b. Izin Pengacara kartu pengacara
c. Surat Kuasa Khusus
d. Akta Pendaftaran Perusahaan Tanda Daftar Perusahaan yayasan
asosiasi yang dilegalisir dicap oleh kantor Perdagangan paling lambat 1 satu Minggu sebelum permohonan didaftarkan.
e. Surat Perjanjian utang Loan Agreement atau bukti lainnya yang
menunjukkan adanya utang. f.
Perincian utang yang tidak terbayar. g.
Nama serta alamat masing-masing kreditor debitor.
5. Akibat Hukum Keputusan Pailit
Pada umumnya setiap pengusaha takut dinyatakan pailit atau bangkrut oleh pengadilan kecuali dalam keadaan terpaksa, karena konsekuensi atau akibat
hukumnya sangat berat. Ada beberapa akibat hukum dari pernyataan pailit. Secara umum antara lain:
94
1. Boleh dilakukan kompensasi Pasal 52, 53, 54
2. Kontrak timbal balik boleh dilanjutkan Pasal 36
3. Berlaku penangguhan eksekusi Pasal 56 a ayat 1
4. Berlaku Actio Paulina Pasal 41
5. Berlaku sitaan umum atas seluruh harta debitor Pasal 19, 20 56
6. Debitor kehilangan hak mengurus Pasal 22
7. Dll
94
Joni Emirzon, Hukum Bisnis Indonesia, Penerbit Literata Lintas Media, Yogyakarta, 2007, hal. 131.
Sebagaimana dapat disimpulkan dari urutan terdahulu, yang menjadi obyek Undang-Undang kepailitan adalah Debitor, yaitu Debitor yang tidak
membayar uatng-utangnya kepada para Kreditornya. Undang-Undang berbagai Negara membedakan antara aturan kepailitan bagi Debitor orang perorangan
individu dan Debitor bukan perorangan atau badan hukum. Apakah UUK mengatur secara berbeda-beda pula kepailitan orang perorangan dan bukan
orang perorangan?
1. Kepailitan Perorangan dan Badan Hukum
Tidak seperti di banyak Negara, terutama Negara-negara yang mengnut grace period, Undang-Undang Kepailitan tidak membedakan aturan
bagi kepailitan Debitor yang merupakan badan hukum maupun orang perorangan individu. Bahwa ruang lingkup UUK meliputi baik Debitor badan
hukum maupun Debitor orang perorangan memang tidak tegas-tegas ditentukan dalam Undang-Undang itu, tetapi hal itu dapat disimpulkan dari
bunyi pasal-pasalnya. Misalnya dari Pasal 2 ayat 5 UUKPKPU yang mengemukakan bahwa “Dalam hal Debitor merupakan badan hukum, maka
kedudukan hukumnya adalah sebagaimana dimaksud dalam Anggaran Dasarnya”. Pasal 3 ayat 1 UUKPKPU mengemukakan bahwa “Dalam hal
permohonan pernyataan pailit diajukan oleh Debitor yang menikah, permohonan hanya dapat diajukan atas persetujuan suami atau istri”.
95
Kepailitan bukan saja dapat diajukan terhadap Badan Usaha Milik Swasta atau
95
Sutan Remy, Op.Cit, hal. 82.
badan-badan hukum swasta tetapi dapat juga diajukan terhadap Badan Usaha Milik Negara. BUMN.
96
2. Kepailitan Holding Company