Apa itu Model Learning Cycle 5E?

b. Apa itu Model Learning Cycle 5E?

Siklus Belajar (Learning Cycle) atau dalam penulisan ini disingkat LC adalah suatu model pembelajaran dengan pendekatan konstruktivis. Konstruktivis mengembangkan pemikiran peserta didik akan belajar lebih bermakna dengan cara bekerja sendiri, menemukan sendiri, dan mengkonstruksi sendiri pengetahuan dan keterampilan barunya. Ada lima elemen belajar yang konsruktivistik menurut Hakiim (2007:47) yaitu: (1) pengaktifan pengetahuan yang sudah ada (activating knowledge),

(2) pemerolehan pengetahuan baru (acquiring knowledge), (3) pemahaman pengetahuan (understanding knowledge), (4) mempraktekkan pengetahuan dan pengalaman (applying knowledge), (5) melakukan refleksi terhadap strategi pengembangan pengetahuan tersebut (reflecting knowledge).

Model pembelajaran siklus pertama kali diperkenalkan oleh Robert Karplus dalam Science Curriculum Improvement Study /SCIS ( Trowbridge & Bybee, 1996). Siklus belajar pada mulanya terdiri tiga tahap kegiatan (fase) yaitu: (1) eksplorasi (exploration), (2) pengenalan konsep (concept introduction), dan (3) aplikasi konsep (concept application). Pada proses selanjutnya, tiga tahap siklus tersebut mengalami pengembangan. Menurut Lorsbach (dalam Wena, 2009:171), tiga siklus tersebut saat ini dikembangkan menjadi lima tahap yaitu: (1) pembangkit minat (engagement), (2) eksplorasi (exploration), (3) penjelasan (explanation), (4) elaborasi (elaboration), dan (5) evaluasi (evaluation). Tahapan ini harus dilakukan semuanya dengan urutan di atas. Untuk lebih jelasnya dapat diperhatikan pada Gambar 1.

Gambar 1. The 5E Learning Cycle Model (Lorsbach, A. W. 2002) Kelima tahapan di atas adalah hal-hal yang harus dilakukan dalam menerapkan

model Learning Cycle 5E. Guru dan peserta didik mempunyai peranan masing-masing dalam setiap kegiatan pembelajaran. Kegiatan guru dan siswa selama proses pembelajaran menurut Wena (2009:173) dengan menerapkan model Learning Cycle

5E adalah sebagai berikut:

1) Tahap Pembangkitan Minat (engagement)

Kegiatan guru: membangkitkan minat dan keingintahuan siswa, mengajukan pertanyaan tentang proses faktual dalam kehidupan sehari-hari (yang berhubungan dengan topik bahasan), mengkaitkan topik yang dibahas dengan pengalaman siswa, Kegiatan guru: membangkitkan minat dan keingintahuan siswa, mengajukan pertanyaan tentang proses faktual dalam kehidupan sehari-hari (yang berhubungan dengan topik bahasan), mengkaitkan topik yang dibahas dengan pengalaman siswa,

Kegiatan siswa: mengembangkan minat/ rasa ingin tahu terhadap topik bahasan, memberikan respon terhadap pertanyaan guru, berusaha mengingat pengalaman sehari-hari dan menghubungkan dengan topik pembelajaran yang akan dibahas.

2) Eksplorasi (exploration)

Kegiatan guru: membentuk kelompok, memberi kesempatan untuk bekerja sama dalam kelompok kecil secara mandiri, guru berperan sebagai fasilitator, mendorong siswa untuk menjelaskan konsep dengan kalimat mereka sendiri, meminta bukti dan klarifikasi penjelasan siswa, mendengar secara kritis penjelasan antarsiswa, meminta bukti dan klarifikasi penjelasan siswa, mendengar secara kritis penjelasan antar siswa, memberi definisi dan penjelasan dengan memakai penjelasan siswa terdahulu sebagai dasar diskusi.

Kegiatan siswa: membentuk kelompok dan berusaha bekerja dalam kelompok, Membuat prediksi baru, mencoba alternatif pemecahan dengan teman sekelompok, mencatat pengamatan, serta mengembangkan ide-ide baru, menunjukkan bukti dan memberi klarifikasi terhadap ide-ide baru, mencermati dan berusaha memahami penjelasan guru.

3) Penjelasan (explanation)

Kegiatan Guru: mendorong siswa untuk menjelaskan konsep dengan kalimat mereka sendiri, meminta bukti dan klarifikasi penjelasan siswa, mendengar secara kritis penjelasan antar siswa atau guru,dan memandu diskusi.

Kegiatan Siswa: mencoba memberi penjelasan terhadap konsep yang ditemukan, Menggunakan penga-matan dan catatan dalam memberikan penjelasan, melakukan pembuktian terhadap konsep yang diajukan, mendiskusikan.

4) Elaborasi (elaboration)

Kegiatan Guru: Mengingatkan siswa pada penjelasan alternatif dan mempertimbangkan data / bukti saat mereka mengekplorasi situasi baru, mendorong dan memfasilitasi siswa mengaplikasi konsep/ keterampilan dalam setting yang baru/lain.

Kegiatan siswa: menerapkan konsep dan keterampilan dalam situasi baru dan meng-gunakan label dan definisi formal, bertanya, mengusulkan pemecahan, membuat keputusan, melakukan percobaan, dan pengamatan.

5) Evaluasi (evaluation)

Kegiatan Guru: mengamati pengetahuan atau pemahaman siswa dalam hal penerapan konsep baru, mendorong siswa melakukan evaluasi diri, mendorong siswa memahami kekurangan / kelebihannya dalam kegiatan pembelajaran.

Kegiatan Siswa: mengevaluasi belajarnya sendiri dengan mengajukan pertanyaan terbuka dan mencari jawaban yang menggunakan observasi, bukti, dan penjelasan yang diperoleh sebelumnya, mengambil kesimpulan lanjut atas situasi belajar yang dilakukannya, melihat dan menganalisis kekurangan / kelebihannya dalam kegiatan pembelajaran

Berdasarkan pada tahapan-tahapan model Learning Cycle 5E di atas, terlihat bahwa proses pembelajaran bukan lagi sekedar transfers ilmu pengetahuan dari guru ke peserta didik. Proses perolehan konsep yang berorientasi pada keterlibatan dapat meningkatkan kompetensi peserta didik dalam pembelajaran. Peserta didik dapat mempelajari materi secara bermakna dengan bekerja dan berfikir, pengetahuan dikonstruksi dari pengalaman peserta didik melalui penyelidikan dan penemuan untuk memecahkan masalah. Dengan demikian keterampilan proses sains peserta didik dapat digali dengan menerapkan model Learning Cycle 5E.