78
kerugian tersebut. c.
Bangunan baru dengan bangunan lama berbeda pula harga ganti ruginya. d.
Harga tanahnya juga berbeda. Ini disebabkan sebagaian tanah masyarakat ada harga sertifikat ada pula harga SK Camat.
e. Cara terakhir mengganti kerugian masyarakat,adalah dengan cara mentransferkan
ganti rugi masyarakat tersebut dengan cara membayar ke masing-masing rekening masyarakat.
C. Faktor-faktor Penghambat Pelaksanaan Pengadaan Tanah Dalam Menerapkan UU
No 2 Tahun 2012 di Kota Medan
Menurut penelitian saya dengan PT.WIKA tentang pengadaan tanah bagi pembangunan flyover Padang Bulan Medan yang menjadi faktor-faktor penghambat pelaksanaanya dalam
menerapkan UU No 2 Tahun 2012 adalah, Apabila warga masyarakat ada yang tidak setuju dengan harga ganti rugi yang sudah ditetapkan pemerintah, maka kasus ini di bawa ke
pengadilan, dan orang pemerintah tersebut meletakan uang di pengadilan. Apabila masi berontak juga, maka pemerintah mengambil tindakan yaitu dengan cara mengesekusi rumah
masyarakat tersebut. Dan faktor-faktor penghambat lainnya adalah:
58
A.Ada banguna itu sudah digadaikan ke bank atau orang lain, maka masalah ini harus
58
Data diperoleh berdasarkan hasil wawancara langsung kepada Bapak Yakob Sitepu, Pengawas PU, PT.WIKA.
Universitas Sumatera Utara
79
di selesaikan terlebih dahulu. B.Masalah tanah ahli Waris.
C.Negoisasi tidak tercapai kepada masyarakat. D.Tidak cocok harga antara masyarakat dengan pemerintah, apabila ini terjadi maka
pemerintah setempat harus mengambil sikap. Maka faktor-faktor penghambat pelaksanaan pengadaan tanah dalam menerapakan UU
No 2 Tahun 2012 sudah di jelaskan di atas. Di dalam melaksanakan sebuah pengadaan tanah ada beberapa konflik yang harus di selesaikan terlebih dahulu.
Universitas Sumatera Utara
80
PENUTUP
A. Kesimpulan
Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan yang telah dilakukan, maka dapat disimpulkan beberapa hal, antara lain :
1. Pelaksanaan pengadaan tanah di kota Medan telah sesuai dengan ketentuan Undang-
Undang, karena setiap pembangunan di kota tersebut sudah menjalankan ketentuan undang-undang yang berlaku. Dengan demikian ketentuan tersebut sudahlah digunakan.
2. Kehadiran Undang-Undang Nomor 2 Tahun 2012 beserta peraturan pelaksananya
ditetapkan untuk menjamin perolehan tanah untuk pelaksanaan pembangunan dengan mengedepankan prinsip kemanusiaan, demokratis, dan adil sebagaimana diamanatkan
dalam sila kedua, keempat dan kelima Pancasila. Pancasila dijadikan sebagai dasar filosofi penyusunan Undang-Undang Nomor 2 Tahun 2012 ini sebagaimana halnya
dengan penyusunan UUPA. Lahirnya peraturan ini juga dalam rangka memberikan solusi atas permasalahan mendasar dalam proses pengadaan tanah selama ini yang
belum diatur peraturan-peraturan perundangan sebelumnya, walaupun dalam implementasinya masih terdapat beberapa ketentuan yang dianggap represif oleh
beberapa elemen masyarakat.
3. Tata cara atau prosedur pengadaan tanah untuk kepentingan umum telah diatur secara
jelas dalam Undang-Undang PengadaanTanah Untuk Pembangunan dan peraturan
Universitas Sumatera Utara
81
pelaksananya, mulai dari tahapan perencanaan, tahapan persiapan, tahapan pelaksanaan, sampai dengan penyerahan hasil berdasarkan Undang-Undang Nomor 2 Tahun 2012
dan Perpres Nomor 71 Tahun 2012 .
B. Saran