Re ligio s ita s Ra kya t
Re ligio s ita s Ra kya t
Para pekerja in stitut m em aham i bahwa ada berm acam lapis pen in dasan terhadap rakyat. Kolon ialism e Portugis dan m iliterism e In don esia m em an g n am pak di perm ukaan , tapi bukan berarti bahwa pen in dasan han ya berhen ti di tin gkat itu. Rakyat Tim or Lorosae selam a ratusan tahun juga hidup dalam budaya feodal, eksploitasi oleh tuan -tuan tan ah dan raja-raja kecil yan g dian gkat oleh pen guasa kolon ial un tuk m en jadi tuan atas kaum n ya sen diri. Ada juga dari m ereka yan g m en ikm ati posisi itu, sekalipun sam a-sam a m en derita di bawah kekuasaan asin g.
Realitas in i m en ggan ggu pikiran Man a Lou dan m em bawan ya berken alan den gan ide-ide teolog terken al Leon ado Boff yan g m en ulis buku Igreja Carism a e Poder, Ensaios de Eclesiologia M ilitan te, pada tahun 198 2. Di sin i Boff m en guraikan pan dan gan n ya bahwa gereja sudah seharusn ya berpijak pada realitas. Khusus di Dun ia Ketiga gereja yan g m en gagun gkan posisin ya sen diri tern yata justru m en dukun g pen in dasan , seperti terjadi di ban yak n egara jajahan . Kritik Boff m en jadi dasar bagi Man a Lou saat m en yusun skripsi dan juga m erum uskan dasar-dasar kegiatan In stitut Sekulir. Seluruh en ergin ya kem udian dikerahkan un tuk m en gkritik hirarki gereja m elalui kerja, bukan sekadar m en ulis sin diran dan bergun jin g di belakan g sam bil m en ikm ati segala fasilitas yan g disediakan oleh hirarki itu.
Bagi Man a Lou, gereja tidak bisa m en gajar bagaim an a oran g m en jadi saleh. Sebalikn ya gereja harus m elihat apa yan g selam a in i dipraktekkan oleh m asyarakat. Mision aris Portugis sejak awal kedatan gan n ya m em perken alkan n ilai Kristian i m elalui devosi (un juk kesetiaan ) kepada sim bol- sim bol, para san to len gkap den gan segala pesta yan g terkait den gan n ya. Dari perspektif kritis, praktek sem acam in i ten tu sudah “ketinggalan zaman”, tapi bagaimanapun gereja harus bertolak dari apa yan g ada, dan m en coba m em buat perubahan den gan kekuatan m asyarakat sen diri.
Rakyat m em iliki caran ya sen diri un tuk m en gem ban gkan keim an an atau religiositas. Dan den gan keim an an pula oran g bertahan m en ghadapi segala ben tuk pen in dasan dan siksaan selam a berabad-abad. Dalam situasi pen deritaan yan g hebat, agam a dan keim an an m en jadi satu- satun ya pegan gan yan g tidak dapat diram pas. Perjuan gan kem erdekaan Tim or Lorosae juga m em buktikan agam a berperan pen tin g un tuk m en eguhkan sikap m elawan pen in dasan . Agam a dalam hal in i sun gguh-sun gguh m en jadi m ilik rakyat dan m em iliki arti tersen diri dalam kehidupan m asyarakat. Keim an an tidak terbatas pada pem ujaan terhadap sim bol-sim bol. Kolon ialism e Portugis dan m iliteris In don esia tidak m em aham i sem ua in i, seperti terlihat dari patun g Kristus Raja di ujun g tim ur kota Dili. “Rakyat tahu bahwa patung itu bukan milik m ereka, m aka ham pir tidak ada oran g yan g datan g berziarah ke san a, ” kata Mana Lou. “Itu patun g Kristus Politicus, han ya ben da yan g dibuat un tuk m erebut sim pati rakyat. ”
Religiositas rakyat berkem ban g di basis-basis, dari pertem uan berkala un tuk m em bahas n ilai- n ilai Kristian i di pem ukim an kum uh, desa atau dusun dan ladan g pertan ian . Para pen dam pin g, begitulah Man a Lou m en yebut pekerja gerejan ya, m en gajar sekaligus belajar m en dalam i keim an an berdasarkan praktek kehidupan sehari-hari. Pen gem ban gan im an m en urutn ya han ya berm akn a jika dapat m en jadi sum ban gan dan m em beri kualitas baru bagi gerak m em bebaskan diri dari belen ggu pen in dasan , baik di bidan g sosial, ekon om i m aupun politik. Ketika basis-basis berkem ban g m en jadi organ isasi swadaya, ketika um at sadar dan tidak m em percayai segala m an ipulasi, seperti kecuran gan dalam pem ilihan um um , atau patern alism e n egara, dan m am pu ban gkit sen diri, m aka religiositas tum buh bersam an ya.