah Pemilik tanah. Dasar perhitungan besarnya ganti rugi didasarkan atas : a. Nilai Jual Obyek Pajak NJOP atau nilai nyatasebenarnya dengan memperhatikan Nilai Jual Obyek Pajak tahun berjalan berdasarkan penilaian LembagaTim Penilai Harga Tanah yang ditunjuk oleh panitia; b. nilai jual bangunan yang ditaksir oleh perangkat daerah yang bertanggung jawab di bidang bangunan; c. nilai jual tanaman yang ditaksir oleh perangkat daerah yang bertanggung jawab di bidang pertanian. Universitas Sumatera Utara 64 PENILAIAN Penilaian harga tanah yang terkena pembangunan untuk kepentingan umum dilakukan oleh Lembaga Penilai Harga TanahTim Penilai Harga Tanah. Lembaga Penilai Harga Tanah saat ini dipercayakan kepada Lembaga Penilai Independen yaitu Lembaga Appraisal yang mendapat lisensi dari Menteri Keuangan dan BPN. Sedangkan untuk harga bangunan danatau tanaman danatau benda-benda lain yang berkaitan dengan tanah dilakukan oleh Kepala DinasKantorBadan di KabupatenKota yang membidangi bangunan danatau benda lain yang berkaitan dengan tanah tersebut. Tim Penilai Harga Tanah melakukan penilaian harga tanah berdasarkan NJOP atau nilai nyatasebenarnya dengan memperhatikan NJOP tahun berjalan, dan dapat berpedoman pada variable-variabel sebagai berikut : 48 a. Lokasi dan letak tanah; b. Status tanah; c. Peruntukan tanah; d. Kesesuaian penggunaan tanah dengan rencana tata ruang wilayah atau perencanaan wilayah atau tata kota yang telah ada; e. Sarana dan prasarana yang tersedia; dan f. Faktor lainnya yang mempengaruhi harga tanah. GANTI KERUGIAN Permasalahan pokok dalam pelaksanaan pengadaan tanah bagi pembangunan untuk kepentingan umum adalah mengenai penetapan besarnya ganti rugi. Ketentuan mengenai 48 Lihat Pasal 15 Ayat 1 Perpres Nomor 65 Tahun 2006. Universitas Sumatera Utara 65 pemberian ganti rugi ini telah diatur dalam ketentuan hukum tanah di Negara kita. UUPA mengatur bahwa untuk kepentingan umum, termasuk kepentingan bangsa dan Negara serta kepentingan bersama dari rakyat, hak-hak atas tanah dapat dicabut, dengan member ganti kerugian yang layak dan menurut cara yang diatur dengan undang-undang. 49 Ganti rugi yang layak didasarkan atas nilai nyatasebenarnya dari tanah atau benda yang bersangkutan. 50 Pola penetapan ganti rugi atas tanah dinegara kita ditetapkan melalui musyawarah dengan memperhatikan harga umum setempat disamping faktor-faktor lain yang mempengaruhi tanah. 51 Ganti kerugian yang diberikan dapat berupa : a. Uang; b. Tanah pengganti; c. Pemukiman kembali; d. Gabungan dari dua atau lebih ganti kerugian a, b, dan c; e. Bentuk lain yang disetujui para pihak. Sedangkan Perpres No 36 Tahun 2005 Jo. Perpres No 65 Tahun 2006 dan Peraturan Kepala BPN-RI Nomor 3 Tahun 2007 menyebutkan makna ganti rugi adalah penggantian terhadap kerugian baik bersifat fisik sebagai akibat pengadaan tanah kepada yang mempunyai tanah, bangunan, tanaman, danatau benda-benda lain yang berkaitan dengan tanah 49 Pasal 18, UUPA 50 Penjelasan Umum Angka 5, UU Nomor 20 Tahun 1961 tentang Pencabutan Hak-Hak Tanah Dan Benda-Benda Yang Ada Diatasnya. 51 Pasal 6 Ayat 1, Permendagri Nomor 15 Tahun 1975 Tentang Ketentuan-Ketentuan Mengenai Tata Cara. Universitas Sumatera Utara 66 yang dapat memberikan kelangsungan hidup yang lebih baik dari tingkat kehidupan sosial ekonomi sebelum terkena pengadaan tanah. 52 Penentuan besarnya ganti rugi didasarkan pada hasil kesepakatan pemilik tanah dengan Instansi Pemerintah yang memerlukan tanah. Hasil kesepakatan tersebut kemudian oleh Panitia Pengadaan Tanah sesuai dengan tugasnya dituangkan dalam Berita Acara Hasil Musyawarah, dan selanjutnya menerbitkan Surat Keputusan Penetapan Besarnya Ganti Rugi. Musyawarah antara pemilik tanah dengan Instansi Pemerintah yang memerlukan tanah tersebut berpedoman pada penilaian harga tanah yang dilakukan oleh LembagaTim Penilai Harga Tanah. Ganti kerugian menurut Hukum Tanah Nasional ditetapkan menurut nilai pengganti replacement value yang berarti bahwa ganti rugi yang diterima dapat dimanfaatkan untuk memperoleh penggantian terhadap tanah danatau bangunan danatau tanaman semula dalam kualitas yang minimal setara dengan yang sebelum terkena pengadaan tanah. Sesuai dengan Konsepsi Hukum Tanah Nasional yaitu adanya keseimbangan antara kepentingan umum dan kepentingan perseorangan maka prinsip pengadaan tanah adalah mewujudkan pengadaan tanah yang memenuhi rasa keadilan, baik bagi masyarakat yang terkena pengadaan tanah dengan diberi ganti kerugian yang dapat menjamin kelangsungan hidupnya dan bagi Instansi Pemerintah yang memerlukan tanah untuk dapat memperoleh tanah serta perlindungan maupun kepastian hukum. Guna mewujudkan hal tersebut di atas maka pengadaan tanah bagi pembangunan untuk kepentingan umum dengan cara pembebasan hak-hak atas tanah masyarakat haruslah diatur dalam suatu undang-undang, yang mencerminkan pengakuan dan 52 Pasal 1 Angka 11, Perpres Nomor 36 Tahun 2005 Universitas Sumatera Utara 67 penghormatan terhadap hak asasi manusia khususnya hak-hak keperdataan dan hak-hak ekonomi yang dimilikinya. Hal tersebut sampai saat ini belum juga dapat diwujudkan di negara kita. Sampai saat ini Negara kita belum juga memiliki Undang-Undang yang mengatur secara khusus tentang Pengadaan Tanah, melainkan diatur dengan Peraturan Presiden. Namun, dengan dikeluarkannya Peraturan Presiden Nomor 65 Tahun 2006 tersebut, dinilai telah sedikit memberikan kepastian hukum dan aturan-aturan pengadaan tanah yang lebih demokratis, serta sedikit menutup ruang bagi aparat pemerintah untuk bertindak secara sewenang-wenang. Universitas Sumatera Utara 68 BAB IV ANALISA PENERAPAN HUKUM DALAM PENGADAAN TANAH BERDASARKAN UU NO 2 TAHUN 2012 STUDI KASUS DI FLYOVER PADANG BULAN MEDAN

A. Pelaksanaan Pengadaan Tanah dalam Rangka Guna Kepentingan Bangunan di Kota

Dokumen yang terkait

Tinjauan Yuridis Terhadap Pengadaan Tanah Bagi Pembangunan Untuk Kepentingan Umum Berdasarkan Undang-Undang No. 2 TAHUN 2012

5 63 86

TINJAUAN YURIDIS TENTANG BENTUK GANTI KERUGIAN DALAM PENGADAAN TANAH BAGI PEMBANGUNAN UNTUK KEPENTINGAN UMUM BERDASARKAN UNDANG-UNDANG NOMOR 2 TAHUN 2012 GUNA MEWUJUDKAN PERLINDUNGAN HUKUM.

0 3 15

SKRIPSI TINJAUAN YURIDIS TENTANG BENTUK GANTI KERUGIAN DALAM PENGADAAN TANAH BAGI PEMBANGUNAN UNTUK KEPENTINGAN UMUM BERDASARKAN UNDANG-UNDANG NOMOR 2 TAHUN 2012 GUNA MEWUJUDKAN PERLINDUNGAN HUKUM.

0 5 11

PENDAHULUAN TINJAUAN YURIDIS TENTANG BENTUK GANTI KERUGIAN DALAM PENGADAAN TANAH BAGI PEMBANGUNAN UNTUK KEPENTINGAN UMUM BERDASARKAN UNDANG-UNDANG NOMOR 2 TAHUN 2012 GUNA MEWUJUDKAN PERLINDUNGAN HUKUM.

0 4 21

PENUTUP TINJAUAN YURIDIS TENTANG BENTUK GANTI KERUGIAN DALAM PENGADAAN TANAH BAGI PEMBANGUNAN UNTUK KEPENTINGAN UMUM BERDASARKAN UNDANG-UNDANG NOMOR 2 TAHUN 2012 GUNA MEWUJUDKAN PERLINDUNGAN HUKUM.

0 3 6

TATA CARA PENGADAAN TANAH BAGI PEMBANGUNAN UNTUK KEPENTINGAN UMUM YANG MENJAMIN KEDUDUKAN HUKUM PEMEGANG HAK ATAS TANAH (BERDASARKAN UNDANG-UNDANG NOMER 2 TAHUN 2012 TENTANG PENGADAAN TANAH BAGI PEMBANGUNAN UNTUK KEPENTINGAN UMUM).

0 1 11

UNDANG UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 2 TAHUN 2012 TENTANG PENGADAAN TANAH BAGI PEMBANGUNAN UNTUK KEPENTINGAN UMUM

0 1 43

undang undang nomor 2 tahun 2012 tentang pengadaan tanah bagi pembangunan untuk kepentingan umum

0 0 26

Permasalahan Yuridis Pasal 41 Ayat (3) Undang-Undang Nomor 2 Tahun 2012 Tentang Pengadaan Tanah Bagi Pembangunan untuk Kepentingan Umum

0 3 10

BAB II GAMBARAN UMUM PENGADAAN TANAH A. Pengertian Pengadaan Tanah - Tinjauan Yuridis Terhadap Pengadaan Tanah Bagi Pembangunan Untuk Kepentingan Umum Berdasarkan Undang-Undang No. 2 TAHUN 2012

0 1 35