Tahap Pemanggilan Para Pihak Tahap Persidangan atas Permohonan Pernyataan pailit

Dengan Putusan Mahkamah Konstitusi tersebut, panitera Pengadilan Niaga menjadi tidak berwenang untuk menolak setiap perkara yang masuk. Setelah mendaftarkan permohonan pernyataan pailit, panitera menyampaikan permohonan tersebut kepada Ketua Pengadilan Niaga paling lambat 2 dua hari setelah permohonan didaftarkan.

2. Tahap Pemanggilan Para Pihak

Sebelum persidangan dimulai, pengadilan melalui juru sita melakukan pemanggilan para pihak, antara lain: 92 a. Wajib memanggil debitor, dalam hal permohonan pernyataan pailit diajukan oleh Kreditor, Kejaksaan, Bank Indonesia, Bapepam, atau Menteri Keuangan; b. Dapat memanggil Kreditor, dalam hal permohonan pernyataan pailit diajukan oleh Debitor voluntary position dan terdapat keraguan bahwa persyaratan untuk dinyatakan pailit sebagaimana dimaksud dalam Pasal 2 ayat 1 UUKPKPU telah terpenuhi; Pemanggilan dilakukan oleh juru sita dengan surat kilat tercatat paling lambat 7 hari sebelum sidang pemeriksan pertama diselenggarakan.

3. Tahap Persidangan atas Permohonan Pernyataan pailit

Dalam jangka waktu paling lambat 3 hari setelah tanggal permohonan pernyataan pailit didaftarkan, pengadilan mempelajari permohonan dan menetapkan sidang. Sidang pemeriksaan atas permohonan tersebut 92 Jono, Ibid, hal. 89. diselenggarakan dalam jangka waktu paling lambat 20 hari setelah tanggal permohonan didaftarkan. Atas permohonan Debitor dan berdasarkan alasan yang cukup seperti adanya surat keterangan sakit dari dokter, Pengadilan dapat menunda penyelenggaraan sidang pemeriksaan sampai dengan paling lambat 25 hari setelah tanggal permohonan didaftarkan. Dalam Pasal 10 ayat 1 UUK PKPU dinyatakan bahwa selama putusan atas permohonan pernyataan pailit belum diucapkan , setiap kreditor, kejaksaan, Bank Indonesia, Bapepam, atau Menteri Keuangan dapat mengajukan permohonan kepada pengadilan untuk: 93 a. Meletakkan sita jaminan terhadap sebagian atau seluruh kekayaan Debitor; atau b. Menunjuk Kurator sementara untuk mengawasi: c. Pengelolaan usaha debitor; dan d. Pembayaran kepada kreditor, pengalihan, atau pengagunan kekayaan debitor yang dalam kepailitan merupakan wewenang kurator. Pengadilan hanya dapat mengabulkan permohonan tersebut apabila hal tersebut diperlukan guna melindungi kepentingan kreditor Pasal 10 ayat 2 UUKPKPU. Dalam ayat 3 selanjutnya dikatakan bahwa dalam hal permohonan meletakkan sita jaminan tersebut dikabulkan, maka pengadilan dapat menetapkan syarat agar Kreditor Pemohon memberikan jaminan yang dianggap wajar oleh pengadilan. Dari penjelasan tersebut, terlihat jelas bahwa jaminan hanya diperlukan apabila pemohonnya adalah Kreditor, Kejaksaan, 93 Jono, Ibid, hal. 90. Bank Indonesia, Bapepam, atau Menteri Keuangan yang bertindak sebagai pemohon, jaminan tersebut tidak diperlukan. Permohonan pernyataan pailit diajukan kepada Pengadilan melalui panitera, yang menurut lampiran UUKPKPU pasal 5 harus diajukan oleh seorang penasehat hukum yang memiliki izin praktek. Berdasarkan Surat Keputusan Ketua Pengadilan Negeri, Pengadilan Niaga Jakarta Pusat Nomor: W7.DC.HT.0801VIIII199801 maka ditetapkan mengenai besarnya biaya panjar dan biaya untuk pendaftaran perkara-perkara yang dimohonkan kepailitan adalah sebesar Rp 5.000.000,- Lima Juta Rupiah dengan perincian sebagai berikut: - Materai 2 buah Rp. 2000,- : Rp 4000,- - Redaksi : Rp 3000,- - Exploit : Rp 1000,- - Penyerahan Surat : Rp 5000,- - Administrasi : Rp 1015000,- - Penyampaian PanggilanPutusan : Rp 3972000,- Jumlah……………………………………….…….. Rp 5000000,- Surat permohonan tersebut harus disertai dokumen-dokumen atau surat-surat dibuat rangkap sesuai dengan jumlah pihak, serta ditambah 4 rangkap untuk Majelis dan Arsip. Salinandokumen atau surat-surat yang berupa foto copy harus dilegalisir sesuai dengan aslinya oleh Pejabat yang berwenangPanitera Pengadilan NegeriPengadilan Niaga Jakarta Pusat. Apabila salinandokumen atau surat-surat yang dibuat di Luar Negeri harus disahkan oleh kedutaanPerwakilan Indonesia di Negara tersebut dan selanjutnya diterjemahkan oleh Penterjemah resmi ke dalam Bahasa Indonesia, demikian pula terhadap Salinan Dokumen dan surat-surat yang menyangkut kepailitan ke dalam Bahasa Indonesia. Dokumen atau surat-surat yang harus dilampirkan untuk permohonan kepailitanSesuai dengan ketentuan-ketentuan lampiran UU. Kepailitan No. 4 Tahun 1998 Pasal 1 jo Pasal 2 UUKPKPU No. 37 Tahun 2004, seperti yang telah dijelaskan dalam Bab II buku ini, bahwa kepailitan dapat dilakukan oleh pihak-pihak berikut ini: 1. Debitor sendiri; 2. Seorang atau lebih Kreditornya; 3. Kejaksaan untuk kepentingan Umum; 4. Bank Indonesia BI; 5. Badan Pengawas Pasar Modal BAPEPAM; 6. Menteri Keuangan. Terkait dengan proses pengajuan permohonan kepailitan yang dilakukan oleh para pihak tersebut juga harus diperhatikan mengenai dokumen atau surat yang harus dipenuhi atau dilampirkan yaitu sebagai berikut: a. Surat permohonan bermaterai yang ditujukan kepada Ketua Pengadilan Negeri Pengadilan Niaga Jakarta Pusat b. Izin Pengacara kartu pengacara c. Surat Kuasa Khusus d. Akta Pendaftaran Perusahaan Tanda Daftar Perusahaan yayasan asosiasi yang dilegalisir dicap oleh kantor Perdagangan paling lambat 1 satu Minggu sebelum permohonan didaftarkan. e. Surat Perjanjian utang Loan Agreement atau bukti lainnya yang menunjukkan adanya utang. f. Perincian utang yang tidak terbayar. g. Nama serta alamat masing-masing kreditor debitor.

5. Akibat Hukum Keputusan Pailit