Anggota Dewan Komisaris dan Pengurus tidak pernah melakukan tindakan tercela di bidang perasuransian dan atau dihukum
karena terbukti melakukan tindak pidana perasuransian dan perekonomian serta memiliki akhlak dan moral yang baik. Sekurang-
kurangnya separo dari jumlah anggota Pengurus harus memiliki pengetahuan dan pengalaman bidang pengelolaan risiko. Pengurus tidak
diperkenankan merangkap jabatan pada perusahaan lain, kecuali untuk jabatan Komisaris Pasal 5 Peraturan Pemerintah Nomor 73 Tahun
1992 sekarang diganti dengan PP No. 39 Tahun 2008 Tentang Perubahan Kedua Atas Peraturan PP No. 73 Tahun 1992.
3. KEPEMILIKAN PERUSAHAAN PERASURANSIAN
Menurut ketentuan pasal 8 ayat 1 Undang-undang Nomor 2 Tahun 1992, Perusahaan Perasuransian hanya dapat didirikan oleh:
118
a. Warga negara Indonesia dan atau badan hukum Indonesia yang
sepenuhnya dimiliki dengan Perusahaan Perasuransian yang tunduk pada hukum asing.
Berasarkan ketentuan ini, warga negara Indonesia dan atau badan hukum Indonesia dapat menjadi pendiri Perusahaan Perasuransian,
baik dengan pemilikan sepenuhnya maupun dengan membentuk usaha patungan dengan pihak asing. Termasuk dalam pengertian
118
Abdulkadir Muhammad, loc.cit.,
badan hukum Indonesia, antara lain Badan Usaha Milik Negara BUMN, Badan Usaha Milik Daerah BUMD, Badan Usaha Milik
Swasta BUMS, dan Koperasi. Dalam pasal 8 ayat 2 Undnag-undang Nomor 2 Tahun 1992
ditentukan bahwa Perusahaan Perasuransian yang didirikan sebagaimana dimaksud dalam ayat 1 huruf b harus merupakan:
a. Perusahaan Perasuransian yang mempunyai kegiatan usaha
sejenis dengan kegiatan usaha dari Perusahaan Perasuransian yang mendirikannya atau memilikinya;
b. Perusahaan Perasuransian Kerugian atau Perusahaan
Reasuransi yang para pendiri atau pemilik perusahaan tersebut adalah Perusahaan Asuransi Kerugian dan atau Perusahaan
Reasuransi. Perusahaan Perasuransian yang didirikan atau dimiliki oleh
Perusahaan Perasuransian dalam negeri bersama Perusahaan Perasuransian asing yang mempunyai kegiatan usaha sejenis
dimaksudkan untuk menumbuhkan penyelenggaraan kegiatan usaha perasuransian yang lebih profesional. Selain itu, kerja sama
Perusahaan Perasuransian yang sejenis juga dimasudkan untuk lebih memungkinkan terjadinya proses alih teknologi.
Sesuai dengan tujuan dari ketentuan ini, yang dimaksudkan untuk lebih menumbuhkan profesionalisme dalam pengelolaan
usaha, maka kepemilikan bersama atas Perusahaan Perasuransian
oleh Perusahan Asuransi Kerugian atau Perusahaan Reasuransi dalam negeri dengan Perusahaan Asuransi Kerugian atau Perusahaan
Reasuransi luar negeri harus tetap didasarkan pada jenis usaha masing-masing partner dalam kepemilikan tersebut. Contoh
mengenai hal ini adalah sebagai berikut: a.
Perusahaan Reasuransi luar negeri dengan Perusahaan Asuransi Kerugian dalam negeri dapat mendirikan Perusahaan Asuransi
Kerugian atau perusahaan Reasuransi. b.
Perusahaan Asuransi Kerugian luar negeri dengan Perusahaan Reasuransi dalam negeri dapat mendirikan Perusahaan Asuransi
Kerugian atau Perusahaan Reasuransi.
4. MODAL PERUSAHAAN PERASURANSIAN