Strategi Pembelajaran Holistik Pendidikan Karakter Bangsa

5. Strategi Pembelajaran Holistik Pendidikan Karakter Bangsa

Dalam bahasa Inggris, holistik berasal dari kata holy dan healty. Orang yang bijak itu biasanya disebut holinan, karena ia berkembang secara menyeluruh atau secara utuh. Pintar dan juga bermoral, tidak licik, tidak suka iri maupun dengki terhadap orang lain, dan tidak suka menghujat orang. Secara holistik, kesalahan yang terjadi pada diri seseorang dari berbagai aspek diperbaiki dan dikembangkan, sehingga Dalam bahasa Inggris, holistik berasal dari kata holy dan healty. Orang yang bijak itu biasanya disebut holinan, karena ia berkembang secara menyeluruh atau secara utuh. Pintar dan juga bermoral, tidak licik, tidak suka iri maupun dengki terhadap orang lain, dan tidak suka menghujat orang. Secara holistik, kesalahan yang terjadi pada diri seseorang dari berbagai aspek diperbaiki dan dikembangkan, sehingga

Ratna Megawangi, pendiri Indonesia Heretage Foundation (IHF) berpendapat, bahwa pendidikan dinyatakan holistik karena hol artinya menyeluruh. Membangun manusia bukan hanya dimensi kognitif saja, tetapi juga menyeimbangkan fungsi otak kiri (hafalan) dan otak kanan, karena selama ini hanya otak kiri saja (hafalan) yang lebih diutamakan, sehingga membuat negara kita tidak berkembang dan output nya belum bisa menjadi manusia seutuhnya.

Character Education Quality Standards merekomendasikan 11 prinsip untuk mewujudkan pendidikan karakter yang efektif, yaitu: 1) Promosi nilai-nilai dasar etika sebagai basis karakter, 2) Identifikasi karakter secara komprehensif supaya mencakup pemikiran, perasaan dan perilaku, 3) Gunakan pendekatan proaktif dan efektif untuk membangun karakter, 4) Ciptakan komunitas sekolah yang memiliki kepedulian, 5) Beri kesempatan kepada anak didik untuk menunjukkan perilaku yang baik, 6) Miliki cakupan kurikulum yang bermakna dan menantang yang menghargai semua anak didik, membangun karakter dan membantu mereka untuk sukses, 7) Usahakan tumbuhnya motivasi diri pada anak didik, 8) Fungsikan seluruh staf lembaga sebagai komunitas moral yang berbagi tanggung jawab untuk pendidikan karakter dan setia pada nilai dasar yang sama, 9) Ada pembagian kepemimpinan moral dan dukungan luas dalam membangun inisiatif pendidikan karakter, 10) Fungsikan keluarga dan anggota masyarakat sebagai mitra dalam usaha membangun karakter, dan 11) Evaluasi karakter lembaga, fungsi staf lembaga sebagai pendidik berkarakter, dan manifestasi karakter positif dalam kehidupan anak didik.

Keberhasilan program pembelajaran holistik pendidikan karakter dapat diketahui melalui pencapaian indikator oleh peserta didik meliputi : 1) Mengamalkan ajaran agama yang dianut sesuai dengan tahap perkembangan remaja; 2) Memahami kekurangan dan kelebihan diri sendiri; 3) Menunjukkan sikap percaya diri; 4) Mematuhi aturan-aturan sosial yang berlaku dalam lingkungan yang lebih luas; 5) Menghargai keberagaman agama, budaya, suku, ras, dan golongan sosial ekonomi; 6) Mencari dan menerapkan informasi dari lingkungan sekitar dan sumber-sumber lain secara logis, kritis, dan kreatif; 7) Menunjukkan kemampuan berpikir logis, kritis, kreatif, dan inovatif; 8) Menunjukkan kemampuan belajar secara mandiri sesuai Keberhasilan program pembelajaran holistik pendidikan karakter dapat diketahui melalui pencapaian indikator oleh peserta didik meliputi : 1) Mengamalkan ajaran agama yang dianut sesuai dengan tahap perkembangan remaja; 2) Memahami kekurangan dan kelebihan diri sendiri; 3) Menunjukkan sikap percaya diri; 4) Mematuhi aturan-aturan sosial yang berlaku dalam lingkungan yang lebih luas; 5) Menghargai keberagaman agama, budaya, suku, ras, dan golongan sosial ekonomi; 6) Mencari dan menerapkan informasi dari lingkungan sekitar dan sumber-sumber lain secara logis, kritis, dan kreatif; 7) Menunjukkan kemampuan berpikir logis, kritis, kreatif, dan inovatif; 8) Menunjukkan kemampuan belajar secara mandiri sesuai

15) Menerapkan hidup bersih, sehat, aman, dan memanfaatkan waktu luang dengan baik; 16) Berkomunikasi dan berinteraksi secara efektif dan santun; 17) Memahami hak dan kewajiban diri dan orang lain dalam pergaulan di masyarakat; 18) Menghargai adanya perbedaan pendapat; 19) Menunjukkan kegemaran membaca dan menulis naskah pendek sederhana; 20) Menunjukkan keterampilan menyimak, berbicara, membaca, dan menulis berbahasa Indonesia dan bahasa Inggris sederhana; 21) Menguasai pengetahuan yang diperlukan untuk mengikuti pendidikan lanjutan; dan

22) Memiliki jiwa kewirausahaan. Pembelajaran holostik menerapkan teori-teori sosial, emosi, kognitif, fisik, moral, dan spiritual. Model ini diharapkan dapat membuat setiap anak didik untuk berkembang sebagai individu yang terintegrasi dengan baik (secara spiritual, intelektual, sosial, fisik, dan emosi, yang berpikir kreatif secara mandiri, dan bertanggung jawab). Strategi Pendidikan Holistik Berbasis Karakter dapat mempraktekkan model atau metode-metode pembelajaran berikut, yaitu: Pendidikan yang Patut dan Menyenangkan; Pembelajaran yang Ramah Otak; Kecerdasan Emosi; Komunikasi Efektif; Penerapan Pendidikan 9 Pilar Karakter; Pembelajaran Kontekstual/Kooperatif; Pembelajaran Berbasis Pertanyaan; Manajemen Kelas Efektif; Pembelajaran Siswa Aktif; Aplikasi Model Karakter-Cerdas Klasikal; Aplikasi Model Karakter-Cerdas Kelompok; dan lain-lain.