Kedudukan Tagihan Tenaga Kerja buruh Perusahaan

b. Kedudukan Tagihan Tenaga Kerja buruh Perusahaan

Asuransi Pasal 95 Ayat 4 UU No. 13 Tahun 2003 menyebutkan bahwa dalam hal perusahaan asuransi benar-benar telah dinyatakan pailit melalui putusan Pengadilan Niaga, berdasarkan peraturan perundang-undangan yang berlaku maka upah tenaga kerja dan hak-hak lainnya merupakan utang perusahaan yang harus didahulukan pembayarannya. Selanjutnya Penjelasan Pasal 95 menyebutkan bahwa yang dimaksud didahulukan pembayarannya adalah upah pekerja buruh harus dibayar lebih dahulu dari pada utang-utang perusahaan yang lainnya. Namun demikian kedudukan tagihan utang upah buruh tetap tidak dapat lebih tinggi dari pada kedudukan piutang kreditor separatis karena upah buruh bukanlah termasuk utang kas Negara. Pasal 1134 Ayat 2 dan Pasal 1137 KUHPerdata merupakan rambu-rambu agar tidak setiap Undang-undang dapat menentukan bahwa utang yang diatur dalam Undang-undang tersebut mempunyai kedudukan yang lebih tinggi dari tagihan kreditor separatis maupun tagihan pajak. Didalam UU No. 37 Tahun 2004 Tentang Kepailitan dan Penundaan Kewajiban Pembayaran Utang, telah ditentukan dalam Pasal 39 Ayat 2 bahwa upah buruh untuk waktu sebelum dan sesudah pailit termasuk utang harta pailit, artinya pembayarannya didahulukan dari pada kreditor preferen khusus dan kreditor preferen umum yang diatur dalam Pasal 1139 dan Pasal 1149 KUHPerdata. Hal lain yang berhubungan dengan Pemutusan Hubungan Kerja PHK karyawan dalam hal suatu perseroan atau dalam hal ini juga berlaku terhadap perusahaan asuransi yang telah benar- benar dinyatakan pailit melalui putusan Pengadilan Niaga, diatur dalam Pasal 165 UU No. 13 Tahun 2003 yang mengatur bahwa pengusaha dapat melakukan pemutusan hubungan kerja terhadap karyawan atau buruh karena perusahaan telah pailit, dengan ketentuan pekerja atau buruh berhak atas uang pesangon sebesar 1 satu kali ketentuan Pasal 156 Ayat 2, uang penghargaan masa kerja sebesar 1 satu kali ketentuan Pasal 156 Ayat 3 dan uang pengganti hak sesuai ketentuan Pasal 156 Ayat 4 UU Ketenagakerjaan. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa kedudukan tagihan upah tenaga kerja perusahaan asuransi yang telah dinyatakan pailit harus dibayarkan terlebih dahulu oleh perusahaan asuransi yang bersangkutan dari pada piutang kreditor preferen, yang berarti termasuk didalamnya didahulukan daripada kedudukan nasabah perusahaan asuransi.

c. Kedudukan Tagihan Pajak