Analisa Univariat Analisa Bivariat Analisis Multivariat

3.7.1. Analisa Univariat

Analisa univariat dilakukan secara deskriptif untuk menjelaskan karakteristik masing-masing variabel yang diteliti. Data tersebut disajikan dalam bentuk tabel frekuensi Hastono, 2001.

3.7.2. Analisa Bivariat

Analisa bivariat digunakan untuk melihat hubungan antara variabel independen kadar debu dengan variabel dependen fungsi paru dengan menggunakan uji chi square. Namun, setelah dilakukan analisis hubungan kadar debu dengan fungsi paru dengan uji chi square, ternyata kadar debu tidak dapat di uji secara statistik karena hasil pengukuran kadar debu di tempat penelitian masih dibawah Nilai Ambang Batas kadar debu konstan, sehingga kadar debu tidak dapat di kategorikan menjadi dua kategori. Oleh karena itu hubungan kadar debu dengan fungsi paru tidak dapat di uji secara statistik dengan uji chi square, sedangkan faktor penggangguconfounding umur, merokok, masa kerja, pemakaian alat pelindung diri masker dan riwayat penyakit paru dengan variabel dependen fungsi paru dapat dilakukan analisis dengan menggunakan uji chi square dengan tingkat kemaknaan p = 0,05, CI 95 .

3.7.3. Analisis Multivariat

Berdasarkan analisis bivariat kemudian dilihat variabel mana yang dapat masuk kedalam model multivariat sesuai dengan ketentuan nilai p p value. Variabel yang memiliki nilai p 0,25 dapat diikutkan dalam analisis multivariat. Analisis multivariat digunakan pada penelitian ini karena adanya faktor perancu confounding factor yang diperhitungkan banyak. Uji statistik yang digunakan Universitas Sumatra Utara adalah uji regresi logistik berganda yang bertujuan untuk mengontrol faktor perancu sekaligus mengetahui variabel yang paling siginifikan berhubungan dengan variabel dependen fungsi paru. Adapun metode uji regresi logistik berganda yang digunakan ialah Backward Stepwise, dimana keunggulan metode ini ialah variabel yang dimasukkan ke dalam model akan dikeluarkan secara otomatis automatically dari model multivariat berdasarkan kemaknaan statistik nilai p Murti, 1997. Universitas Sumatra Utara

BAB IV HASIL PENELITIAN

4.1. Gambaran Umum Perusahaan

4.1.1. Gambaran Umum Lokasi Penelitian

Usaha Penampungan butut ini merupakan usaha sektor informal yang didirikan pada tahun 1998 yang bergerak di bidang press-packing bututbarang- barang bekas. Luas area usaha yang berkisar 5000 m 2 ini terletak di Jalan Yosudarso Km 7,8 Medan Kelurahan Tanjung Mulia Hilir Kecamatan Medan Labuhan. Adapun batas-batas areal usaha ini adalah sebagai berikut : 1. Sebelah utara berbatasan dengan gudang distributor surya pro dan perumahan PLN 2. Sebelah selatan berbatasan dengan perumahan cipta rimba jaya 3. Sebelah barat berbatasan dengan rumah penduduk dan café 4. Sebelah timur berbatasan dengan gudang logistik PT. Musimas Pada usaha penampungan butut ini terdapat beberapa proses kerja yaitu proses pensortiran, proses press-packing, proses penimbangan, proses bongkar muat dan proses pemugaranmaintenance mesin. Kapasitas barang yang masuk berubah-ubah sehingga pengusaha tidak dapat memastikan berapa ton barang-barang yang masuk, namun untuk kapasitas barang-barang bekasbutut yang dikirim ke luar pabrikperusahaan pengolahan berkisar 200 ton. Jika kondisi barang yang masuk stabil maka kapasitas pengepakanpacking yang ditargetkan pengusaha ke ialah 2,5 ton perhari 15 ton perminggu untuk pengpressan kaleng dan 6 ton perhari 36 ton perminggu untuk pengepressan karduskertasmajalahkoran. Adapun barang-barang bekasbutut yang diterima di usaha penampungan butut ini adalah kardus, buku, kertas HVS,koran, majalah, kertas mix map, kertas semen, sarang telur, duplex, sampul, kertas manila, dan lain-lain. Universitas Sumatra Utara

Dokumen yang terkait

Pengukuran Kadar Debu Dan Keluhan Kesehatan Pekerja Kilang Batu Bata Di Desa Tanjung Mulia Pagar Merbau Kabupaten Deli Serdang Tahun 2005

0 30 93

Hubungan Kadar Debu Dan Karakteristik Pekerja Dengan Gangguan Paru Pekerja Pada Unit Produksi Tablet Industri Farmasi X Tahun 2002

0 22 89

Kadar Debu Total (TSP) dan Gejala ISPA Pada Pekerja Departemen Pemintalan di Industri Tekstil PT.Unitex Tbk Bogor

2 20 135

HUBUNGAN ANTARA KADAR DEBU KAPAS DENGAN PENURUNAN FUNGSI PARU PADA PEKERJA BAGIAN WEAVING Hubungan Antara Kadar Debu Kapas Dengan Penurunan Fungsi Paru Pada Pekerja Bagian Weaving PT. Kusumahadi Santosa Karanganyar.

0 4 13

SKRIPSI HUBUNGAN ANTARA KADAR DEBU KAPAS DENGAN Hubungan Antara Kadar Debu Kapas Dengan Penurunan Fungsi Paru Pada Pekerja Bagian Weaving PT. Kusumahadi Santosa Karanganyar.

0 2 17

PENDAHULUAN Hubungan Antara Kadar Debu Kapas Dengan Penurunan Fungsi Paru Pada Pekerja Bagian Weaving PT. Kusumahadi Santosa Karanganyar.

0 4 5

DAFTAR PUSTAKA Hubungan Antara Kadar Debu Kapas Dengan Penurunan Fungsi Paru Pada Pekerja Bagian Weaving PT. Kusumahadi Santosa Karanganyar.

0 9 4

HUBUNGAN ANTARA LAMA PAPARAN KADAR DEBU KACA DENGAN PENURUNAN KAPASITAS FUNGSI PARU PADA Hubungan Antara Lama Paparan Kadar Debu Kaca Dengan Penurunan Kapasitas Fungsi Paru Pada Tenaga Kerja Di Bagian Produksi Kaca CV. Family Glass Sukoharjo.

0 1 16

HUBUNGAN PAJANAN KADAR DEBU KAYU LINGKUNGAN DENGAN KAPASITAS FUNGSI PARU PADA KARYAWAN BAGIAN PRODUKSI DI CV. VALASINDO SENTRA USAHA KABUPATEN KARANGANYAR.

0 0 15

Hubungan debu dengan fungsi paru pada pekerja pengecoran logam di pt. x ceper Klaten AWAL

0 1 11