Lomba Fisika SMP/MTs Se Sumatera Barat

b. Lomba Fisika SMP/MTs Se Sumatera Barat

Lomba Fisika SMP/MTs dilaksanakan oleh Himpunan Mahasiswa Fisika (HMJ Fisika) FMIPA merupakan lomba fisika ke- 8. Lomba ini dilaksanakan beriringan dengan lomba fisika tingkat SMA/MA yang ke -16. Lomba ini digunakan sebagai ajang kompetisi untuk menguji sejauh mana kemampuan yang dimiliki siswa dalam menguasai materi dan konsep IPA Fisika dan sebagai solusi untuk mengatasi problema pembelajaran fisika sekolah dan kehidupan sehari-hari. Lomba Fisika yang dilaksanakan oleh HMJ Fisika ini dilaksanakan untuk meningkatkan paranan mahasiswa dalam meningkatkan mutu pendidikan fisika di sekolah menengah. Tujuan kegiatan lomba ini adalah untuk pengaktifkan potensi siswa di sekolah menengah, mengetahui profil kemampuan fisika siswa SMP/MTs dan SMA/MA, mengetahui problematika pembelajaran fisika beserta solusinya dan mengetahui perkembangan isu mutahir dunia fisika.

Hal ini didasarkan kepada konsep bahwa motivasi adalah dorongan yang timbul pada diri seseorang untuk berperilaku dalam mencapai tujuan yang telah ditentukan. Motivasi merupakan sesuatu proses psikologis yang mencerminkan interaksi antara sikap, kebutuhan, persepsi dan keputusan yang terjadi pada diri seseorang. Motivasi sebagai proses psikologis timbul diakibatkan oleh faktor di dalam diri seseorang itu sendiri yang disebut intrinsik atau faktor di luar diri yang disebut faktor ekstrinsik. Motivasi berprestasi merupakan bekal untuk meraih sukses. Sukses berkaitan dengan perilaku 'produktif dan selalu menjaga 'kualitas* produknya. Motivasi berprestasi merupakan konsep personal yang inheren yang merupakan faktor pendorong untuk meraih atau mencapai sesuatu yang diinginkannya agar meraih kesuksesan. Untuk Hal ini didasarkan kepada konsep bahwa motivasi adalah dorongan yang timbul pada diri seseorang untuk berperilaku dalam mencapai tujuan yang telah ditentukan. Motivasi merupakan sesuatu proses psikologis yang mencerminkan interaksi antara sikap, kebutuhan, persepsi dan keputusan yang terjadi pada diri seseorang. Motivasi sebagai proses psikologis timbul diakibatkan oleh faktor di dalam diri seseorang itu sendiri yang disebut intrinsik atau faktor di luar diri yang disebut faktor ekstrinsik. Motivasi berprestasi merupakan bekal untuk meraih sukses. Sukses berkaitan dengan perilaku 'produktif dan selalu menjaga 'kualitas* produknya. Motivasi berprestasi merupakan konsep personal yang inheren yang merupakan faktor pendorong untuk meraih atau mencapai sesuatu yang diinginkannya agar meraih kesuksesan. Untuk

Weiner (1985) seorang ahli psikologi dari Amerika Serikat mengemukakan bahwa hal-hal yang menyebabkan kegagalan atau kesuksesan adalah : (1) usaha, (2) kemampuan. (3) orang lain, (4) emosi, (5) tingkat kesulitan tugas, dan (6) keberuntungan. Berkaitan dengan usaha dan kemampuan. Bendura (1992) mengemukakan bahwa bila seseorang memiliki rasa yang kuat tentang kemampuan dirinya maka akan mendesak usaha yang lebih besar untuk menyelesaikan tugas-tugas yang menantang dari pada orang yang memiliki keraguan diri akan kemampuannya. Adanya perasaan mampu (untuk berprestasi) yang dimiliki oleh seseorang, akan memberikan kontribusi yang sangat besar pada aspek percaya diri, yaitu bahwa ia akan merasa yakin dengan kemampuannya untuk dapat mencapai suatu prestasi tertentu.

Oleh karena itu, motivasi belajar sangat urgen dalam peningkatan perolehan belajar. Dalam khasanah kepustakaan kependidikan, motivasi sering disebut secara berulang sebagai variabel yang banyak menentuk perolehan belajar. Bahkan, orang yang sukses disegala bidang, lebih banyak disebabkan oleh tingginya motivasi yang mereka punyai. Juga untuk belajar diperlukan motivasi "motivation is an essential condition of learning ". Hasil belajarpun banyak ditentukan oleh motivasi. Semakin tepat motivasi yang diberikan pendidik, semakin berhasil pelajaran itu dilaksanakan.

Kompetisi atau perlombaan dapat menigkatkan hasil belajar siswa. Hal senada diungkapkan Yohanes (2003) bahwa semangat kompetisi secara tidak langsung telah meperbaiki mutu para pelajar (siswa). Adanya semangat kompetisi ini, dengan sendirinya siswa mepersiapkan diri jauh sebelum kompetisi dilaksanakan. Berarti siswa selalu belajar, berkerja untuk meningkatkan kemampaunnya. Semangat berkompetisi akan berdampak terhadap sikap optimis dan rasa percaya diri siswa. Sikap seperti ini diperkirakan akan dapat mengurangi kebiasaan curang siswa saat menghapai ujian. Dampak berikutnya bagi siswa adalah dapat meningkatkan kecintaan Kompetisi atau perlombaan dapat menigkatkan hasil belajar siswa. Hal senada diungkapkan Yohanes (2003) bahwa semangat kompetisi secara tidak langsung telah meperbaiki mutu para pelajar (siswa). Adanya semangat kompetisi ini, dengan sendirinya siswa mepersiapkan diri jauh sebelum kompetisi dilaksanakan. Berarti siswa selalu belajar, berkerja untuk meningkatkan kemampaunnya. Semangat berkompetisi akan berdampak terhadap sikap optimis dan rasa percaya diri siswa. Sikap seperti ini diperkirakan akan dapat mengurangi kebiasaan curang siswa saat menghapai ujian. Dampak berikutnya bagi siswa adalah dapat meningkatkan kecintaan

Sedangkan dampaknya bagai guru adalah guru akan berusaha memperbaiki pola pembelajaran fisika (Yohanes: 2003). Kodisi ini akan mendorong selalu menambah pengetahuanya baik secara formal (mengikuti penataran, pelatihan) maupun non formal (berdiskusi dengan sejawat, meningkat keinginan membaca). Guru akan selalu merasa ditantang meningkatkan potensi diri.