badan hukum. Jika si pailit adalah sebuah perseroan terbatas, maka pengecualian harta pailit ini tidak dapat diterapkan, bahkan gaji seorang
direktur perseroan terbatas malah menjadi utang harta pailit yang harus dibayar kepada direktur tersebut.
3. Kehilangan Wewenang dalam Harta Kekayaan
Debitor pailit demi hukum kehilangan haknya untuk mengurus daden van behooren dan melakukan perbuatan kepemilikan daden van
beschikking terhadap harta kekayaannya yang termasuk dalam kepailitan. Kehilangan hak bebasnya tersebut hanya terbatas pada harta kekayaannya
dan tidak terhadap status pribadinya. Debitor yang dalam status pailit tidak hilang hak-hak keperdataan lainnya serta hak-hak lain selaku warga
Negara seperti hak politik dan hak privat lainnya. Ratio legis ketentuan bahwa kepailitan hanya bersangkut paut
dengan harta kekayaan debitor saja adalah bahwa maksud adanya kepailitan adalah untuk melakukan distribusi harta kekayaan dari debitor
untuk membayar utang-utang debitor kepada para kreditornya. Dengan demikian, kepailitan hanya bermakna terhadap persoalan harta kekayaan
saja. Debitor pailit sama sekali tidak terpengaruh terhadap hal-hal lain yang tidak bersangkutan dengan harta kekayaan.
Dengan demikian, apabila ada pihak-pihak yang mengaitkan antara kepailitan dengan hal-hal di luar harta kekayaan debitor pailit adalah tidak
tepat. Kepailitan adalah bukan suatu vonis kriminal serta bukan suatu
vonis yang menjadikan debitor pailit tidak cakap dan tidak wenang terhadap segala-galanya.
Sementara menurut bahwa dengan pailitnya si debitor, banyak akibat yuridis diberlakukan kepadanya oleh undang-undang. Akibat-akibat
yuridis tersebut berlaku kepada debitor dengan 2 dua mode pemberlakuan, yaitu sebagai berikut:
1. Berlaku Demi Hukum
Ada beberapa akibat yuridis yang berlaku demi hukum by the operation of law segera setelah pernyataan pailit dinyatakan atau
setelah pernyataan pailit mempunyai kekuatan tetap ataupun setelah berakhirnya kepailitan. Dalam hal seperti ini, Pengadilan
Niaga, Hakim Pengawas, Kurator, Kreditor, dan siapapun yang terlibat dalam proses kepailitan tidak dapat memberikan andil
secara langsung untuk terjadinya akibat yuridis tersebut. Misalnya, larangan bagi debitor pailit untuk meninggalkan tempat tinggalnya
cekal seperti disebut dalam Pasal 97, sungguhpun dalam hal ini pihak hakim pengawas masih mungkin member izin bagi debitor
pailit untuk meninggalkan tempat tinggalnya.
105
2. Berlaku Secara Rule Of Reason