Proses Musyawarah Untuk Menetapkan Ganti Kerugian Kepada Masyarakat di Kota

74 dan sejahtera berdasarkan Pancasila dan Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945, pemerintah perlu melaksanakan pembangunan. 3. Proses ganti rugi kepada masyarakat adalah dengan cara mengumpulkan semua masyarakat Padang Bulan yang rumah nya terkena pembangunan tersebut. Setelah masyarakat di kumpulkan. Baru lah kami menjelaskan kepada masyarakat tersebut tentang cara ganti ruginya. Semua kerugian masyarakat akan di ganti melalui teransferan masing-masing no rekening masyarakat. Karena nominal ganti rugi tersebut tidak semuanya sama. 4. Ada, jadi kalo misalkan bangunan warga ada yang pakai seng atau batu bata saja. Maka ganti rugi yang di keluarkan berbeda harganya. Gitu juga bangunan baru atau bangunan lama ada sistem pembayarannya. Kalau di depan rumah warga ada pohon dan pohon tersebut juga terkena,maka dinas pertanian akan menghitung ganti rugi buat pohon tersebut. Dan harga sertifikat sama SK camat, itu juga berbeda ganti ruginya. 5. Sumber dan ganti kerugian itu dari pemerintah.

B. Proses Musyawarah Untuk Menetapkan Ganti Kerugian Kepada Masyarakat di Kota

Medan Pengadaan Tanah untuk kepentingan umum mensyaratkan adanya ganti kerugian yang layak kepada pemegang hak atas tanah. Ganti kerugian tersebut merupakan hak masyarakat yang harus dilaksanakan oleh Pemerintah sebagai pihak yang memerlukan tanah. 55 Dalam peraturan perundang-undangan Hukum Agraria tidak diberikan penjelasan 55 Ahmad Safik, op. Cit.,hal.29 . Universitas Sumatera Utara 75 mengenai istilah gati rugi. Di dalam Hukum Perdata, ganti rugi diartikan sebagai pembayaran kerugian yang diderita oleh seseorang karena afanya perbuatan wanprestasiingkar janji. 56 Di dalam Hukum Perdata ada tiga macam pembayaran kerugian yang termasuk dalam istilah ganti rugi: Pertama, biaya yaitu segala pengeluaran atau perongkosan yang nyata-nyata sudah dikeluarkan. Kedua, rugi yaitu kerugian karena kerusakan barang-barang milik seseorang yang diakibatkan oleh kelalaian pihak lain. Ketiga, bunga yaitu berupa kehilangan keuntungan yang sudah dihitung atau dibayangkan akan diperoleh. Di dalam pembebasan tanah, ganti rugi tidak berkaitan dengan adanya kerugian yang disebebkan oleh wanprestasi ataupun perbuatan melawan hukum. Dengan demikian teori ganti rugi yang terdapat dalam buku perdata memang tidak dapat dipergunakan dalam pelaksanaan pembebasan hak atas tanah. Dalam pembebasan hak atas tanah terdapat dua fenomena yang bersifat kontras, yakni kepentingan umum dan kepentingan individu. Dalam hal ini Pemerintah sebagai pihak pembebas, harus dapat menyeimbangkan antara kedua kepentingan tersebut. Pertemuan yang seimbang antara dua kepentingan tersebut menciptakan suatu kondisi yang disebut adil. Sehubungan dengan hal itu, gati kerugian dalam pembebasan hak atas tanah merupakan sarana mutlak dalam rangka menyerasikan antara kepentingan umum dan kepentingan individu. Dalam penyediaan tanah untuk kegiatan pembangunhan, ganti rugi diartikan sebagai imbangankompensasi atas kerelaan pemilik tanah untuk melepasakan tanahnya. Imbangan kompensasi ini ditentukan atas dasar nilai nyataniali riil dari tanah yang terbebaskan Penjelasan Umum Undang-Undang Nomor 2 Tahun 2012. 57 56 Subekti, Hukum Perjanjian,Cetakan ke- VI, PT.Intermedia, Jakarta,1979, hal. 45. 57 Muchsan, op.cit., hal.357-359. Universitas Sumatera Utara 76 Menurut UU No 2 Tahun 2012 proses musyawarah itu sebagai berikut: Pasal 37 1. Lembaga Pertanahan melakukan musyawarah dengan Pihak yang Berhak dalam waktu paling lama 30 tiga puluh hari kerja sejak hasil penilaian dari Penilai disampaikan kepada Lembaga Pertanahan untuk menetapkan bentuk dan atau besarnya Ganti Kerugian berdasarkan hasil penilaian Ganti Kerugian sebagaimana dimaksud dalam Pasal 34. 2. Hasil kesepakatan dalam musyawarah sebagaimana dimaksud pada ayat 1 menjadi dasar pemberian Ganti Kerugian kepada Pihak yang Berhak, yang dimuat dalam berita acara kesepakatan. Pasal 38 1. Dalam hal tidak terjadi kesepakatan mengenai bentuk dan atau besarnya Ganti Kerugian, Pihak yang Berhak dapat mengajukan keberatan kepada pengadilan negeri setempat dalam waktu paling lama 14 empat belas hari kerja setelah musyawarah penetapan Ganti Kerugian sebagaimana dimaksud dalam Pasal 37 ayat 1. 2. Pengadilan negeri memutus bentuk dan atau besarnya Ganti Kerugian dalam waktu paling lama 30 tiga puluh hari kerjak sejak diterimanya pengajuan keberatan. 3. Pihak yang keberatan terhadap putusan pengadilan negeri sebagaimana dimaksud pada ayat 2 dalam waktu paling lama 14 empat belas hari kerja dapat mengajukan kasasi kepada Mahkamah Agung Republik Indonesia. 4. Mahkamah Agung wajib memberikan putusan dalam waktu paling lama 30 tiga puluh Universitas Sumatera Utara 77 hari kerja sejak permohonan kasasi diterima. 5. Putusan pengadilan negeriMahkamah Agung yang telah memperoleh kekuatan hukum tetap menjadi dasar pembayaran Ganti Kerugian kepada pihak yang mengajukan keberatan. Pasal 39 1. Dalam hal Pihak yang Berhak menolak bentuk dan atau besarnya Ganti Kerugian, tetapi tidak mengajukan keberatan dalam waktu sebagaimana dimaksud dalam Pasal 38 ayat 1, karena hukum, Pihak yang Berhak dianggap menerima bentuk dan besarnya Ganti Kerugian sebagaimana dimaksud dalam Pasal 37 ayat 1. Berdasarkan hasil Penelitian saya di Flyover Padang Bulan Medan proses musyawarahnya adalah dengan mengumpulkan semua masyarakat yang rumahnya terkena dampak pembangunan untuk kepentingan umum . dengan cara menjelaskan apa maksud dan tujuan bangunan tersebut di bangun. Pihak kecamatan dan kelurahan mendata semua bangunan masyarakat yang terkena dampak tersebut. Dan cara pemerintah mengganti kerugian masyarakat adalah dengan cara sebagai berikut : a. Apabila masyarakat tersebut mempunyai pohon, dan pohon tersebut terkena dampak pembangunan itu. Maka Dinas Pertanian akan menghitung berapa ganti rugi yang akan diberikan. b. Setiap bangunan yang terkena dampak pembangunan itu, misalkan setiap rumah berbeda-beda bangunan. Ada yang bangunannya memakai seng,batu bata, beton dan lain sebagainya. Maka setiap bangunan yang berbeda,berbeda juga harga ganti Universitas Sumatera Utara 78 kerugian tersebut. c. Bangunan baru dengan bangunan lama berbeda pula harga ganti ruginya. d. Harga tanahnya juga berbeda. Ini disebabkan sebagaian tanah masyarakat ada harga sertifikat ada pula harga SK Camat. e. Cara terakhir mengganti kerugian masyarakat,adalah dengan cara mentransferkan ganti rugi masyarakat tersebut dengan cara membayar ke masing-masing rekening masyarakat.

C. Faktor-faktor Penghambat Pelaksanaan Pengadaan Tanah Dalam Menerapkan UU

Dokumen yang terkait

Tinjauan Yuridis Terhadap Pengadaan Tanah Bagi Pembangunan Untuk Kepentingan Umum Berdasarkan Undang-Undang No. 2 TAHUN 2012

5 63 86

TINJAUAN YURIDIS TENTANG BENTUK GANTI KERUGIAN DALAM PENGADAAN TANAH BAGI PEMBANGUNAN UNTUK KEPENTINGAN UMUM BERDASARKAN UNDANG-UNDANG NOMOR 2 TAHUN 2012 GUNA MEWUJUDKAN PERLINDUNGAN HUKUM.

0 3 15

SKRIPSI TINJAUAN YURIDIS TENTANG BENTUK GANTI KERUGIAN DALAM PENGADAAN TANAH BAGI PEMBANGUNAN UNTUK KEPENTINGAN UMUM BERDASARKAN UNDANG-UNDANG NOMOR 2 TAHUN 2012 GUNA MEWUJUDKAN PERLINDUNGAN HUKUM.

0 5 11

PENDAHULUAN TINJAUAN YURIDIS TENTANG BENTUK GANTI KERUGIAN DALAM PENGADAAN TANAH BAGI PEMBANGUNAN UNTUK KEPENTINGAN UMUM BERDASARKAN UNDANG-UNDANG NOMOR 2 TAHUN 2012 GUNA MEWUJUDKAN PERLINDUNGAN HUKUM.

0 4 21

PENUTUP TINJAUAN YURIDIS TENTANG BENTUK GANTI KERUGIAN DALAM PENGADAAN TANAH BAGI PEMBANGUNAN UNTUK KEPENTINGAN UMUM BERDASARKAN UNDANG-UNDANG NOMOR 2 TAHUN 2012 GUNA MEWUJUDKAN PERLINDUNGAN HUKUM.

0 3 6

TATA CARA PENGADAAN TANAH BAGI PEMBANGUNAN UNTUK KEPENTINGAN UMUM YANG MENJAMIN KEDUDUKAN HUKUM PEMEGANG HAK ATAS TANAH (BERDASARKAN UNDANG-UNDANG NOMER 2 TAHUN 2012 TENTANG PENGADAAN TANAH BAGI PEMBANGUNAN UNTUK KEPENTINGAN UMUM).

0 1 11

UNDANG UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 2 TAHUN 2012 TENTANG PENGADAAN TANAH BAGI PEMBANGUNAN UNTUK KEPENTINGAN UMUM

0 1 43

undang undang nomor 2 tahun 2012 tentang pengadaan tanah bagi pembangunan untuk kepentingan umum

0 0 26

Permasalahan Yuridis Pasal 41 Ayat (3) Undang-Undang Nomor 2 Tahun 2012 Tentang Pengadaan Tanah Bagi Pembangunan untuk Kepentingan Umum

0 3 10

BAB II GAMBARAN UMUM PENGADAAN TANAH A. Pengertian Pengadaan Tanah - Tinjauan Yuridis Terhadap Pengadaan Tanah Bagi Pembangunan Untuk Kepentingan Umum Berdasarkan Undang-Undang No. 2 TAHUN 2012

0 1 35