Wasei-eigo Gairaigo .1 Pengertian Gairaigo

32 Dari kedua teori tersebut dapat diambil kesimpulan bahwa jenis-jenis gairaigo yang umum yaitu gairaigo yang tidak memiliki padanan kata dalam bahasa Jepang asli, gairaigo yang dipendekkan, gairaigo yang makna dan penggunaannya berbeda dengan kata aslinya dan gairaigo yang dibentuk dari kata-kata bahasa Inggris, di mana kata-kata tersebut tidak digunakan dalam bahasa aslinya

2.1.8 Wasei-eigo

Wasei-eigo adalah kata-kata bahasa Inggris yang dipakai hanya di Jepang atau dengan kata lain, wasei-eigo adalah bahasa Inggris yang dihasilkan di Jepang McArthur, 2003: 18. De Mente 2004: 305 menyebut wasei-eigo sebagai Made-in-Japan English. Salah satu alasan penggunaan gairaigo dalam bahasa Jepang adalah kata yang diimpor tersebut tidak ada dalam bahasa Jepang asli. Kadang kata yang diimpor memiliki padanan kata dalam bahasa Jepang namun memiliki perbedaan nuansa dan penggunaan baik dengan bahasa asli dari bahasa Inggris maupun padanan kata dalam bahasa Jepang, sehingga gairaigo ini seperti sebuah kata yang baru. Dalam kasus lain, orang Jepang mengambil kata ataupun frase dari bahasa Inggris dan memberikan arti yang baru sehingga pembicara asli bahasa Inggris harus mempelajari kata atau frase tersebut sebagai bagian dari bahasa Jepang, bukannya memperlakukan kata dan frase tersebut sebagai bahasa Inggris. Kata-kata yang diberi arti yang baru inilah yang disebut wasei- eigo. De Mente 2004: 305 Masih dalam De Mente 2004: 306, disebutkan bahwa sebagian besar wasei-eigo diperkenalkan ke Jepang oleh media massa, termasuk surat kabar, publikasi bisnis, majalah fashion, majalah hiburan, dan buku komik. Perusahaan iklan dan bisnis juga merupakan kreator- kreator untuk wasei-eigo, terutama kata yang diberi sedikit perubahan baru dengan tujuan untuk Universitas Sumatera Utara 33 menyentuh sisi emosional dari orang Jepang dengan memberikan gambaran sesuatu yang memuaskan, sesuatu yang asing, romantis dan bahagia. Jika kata-kata tersebut benar-benar menarik dan berguna, maka kata-kata tersebut akan terus digunakan dan dimasukkan ke dalam kamus. Untuk memahami gairaigo dan terutama wasei-eigo, diperlukan pengetahuan mengenai kebudayaan Jepang karena kebudayaan Jepang merupakan salah satu kontribusi terbesar penyebab terjadinya perubahan makna dalam gairaigo dan wasei-eigo. Salah satu contoh wasei- eigo yang paling umum adalah kata wanmanka yang berasal dari kata ‘one man car’. Kata ‘one man car’ tidak digunakan dalam bahasa Inggris meskipun kata-kata yang digunakan untuk membentuk kata ‘one man car’ berasal dari bahasa Inggris, yaitu kata ‘one’ yang berarti satu, ‘man’ yang berarti manusia dan ‘car’ yang berarti mobil. Jika diterjemahkan secara harafiah, kata tersebut bermakna ‘mobil untuk satu orang’. Namun untuk mengerti makna sebenarnya dari kata wanmanka, kita perlu terlebih dahulu memahami sistem tranportasi umum di Jepang. Pada awalnya, bus umum di Jepang dikemudikan oleh seorang supir dan seorang kondaktur bertugas memungut biaya dari para penumpang, mengumumkan tempat pemberhentian dan menenangkan penumpang jika terjadi hal-hal yang tidak diinginkan atau di luar dugaan. Namun seiring berkembangnya waktu, diikuti dengan kurangnya tenaga kerja di Jepang dan kenyataan bahwa kondaktur-kondaktur bus dibayar dengan upah yang sangat sedikit, perusahaan- perusahaan bus umum di Jepang kemudian memutuskan untuk menghilangkan posisi kondaktur dalam bus dan inilah yang menjadi asal mula terbentuknya kata wanmanka, yaitu bus umum yang dikendarai oleh supir yang sekaligus berfungsi sebagai kondaktur. Miller 1980: 251-252 Contoh lain misalnya kata ‘sutandobaa’ yang berasal dari kata stand dan bar. Kata sutandobaa sebenarnya memiliki makna yang sama dengan kata bar dalam bahasa Inggris. Namun alasan Universitas Sumatera Utara 34 penambahan kata stand di depan kata bar dalam bahasa Jepang adalah karena di Jepang, kata bar umumnya diasosiakan dengan lingkungan bar yang seperti kabaret, di mana minuman disajikan sampai ke meja para pelanggan oleh pelayan. Seiring dengan perkembangan zaman, bar yang lebih sederhana dan praktis mulai diminati oleh kaum muda, di mana pelanggan bisa memesan minuman di counter tempat para bartender langsung menyiapkan minuman. Bar yang seperti itulah yang kemudian dikenal dengan kata sutando baa di Jepang. Miller 1980: 252

2.1.9 Pengaruh Gairaigo